I. Pengantar: Menggali Filosofi Contoh Basreng
Basreng, singkatan dari Baso Goreng, bukanlah sekadar camilan biasa. Ia adalah ikon kuliner jalanan Indonesia yang telah bertransformasi menjadi produk industri rumahan (UMKM) yang sangat digemari. Popularitasnya melampaui batas geografis, merambah dari warung kecil di sudut kota hingga rak-rak supermarket modern dan platform daring. Basreng menawarkan kombinasi tekstur yang unik: renyah di luar, kenyal di dalam (jika menggunakan baso berkualitas), dan ledakan rasa gurih pedas yang membuat ketagihan. Keberhasilan Basreng terletak pada kesederhanaan bahan bakunya, namun memerlukan teknik penggorengan dan bumbu yang presisi untuk mencapai kesempurnaan.
1. Sejarah Singkat dan Evolusi Basreng
Baso, sebagai produk turunan daging, sudah lama menjadi favorit masyarakat Indonesia, dipengaruhi oleh tradisi Tionghoa. Namun, Basreng lahir dari inovasi jalanan, dimana pedagang mencari cara untuk menyajikan baso dalam bentuk yang lebih portabel, tahan lama, dan memiliki tekstur berbeda dari baso kuah yang umum. Awalnya, basreng mungkin hanya disajikan dengan bumbu tabur sederhana. Namun, evolusi rasa di Indonesia mendorong kemunculan varian pedas kering yang kini menjadi standar emas. Contoh basreng yang kita kenal hari ini adalah hasil dari puluhan tahun percobaan bumbu, khususnya penggunaan daun jeruk dan bubuk cabai super pedas.
2. Mengapa Basreng Begitu Populer?
- Tekstur Adiktif: Perpaduan antara kerenyahan yang memuaskan saat digigit dan kekenyalan yang tersisa di bagian tengah.
- Rasa Umami yang Kuat: Baso yang terbuat dari daging sapi atau ikan menghasilkan rasa gurih alami yang diperkuat oleh proses penggorengan dan bumbu penyedap.
- Fleksibilitas Varian: Basreng dapat diolah menjadi camilan kering yang tahan lama atau hidangan basah yang langsung disantap.
- Harga Terjangkau: Bahan baku yang relatif murah menjadikannya camilan yang dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.
II. Contoh Basreng Klasik Pedas Kering (The Ultimate Crispy)
Bagian ini membahas secara rinci resep fundamental untuk menghasilkan basreng kering yang renyah, gurih, dan memiliki aroma daun jeruk yang khas. Kesuksesan resep ini sangat bergantung pada kualitas baso yang digunakan dan teknik penggorengan yang tepat.
1. Pemilihan Bahan Baku Baso yang Tepat
Kualitas baso sangat menentukan hasil akhir. Baso yang terlalu banyak tepung akan menghasilkan basreng yang keras dan mudah gosong, sementara baso dengan kandungan daging tinggi akan lebih kenyal dan tidak mudah hancur. Pilihlah baso sapi atau baso ikan dengan kualitas premium.
Kriteria Baso Ideal:
- Kenyal Elastis: Baso harus dapat kembali ke bentuk semula saat ditekan.
- Minim Air: Baso yang terlalu banyak mengandung air akan memerlukan waktu penggorengan yang sangat lama.
- Ukuran Seragam: Gunakan baso dengan ukuran yang relatif sama agar matang merata.
2. Bahan Utama dan Bumbu Dasar
| Bahan | Keterangan |
|---|---|
| 500 gr Baso Sapi/Ikan berkualitas | Sudah matang, siap potong. |
| 1 Liter Minyak Goreng | Gunakan minyak baru untuk hasil renyah maksimal. |
| 8 lembar Daun Jeruk | Buang tulang daun, iris tipis sekali. Ini adalah kunci aroma Basreng. |
Bumbu Halus (Penguat Rasa Dasar):
- 5 siung Bawang Putih (cincang halus)
- 1 sdt Garam
- 1/2 sdt Kaldu Bubuk (Non-MSG jika diinginkan)
- 1/4 sdt Lada Bubuk
Bumbu Tabur (Inti Pedas):
- 3 sdm Bubuk Cabai Kering (pilih level pedas yang diinginkan, misal Aida atau BonCabe)
- 1 sdm Bubuk Bawang Putih
- 1 sdt Gula Halus (untuk penyeimbang rasa pedas)
- Penyedap rasa secukupnya (opsional)
3. Langkah Demi Langkah Pembuatan Basreng Renyah
Tahap 1: Persiapan dan Pemotongan
- Pendinginan (Crucial): Jika baso baru dikeluarkan dari kulkas, biarkan sebentar hingga suhu ruang.
