Mata yang mengeluarkan air mata adalah respons alami tubuh terhadap iritasi, emosi, atau perubahan lingkungan. Namun, ketika proses menangis atau mata berair disertai dengan rasa perih, ini bisa menjadi indikasi adanya masalah yang lebih serius atau iritasi yang signifikan. Rasa perih ini seringkali membuat ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan mata terasa perih ketika air mata diproduksi. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama menuju penanganan yang tepat.
Meskipun terdengar paradoks, mata kering seringkali memicu produksi air mata berlebih sebagai mekanisme kompensasi. Ketika kualitas atau kuantitas air mata tidak memadai, mata menjadi teriritasi. Air mata refleks yang dihasilkan untuk mengatasi iritasi ini seringkali memiliki komposisi yang kurang baik (terlalu banyak komponen air), sehingga tidak mampu melumasi mata secara efektif dan justru menyebabkan sensasi perih dan terbakar.
Paparan terhadap zat-zat iritan di udara adalah penyebab paling umum. Ini termasuk asap rokok, polusi udara, debu, angin kencang, atau bahan kimia seperti klorin di kolam renang. Ketika zat asing masuk ke mata, tubuh merespons dengan mengeluarkan air mata dalam jumlah besar untuk membersihkannya. Proses pembersihan ini disertai dengan sensasi perih karena lapisan pelindung mata (kornea) teriritasi.
Reaksi alergi terhadap serbuk sari, bulu hewan, atau tungau debu dapat menyebabkan mata meradang. Peradangan ini memicu pelepasan histamin, yang menyebabkan mata merah, gatal, dan sangat perih saat berair. Air mata yang keluar saat alergi seringkali terasa lebih menusuk daripada air mata normal.
Konjungtivitis (mata merah) yang disebabkan oleh bakteri atau virus dapat menyebabkan mata berair dan perih hebat. Selain itu, peradangan pada kelopak mata (blefaritis) atau kelenjar minyak di kelopak mata juga dapat mengganggu lapisan air mata normal, menyebabkan rasa perih yang kronis saat mata terbuka atau menangis.
Lensa kontak yang tidak bersih, terlalu lama dipakai, atau lensa yang tidak sesuai dapat mengiritasi permukaan mata. Ketika lensa kontak menggesek mata atau menahan kotoran, mata akan memproduksi air mata sebagai upaya perbaikan, yang seringkali disertai rasa tidak nyaman dan perih.
Penanganan yang tepat sangat bergantung pada penyebab dasarnya. Namun, ada beberapa langkah umum yang dapat mengurangi ketidaknyamanan saat mata perih saat mengeluarkan air mata.
Untuk mata yang perih akibat iritasi ringan atau kelelahan, menggunakan kompres dingin dapat memberikan sensasi menenangkan seketika. Jika perih diduga terkait dengan penyumbatan kelenjar minyak (seperti pada blefaritis), kompres hangat selama 10 menit beberapa kali sehari dapat membantu melancarkan aliran minyak dan mengurangi peradangan.
Meskipun terasa gatal atau perih, mengucek mata hanya akan memperparah iritasi. Mengucek dapat merusak permukaan kornea dan menyebarkan alergen atau infeksi yang mungkin menjadi penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah mata kering, tetes mata pelumas atau air mata buatan tanpa pengawet dapat sangat membantu. Cairan ini berfungsi menggantikan air mata alami yang kurang berkualitas, memberikan lapisan pelindung yang lebih baik, dan mengurangi rasa perih saat mata berair.
Jika Anda mencurigai iritasi lingkungan atau alergi, kenali pemicunya. Gunakan kacamata pelindung saat beraktivitas di luar ruangan berangin atau berdebu. Jika menggunakan lensa kontak, pastikan untuk membersihkannya secara teratur atau mempertimbangkan untuk memakai kacamata selama beberapa waktu.
Rasa perih saat mata berair yang berlangsung lama atau sangat intens tidak boleh diabaikan. Segera temui dokter spesialis mata jika Anda mengalami gejala tambahan seperti:
Dokter dapat melakukan pemeriksaan mendalam untuk mendiagnosis kondisi seperti keratitis (radang kornea) atau masalah alergi yang memerlukan pengobatan spesifik seperti obat tetes anti-inflamasi atau antibiotik. Kesehatan mata sangat penting, jadi jangan tunda pemeriksaan jika rasa perih terasa mengganggu.