Akad nikah adalah momen sakral yang menjadi puncak janji suci antara dua insan di hadapan Allah SWT dan para saksi. Bagi seorang wanita (calon mempelai wanita), momen ini seringkali dibarengi dengan rasa haru, gugup, sekaligus syukur yang mendalam. Meskipun fokus utama sering tertuju pada ijab kabul yang diucapkan oleh mempelai pria, persiapan spiritual dan bacaan yang dihayati oleh wanita memiliki peranan penting dalam menenangkan jiwa dan memantapkan niat.
Dalam konteks syariat Islam, peran wanita saat ijab kabul seringkali adalah mendengarkan dengan saksama, menerima, dan mempersiapkan diri secara batiniah. Namun, persiapan mental dan spiritual ini harus didahului dengan pemahaman mendalam mengenai makna dari ikatan yang akan terjalin.
Fokus Batin dan Niat yang Murni
Salah satu 'bacaan' terpenting bagi wanita saat akad adalah bukan berupa teks yang diucapkan, melainkan niat yang difokuskan dalam hati. Sebelum prosesi dimulai, sangat dianjurkan untuk memanjatkan doa dalam hati:
- Memohon kemudahan agar hati tidak gemetar dan lisan tidak kelu saat momen krusial.
- Meniatkan pernikahan ini semata-mata untuk mencari ridha Allah, membangun keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.
- Mengucapkan syukur atas rahmat dipertemukan dengan pasangan yang dipilih.
Fokus batin ini berfungsi sebagai penenang alami. Ketika jiwa telah terikat pada tujuan ilahiah pernikahan, kegugupan duniawi akan berkurang drastis.
Mendengarkan dengan Tadabbur (Perenungan)
Selama calon suami mengucapkan ijab kabul, meskipun suara mungkin teredam oleh suasana emosional, seorang wanita dituntut untuk mendengarkan setiap kata dengan tadabbur. Kata-kata seperti "Saya nikahkan engkau dan saya kawinkan engkau dengan..." harus dipahami sebagai serah terima amanah agung. Bacaan dalam hati saat ini adalah doa agar penerimaan (qabul) yang akan ia sampaikan (jika diperlukan, misalnya dalam beberapa tradisi melalui wali atau isyarat) menjadi penerimaan yang sah secara syariat.
Beberapa literatur klasik menyarankan wanita untuk secara mental mengucapkan "Qobiltu" (Saya terima) bersamaan dengan ucapan mempelai pria, meskipun secara teknis penerimaan sah melalui wali atau ucapan langsung mempelai wanita di beberapa mazhab. Intinya adalah afirmasi batin bahwa ia telah siap dan setuju sepenuhnya.
Doa Khusus Setelah Akad Selesai
Setelah prosesi ijab kabul dinyatakan sah oleh penghulu atau petugas KUA, momen pembacaan doa bersama menjadi saat penting bagi kedua mempelai. Meskipun dibacakan oleh pemuka agama, wanita perlu menyertai dengan khusyuk. Doa yang umum dibaca adalah doa keberkahan pernikahan, seperti permohonan agar pernikahan ini diberkahi dan menjadi ibadah terpanjang dalam hidup.
Selain doa resmi, bacaan pribadi yang dapat dipanjatkan wanita setelah akad selesai meliputi:
- Memohon agar dirinya menjadi istri yang shalihah, penyejuk mata bagi suami, dan penjaga kehormatan rumah tangga.
- Meminta kekuatan untuk menjalani peran sebagai madrasah pertama bagi anak-anak kelak.
- Doa agar cinta di antara mereka tidak pernah lekang oleh waktu, senantiasa dijaga oleh Allah SWT.
Memperkuat Fondasi Spiritual
Akad nikah bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah perjalanan baru. Bacaan spiritual yang dipersiapkan wanita tidak berhenti di altar. Memahami bahwa pernikahan adalah ibadah memerlukan komitmen harian untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Persiapan mental yang matang akan membantu melewati ujian rumah tangga dengan kepala dingin dan hati yang berlandaskan iman.
Dengan persiapan batin yang kuat, wanita memasuki gerbang pernikahan bukan hanya sebagai pasangan, tetapi sebagai mitra ibadah yang siap mengemban tanggung jawab besar di hadapan Rabb-nya. Kunci utama adalah ketenangan yang berasal dari keyakinan penuh terhadap ketetapan Allah dan tujuan mulia dari ikatan suci ini.