Panduan Lengkap Cara Memijahkan Ikan Mas di Kolam Rumahan
Ilustrasi Proses Pemijahan Ikan Mas
Memijahkan ikan mas (Cyprinus carpio) di lingkungan budidaya, baik skala rumahan maupun komersial, memerlukan persiapan yang matang. Keberhasilan pemijahan sangat ditentukan oleh kualitas induk, kondisi air, dan teknik pemijahan yang digunakan. Ikan mas adalah salah satu komoditas air tawar paling populer di Indonesia, sehingga penguasaan teknik reproduksinya sangat penting bagi peternak.
1. Seleksi dan Persiapan Induk Ikan Mas
Kunci utama keberhasilan pemijahan adalah memilih induk yang berkualitas. Induk yang baik memiliki tingkat kesuburan tinggi dan menghasilkan benih yang sehat.
Kriteria Induk Jantan dan Betina
Induk Jantan: Biasanya memiliki tubuh yang lebih ramping dan ramping di bagian perut. Ketika perutnya diurut perlahan, akan keluar cairan putih kental (sperma). Umur ideal biasanya 2-3 tahun dengan berat minimal 0,5 kg.
Induk Betina: Perutnya lebih besar, bulat, dan lunak saat disentuh, terutama di area kloaka. Jika perut diurut, akan keluar telur berwarna kuning hingga oranye. Induk betina siap memijah seringkali menunjukkan kemerahan pada lubang kelaminnya.
Perkawinan Suntik (Hormonasi)
Meskipun ikan mas dapat memijah secara alami, untuk mengontrol waktu dan meningkatkan efisiensi, seringkali dilakukan pemijahan buatan dengan bantuan hormon (hCG atau Ovopel). Proses ini harus dilakukan oleh tenaga terlatih karena dosis hormon sangat krusial.
Catatan Penting: Jika Anda baru memulai, pemijahan alami di kolam pemijahan yang disiapkan jauh lebih mudah diterapkan daripada pemijahan buatan.
2. Penyiapan Kolam Pemijahan
Kolam pemijahan harus disiapkan minimal 7 hari sebelum ikan dimasukkan. Persiapan kolam adalah langkah vital untuk menstimulasi ikan agar mau kawin.
A. Kolam Pemijahan Alami
Untuk pemijahan alami, kolam perlu dilengkapi dengan substrat atau tempat peletakan telur (serati).
Kondisi Air: Kualitas air harus prima. pH ideal berkisar antara 6,5 hingga 7,5. Suhu air optimal adalah 25-30°C. Lakukan pengeringan kolam, pembersihan lumpur, dan pengapuran sebelum diisi air baru.
Substrat (Serati): Siapkan ijuk aren, rumput kering, atau plastik khusus yang diikat menyerupai sarang di dasar kolam. Serati berfungsi untuk menampung telur agar tidak terinjak atau dimakan induknya sendiri.
Kepadatan Tebar: Rasio ideal induk jantan dan betina adalah 1:1 atau 2:1 (dua jantan untuk satu betina). Total populasi induk tidak boleh terlalu padat.
3. Proses Pemijahan dan Pemijahan
Setelah induk siap dan kolam dipersiapkan, proses pemijahan biasanya terjadi pada pagi hari, terutama setelah hujan atau saat kondisi air sedikit berubah.
Tahapan Pemijahan
Penyatuan Induk: Masukkan induk betina terlebih dahulu ke kolam, biarkan beradaptasi selama sehari. Kemudian, masukkan induk jantan.
Perilaku Kawin: Jantan akan mengejar betina sambil menempelkan tubuhnya. Proses pelepasan telur (ovulasi) dan sperma (spermiasi) akan terjadi secara serentak ketika mereka saling bersentuhan.
Penebaran Telur: Telur yang sudah dibuahi akan menempel pada serati yang sudah disiapkan. Proses ini bisa berlangsung beberapa jam.
Setelah 4-6 jam pemijahan selesai, segera angkat induk ikan (terutama betina) untuk mencegah mereka memakan kembali telurnya sendiri.
4. Penetasan Telur
Telur yang sudah dibuahi kemudian dipindahkan ke bak penetasan atau dibiarkan di kolam pemijahan jika manajemennya lebih mudah dilakukan di sana.
Kondisi Penetasan: Pertahankan suhu air stabil (sekitar 27-29°C) dan pastikan aerasi berjalan baik.
Waktu Penetasan: Tergantung suhu air, telur ikan mas biasanya akan menetas dalam waktu 24 hingga 48 jam.
Perawatan Larva: Setelah menetas, larva (larva/benih) akan berenang bebas setelah kantung kuning telurnya habis terserap, biasanya sekitar 3-4 hari. Pada fase ini, mereka mulai membutuhkan pakan alami berupa plankton atau pakan buatan sangat halus (voer).
Dengan mengikuti langkah-langkah seleksi induk yang ketat dan penyiapan lingkungan yang mendukung, keberhasilan dalam memijahkan ikan mas di skala rumahan akan meningkat secara signifikan. Pemantauan kualitas air secara rutin adalah kunci sukses jangka panjang dalam budidaya.