- Pemotongan Presisi: Potong baso menjadi irisan tipis memanjang (seperti stik) atau bentuk dadu kecil. Ketebalan ideal adalah 2–3 mm. Potongan yang terlalu tebal tidak akan renyah maksimal.
- Pelumuran Bumbu Dasar: Campurkan irisan baso dengan bumbu halus (bawang putih, garam, lada, kaldu). Aduk rata dan diamkan selama 15–20 menit agar bumbu meresap.
Tahap 2: Teknik Penggorengan Kerenyahan Ganda (Double Frying)
Untuk mencapai kerenyahan sempurna yang tahan lama, metode penggorengan ganda sangat disarankan. Teknik ini menghilangkan kadar air secara bertahap.
- Penggorengan Suhu Rendah (Tahap Dehidrasi): Panaskan minyak dalam jumlah banyak (pastikan basreng terendam) dengan api kecil hingga sedang. Masukkan irisan basreng.
- Proses Lambat: Goreng perlahan. Basreng akan mulai mengambang. Tahap ini bisa memakan waktu 15–25 menit, tergantung ketebalan potongan. Kunci di sini adalah mengeluarkan semua kadar air tanpa membuat basreng gosong.
- Pengangkatan dan Pendinginan: Setelah basreng mulai terasa kaku dan warnanya sedikit kekuningan, angkat dan tiriskan. Biarkan uap panasnya hilang total (sekitar 5–10 menit).
- Penggorengan Suhu Tinggi (Tahap Crispy): Panaskan kembali minyak bekas menggoreng tadi hingga sangat panas (hampir berasap). Masukkan kembali basreng yang sudah setengah matang tadi ke dalam minyak panas.
- Hasil Akhir: Goreng cepat (sekitar 3–5 menit) hingga basreng berubah warna menjadi cokelat keemasan yang cantik dan terdengar suara "kriuk" saat diaduk. Angkat dan tiriskan minyaknya menggunakan tisu dapur tebal atau mesin spinner jika skala produksi besar.
Tahap 3: Pembumbuan Daun Jeruk Pedas
- Goreng Daun Jeruk: Goreng irisan daun jeruk sebentar saja (sekitar 30 detik) hingga layu dan kering. Angkat segera, jangan sampai gosong karena akan pahit.
- Pencampuran Bumbu Kering: Campurkan basreng yang sudah benar-benar dingin dan kering dengan daun jeruk goreng, bumbu tabur pedas, bubuk bawang putih, dan gula halus dalam wadah tertutup.
- Teknik Pengocokan: Tutup rapat wadah, lalu kocok kuat-kuat hingga semua bumbu melapisi basreng secara merata. Pengocokan (shaking) lebih baik daripada pengadukan untuk memastikan bumbu tidak menggumpal di dasar.
III. Contoh Basreng Inovatif: Varian Rasa dan Tekstur
Industri kuliner yang dinamis menuntut inovasi rasa. Basreng tidak hanya terpaku pada varian pedas kering. Berikut adalah beberapa contoh basreng dengan variasi yang sedang tren dan memiliki potensi pasar yang besar.
1. Basreng Basah Kuah Pedas Jeletot
Varian ini kembali ke akarnya sebagai makanan instan yang disajikan panas. Basreng basah berbeda dari yang kering; ia memiliki tekstur yang masih kenyal dan disajikan dengan kuah kental beraroma kencur yang kuat, mirip seblak.
Bahan Kuah:
- 100 gr Basreng (tidak perlu digoreng sampai kering, cukup setengah matang)
- Air secukupnya
- Minyak untuk menumis
Bumbu Halus Kuah:
- 5 buah Cabai Rawit Merah (sesuai selera)
- 3 buah Cabai Merah Keriting
- 2 cm Kencur (ini wajib, kunci aroma seblak)
- 3 siung Bawang Putih
- Garam, Gula, Kaldu Bubuk
Langkah Pembuatan:
- Basreng: Goreng basreng sebentar (3–5 menit) hanya sampai kulitnya sedikit mengeras, angkat, potong-potong.
- Tumis Bumbu: Haluskan bumbu kuah, lalu tumis hingga harum. Tambahkan sedikit air.
- Penyajian: Masukkan potongan basreng dan didihkan sebentar hingga kuah mengental dan bumbu meresap. Dapat ditambahkan irisan sawi atau telur orak-arik.
