Contoh Bacaan Ijab Kabul Mempelai Pria yang Sakral

Simbol Pernikahan Ilustrasi dua cincin yang terjalin di atas hati.

Prosesi akad nikah merupakan momen paling sakral dan menentukan dalam pernikahan Islam. Di antara seluruh rangkaiannya, momen ijab kabul menjadi inti yang mengikat janji suci antara mempelai pria dan wanita di hadapan Allah SWT serta para saksi. Bagi mempelai pria, mengucapkan kalimat ijab kabul memerlukan ketenangan hati, pemahaman makna, dan kekhusyukan penuh. Kalimat ini harus diucapkan dengan jelas, tanpa keraguan, dan sesuai dengan ketentuan syariat.

Ketepatan lafaz dan pemahaman terhadap substansi janji adalah kunci sahnya pernikahan. Oleh karena itu, mempersiapkan diri dengan memahami contoh bacaan ijab kabul sangat penting. Meskipun lafaz ini sering kali telah dipersiapkan oleh penghulu atau petugas KUA, mempelai pria wajib menghafal atau setidaknya memahami inti dari kalimat yang akan ia ucapkan.

Unsur Penting dalam Ijab Kabul

Sebelum masuk ke contoh lafaz, penting untuk diingat bahwa ijab kabul terdiri dari dua bagian utama: Ijab (penyerahan atau penawaran yang diucapkan oleh wali/pihak wanita) dan Qabul (penerimaan yang diucapkan oleh mempelai pria). Agar sah, harus terjadi kesesuaian antara ijab dan qabul, baik dari segi lafaz, makna, maupun kesepakatan saat pengucapan.

Dalam konteks pernikahan modern di Indonesia, terutama yang difasilitasi oleh Kantor Urusan Agama (KUA), prosesnya cenderung distandarisasi untuk memastikan semua rukun dan syarat terpenuhi. Mempelai pria bertugas merespons ijab dari wali nikah dengan lafaz qabul yang tegas dan mantap.

Contoh Bacaan Ijab Kabul Mempelai Pria (Lafaz Qabul)

Berikut adalah contoh bacaan qabul yang umum digunakan dan sesuai dengan konteks pernikahan di Indonesia. Lafaz ini akan diucapkan mempelai pria setelah wali nikah (atau yang mewakilinya) mengucapkan ijab.

"Bismillahirrahmanirrahim."

"Saya terima nikah dan kawinnya [Nama Mempelai Wanita] binti [Nama Ayah Mempelai Wanita] dengan maskawin berupa [Sebutkan Mahar] dibayar tunai."

Lafaz qabul ini harus diucapkan dengan lugas dan suara yang cukup terdengar oleh penghulu dan saksi. Durasi jeda antara ijab dari wali dan qabul dari mempelai pria harus sangat singkat, menunjukkan adanya kesepakatan instan.

Variasi dan Penekanan dalam Pengucapan

Meskipun lafaz di atas adalah yang paling baku, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mempelai pria mengenai pengucapannya:

Persiapan Mental Sang Pria

Mempelai pria memegang peran besar sebagai imam dalam rumah tangga. Oleh karena itu, persiapan bukan hanya sebatas menghafal teks ijab kabul. Perlu adanya persiapan mental untuk menerima amanah baru, yaitu membimbing dan melindungi istri yang akan dinikahi. Rasa gugup adalah wajar, namun persiapan matang, termasuk sering membaca dan merenungkan makna kalimat "Saya terima nikah dan kawinnya...", akan sangat membantu memantapkan hati saat hari H.

Pastikan Anda telah berlatih mengucapkan lafaz tersebut dengan lantang di hadapan orang terdekat, khususnya wali nikah atau penghulu, beberapa hari sebelum acara. Dengan persiapan yang matang, mempelai pria dapat melaksanakan tugasnya dengan sempurna, mengukuhkan janji suci yang disaksikan oleh Allah SWT, menjadikannya awal dari perjalanan rumah tangga yang diberkahi.

🏠 Homepage