Ikan koki (Carassius auratus) adalah salah satu jenis ikan hias air tawar yang paling populer di seluruh dunia. Dikenal dengan bentuk tubuhnya yang unik, warna-warni cerah, dan sifatnya yang relatif jinak, ikan koki menjadi favorit baik bagi penghobi pemula maupun kolektor berpengalaman. Budidaya ikan koki bukan hanya tentang memelihara, tetapi juga tentang menghasilkan varietas unggul.
Memulai budidaya ikan koki membutuhkan pemahaman dasar mengenai kebutuhan lingkungan hidup mereka. Meskipun ikan koki terkenal tahan banting, kualitas air dan nutrisi sangat menentukan kesehatan dan penampilan fisik mereka. Artikel ini akan mengupas tuntas langkah-langkah penting dalam memulai usaha budidaya ikan koki yang sukses.
Langkah pertama dalam budidaya adalah memilih indukan yang berkualitas. Indukan yang baik akan menghasilkan benih (larva) yang sehat dan memiliki potensi genetik yang baik sesuai varietasnya (misalnya Oranda, Ryukin, Ranchu).
Ikan koki dapat dibudidayakan di kolam tanah, kolam semen, atau akuarium besar. Untuk skala pemula, akuarium atau kolam semen ukuran sedang sangat direkomendasikan karena lebih mudah dalam mengontrol parameter air.
Kunci utama keberhasilan budidaya air tawar adalah menjaga kestabilan kualitas air. Koki sangat sensitif terhadap perubahan kimiawi air.
Pemberian pakan yang tepat mempengaruhi pertumbuhan, warna, dan kesuburan gonad indukan. Ikan koki adalah omnivora yang membutuhkan protein seimbang.
Berikan pakan pelet berkualitas tinggi yang diformulasikan untuk ikan hias. Untuk meningkatkan kecerahan warna (terutama pada varietas merah dan oranye), selingi dengan pakan alami seperti artemia atau cacing darah (bloodworm) sesekali.
Frekuensi pemberian pakan harus disesuaikan dengan usia ikan. Juvenil membutuhkan pakan lebih sering (3-4 kali sehari dalam porsi kecil), sementara ikan dewasa cukup 2 kali sehari. Jangan memberi pakan berlebihan karena sisa makanan akan membusuk dan merusak kualitas air.
Pemijahan alami sering terjadi ketika suhu air sedikit meningkat (misalnya setelah hujan deras) dan kondisi air optimal. Untuk budidaya terencana, indukan biasanya dipindahkan ke kolam pemijahan (breeding tank) yang lebih dangkal dan telah disiapkan.
Telur ikan koki bersifat demersal (melekat pada substrat). Untuk mencegah telur dimakan oleh indukannya sendiri, sediakan media tempat menempel seperti ijuk, serat nilon, atau tanaman air seperti Cabomba. Setelah pemijahan selesai, segera pisahkan indukan dari telur.
Penetasan biasanya memakan waktu 2 hingga 4 hari tergantung suhu. Setelah menetas, larva (benih) akan berenang bebas setelah kantung kuning telurnya terserap. Pada tahap ini, mereka mulai membutuhkan pakan berupa nauplii artemia atau pakan cair khusus larva ikan.
Budidaya yang baik meminimalkan risiko penyakit. Namun, waspada terhadap penyakit umum seperti Ichthyophthirius multifiliis (penyakit bintik putih) dan infeksi bakteri.
Karantina selalu menjadi protokol penting. Pisahkan ikan baru yang Anda beli sebelum dimasukkan ke kolam utama. Jika penyakit muncul, segera isolasi ikan yang sakit dan obati dengan dosis yang tepat sesuai anjuran, sambil memperbaiki parameter air yang mungkin menjadi pemicu stres.