Prosesi pernikahan dalam tradisi Islam mencapai puncaknya ketika ijab kabul dilakukan. Momen sakral ini adalah penanda resmi terjalinnya ikatan suci antara seorang pria dan wanita. Namun, keindahan upacara tidak berhenti pada pengucapan janji tersebut. Ada serangkaian ungkapan dan tradisi yang segera menyusul, menjadi penutup manis dari ritual inti tersebut.
Apa yang sering diucapkan setelah ijab kabul dilakukan? Jawabannya bervariasi tergantung budaya dan konteks regional, namun semuanya berpusat pada doa, restu, dan ucapan selamat atas dimulainya babak baru kehidupan. Di antara semua ungkapan tersebut, ada satu frasa yang memiliki resonansi universal dalam konteks pernikahan Muslim.
Barakallahu Laka (Barakallahu Lakuma)
Ungkapan yang paling umum dan paling diharapkan terdengar setelah 'Qabul' diucapkan adalah doa keberkahan. Ungkapan utama yang diucapkan oleh penghulu, saksi, atau bahkan para tamu yang hadir adalah "Barakallahu laka (atau lakuma)". Secara harfiah, ini berarti "Semoga Allah memberikan berkah kepadamu (kalian)".
Frasa ini bukan sekadar basa-basi. Ia adalah esensi spiritual dari pernikahan itu sendiri—memohon agar kehidupan rumah tangga yang baru dibina senantiasa berada di bawah naungan rahmat dan keberkahan Ilahi. Ketika penghulu atau wali mengucapkan ini, ia mengesahkan secara spiritual apa yang baru saja diikrarkan secara hukum. Respons yang dianjurkan setelah mendengar doa ini adalah jawaban yang juga berisi doa, yaitu "Wa baraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khair" (Semoga Allah memberkahi kalian berdua dan mengumpulkan kalian dalam kebaikan).
Peran Ucapan Selamat dan Tradisi Menggembirakan
Setelah doa keberkahan dilantunkan, suasana seketika berubah dari tegang dan khidmat menjadi penuh suka cita. Di momen inilah, ucapan selamat mulai mengalir deras. Dalam konteks Indonesia, ungkapan yang sering diucapkan setelah ijab kabul adalah variasi dari "Selamat ya!", atau "Selamat menempuh hidup baru!". Ucapan ini berfungsi sebagai validasi sosial dan ungkapan kebahagiaan komunitas atas bersatunya dua insan.
Selain ucapan verbal, beberapa tradisi ringan sering menyertai momen segera setelah akad. Misalnya, penyerahan mahar secara resmi (jika belum dilakukan sebelumnya), atau momen di mana pengantin pria mencium kening pengantin wanita untuk pertama kalinya sebagai pasangan sah suami istri. Momen ini sering kali diiringi sorakan dan tepuk tangan, menandakan berakhirnya masa penantian dan dimulainya kebersamaan yang sesungguhnya.
Mengapa Ungkapan Setelah Akad Begitu Penting?
Pentingnya ungkapan setelah ijab kabul terletak pada fungsi psikologis dan spiritualnya. Secara psikologis, ucapan keberkahan dan selamat memberikan dukungan emosional yang luar biasa bagi pengantin yang baru saja mengambil tanggung jawab besar. Mereka merasa didukung oleh keluarga dan komunitas.
Secara spiritual, pernikahan dipandang sebagai ibadah yang panjang. Doa yang diucapkan saat itu diyakini memiliki kekuatan besar karena diucapkan pada waktu mustajab, yaitu saat dua jiwa baru saja terikat atas nama Allah SWT. Oleh karena itu, frasa seperti "Barakallahu lakuma" bukan hanya formalitas, melainkan juga permohonan langsung agar cinta mereka diberkahi dan dilindungi dari segala ujian.
Singkatnya, momen setelah ijab kabul dilakukan sering diucapkan adalah rentetan doa dan restu. Mulai dari doa yang bersifat transendental (Barakallahu) hingga ucapan restu yang bersifat sosial (Selamat menempuh hidup baru). Semua ungkapan ini bertujuan mematrikan janji suci tersebut, tidak hanya di hadapan manusia, tetapi juga di hadapan Sang Pencipta, sebagai fondasi terkuat bagi biduk rumah tangga yang akan mereka arungi bersama.