Ikan Tembakang, atau sering juga dikenal dengan nama ilmiah Helostoma temminckii, merupakan salah satu komoditas air tawar yang memiliki potensi besar dalam dunia akuakultur. Dikenal karena bentuk tubuhnya yang pipih seperti cermin dan gerakannya yang khas, ikan ini sangat populer di pasar lokal maupun internasional. Meskipun budidayanya tidak serumit beberapa jenis ikan predator lain, keberhasilan memerlukan pemahaman mendalam mengenai siklus hidup, kebutuhan lingkungan, dan manajemen pakan.
Tembakang memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap berbagai kondisi air, namun untuk mencapai pertumbuhan optimal, parameter kualitas air harus dijaga secara ketat. Selain nilai ekonomisnya sebagai ikan konsumsi, tembakang juga sering dibudidayakan sebagai ikan hias karena warnanya yang bervariasi, mulai dari perak metalik hingga varian yang lebih gelap.
Budidaya tembakang dapat dilakukan di kolam tergenang (tanah), bak semen, atau bahkan jaring apung di danau. Untuk skala rumahan atau pemula, kolam terpal atau bak semen sering menjadi pilihan utama karena lebih mudah dikontrol. Kepadatan tebar harus disesuaikan dengan kemampuan aerasi dan luas permukaan air. Pastikan lokasi terhindar dari predator alami dan mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Kualitas air adalah kunci. Kolam harus dikeringkan, dibersihkan dari kotoran, dan diberi kapur pertanian (dolomit) untuk menetralkan pH. Sebelum benih ditebar, air perlu melalui proses pemupukan alami (jika kolam tanah) atau diisi air bersih dan diendapkan selama beberapa hari. Benih yang ideal berukuran seragam (± 5-7 cm) dan memiliki rasio panjang-tinggi yang baik. Penebaran harus dilakukan sore hari untuk mengurangi stres akibat perubahan suhu mendadak.
Ikan Tembakang adalah omnivora, namun cenderung lebih menyukai pakan alami dan zooplankton di fase awal. Pada masa pemeliharaan, pakan pabrikan dengan kandungan protein antara 25% hingga 30% sangat dianjurkan. Pemberian pakan dilakukan secara teratur 2-3 kali sehari dengan dosis yang tidak berlebihan (sekitar 3-5% dari biomassa total). Sisa pakan yang tidak termakan harus segera dibersihkan untuk menjaga kualitas air.
Parameter kunci yang harus dipantau meliputi:
Penggantian air sebagian (sekitar 20-30%) dapat dilakukan secara rutin, tergantung tingkat pencemaran di kolam.
Masa panen ikan tembakang biasanya bervariasi tergantung target pasar. Untuk konsumsi pasar segar, ukuran panen sekitar 150-250 gram per ekor dapat dicapai dalam waktu 4 hingga 6 bulan pemeliharaan. Pemasaran tembakang sangat menjanjikan karena dagingnya yang gurih dan rendah duri relatif terhadap ukuran tubuhnya.
Ketika mendekati masa panen, frekuensi pemberian pakan dapat dikurangi. Pemanenan dapat dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam atau menggunakan jaring seser besar. Pastikan ikan yang dipanen dalam kondisi sehat dan segar untuk menjaga harga jual yang baik di tangan konsumen.