2. Basreng Rasa Bumbu Rujak
Varian ini menawarkan rasa pedas yang diperkaya dengan sensasi asam dan manis dari gula merah dan cuka, sangat populer di kalangan penggemar rasa segar.
Bumbu Rujak Kering:
Setelah basreng digoreng renyah, bumbui dengan campuran bubuk yang memiliki karakter unik:
- Gula Aren Bubuk: 2 sdm
- Asam Jawa Bubuk/Citric Acid: 1/2 sdt
- Cabai Bubuk: 2 sdm
- Garam dan Kaldu Jamur: 1/2 sdt
- Tambahkan sedikit Bubuk Terasi (opsional, untuk kedalaman rasa).
Campur semua bumbu kering tersebut, lalu kocok bersama basreng yang sudah matang dan dingin.
3. Basreng Keju Pedas Manis (Cheese Spicy)
Menargetkan pasar anak muda, kombinasi gurih keju dengan pedas manis menciptakan paduan rasa yang kompleks.
Strategi Pembumbuan Keju:
Untuk rasa keju, gunakan bubuk keju premium yang dijual di pasaran. Bubuk keju ini harus ditambahkan saat basreng masih hangat, namun tidak panas, agar bubuk bisa menempel tanpa meleleh total.
- Basreng kering yang sudah matang.
- Bubuk Keju Cheddar (atau Keju Barbeque): 3 sdm
- Bubuk Cabai: 1 sdm
- Gula Halus: 1 sdm
4. Basreng Kriuk Ekstra: Teknik Pembuatan Adonan Pelapis
Jika ingin basreng yang lebih besar dan berongga, kita bisa menggunakan teknik pelapisan adonan sebelum digoreng.
Adonan Pelapis Cair (Opsional):
- Tepung Beras: 50 gr
- Tepung Tapioka: 50 gr
- Air Es: 100 ml
- Bumbu Dasar (garam, kaldu, sedikit ketumbar bubuk)
Iris baso (potongan lebih besar, misal dadu), lalu celupkan ke dalam adonan pelapis. Goreng dengan minyak panas. Adonan pelapis akan membentuk kulit renyah yang lebih tebal dan berongga, menghasilkan kerenyahan maksimal. Ini cocok untuk contoh basreng yang dijual sebagai camilan instan siap makan, bukan sebagai produk kemasan kering.
5. Basreng Rasa Oriental (Bumbu Mala)
Mengadopsi tren bumbu dari Tiongkok, Basreng Mala menawarkan sensasi pedas dan "kebas" (mala). Gunakan bumbu dasar basreng kering, lalu tambahkan:
- Bubuk Cabai Sichuan (untuk rasa pedas yang berbeda)
- Bubuk Bunga Lawang dan Kayu Manis sedikit saja (untuk aroma khas oriental)
- Minyak Biji Wijen (ditambahkan setelah basreng dingin, bukan saat menggoreng)
Perpaduan ini menciptakan contoh basreng yang sangat unik, menargetkan konsumen yang menyukai rasa petualangan kuliner.
IV. Troubleshooting dan Quality Control Basreng
Mencapai basreng yang konsisten renyah adalah tantangan. Berikut adalah masalah umum dan solusi untuk memastikan kualitas produk Anda selalu prima.
1. Mengatasi Basreng yang Lembek (Tidak Renyah)
Ini adalah masalah paling umum. Kerenyahan gagal dicapai karena kandungan air dalam baso tidak hilang sempurna.
- Solusi 1: Suhu Penggorengan Awal Rendah: Pastikan pada tahap pertama (dehidrasi), minyak tidak terlalu panas. Suhu rendah-sedang memungkinkan air menguap perlahan tanpa membakar permukaan baso.
- Solusi 2: Ketebalan Potongan: Jika potongan terlalu tebal (di atas 4 mm), mustahil mencapai kerenyahan total tanpa menghitamkan baso. Selalu potong tipis.
- Solusi 3: Metode Penggorengan Ganda: Jangan pernah melewatkan penggorengan kedua (suhu tinggi) untuk mendapatkan efek "kriuk" instan.
2. Mencegah Bumbu Menggumpal atau Tidak Menempel
Bumbu bubuk yang menggumpal atau hanya menempel di dasar wadah adalah tanda bahwa basreng belum benar-benar kering atau masih terlalu panas saat dibumbui.
- Kunci Kering Total: Pastikan basreng yang baru digoreng ditiriskan dan didinginkan hingga suhu ruang, bahkan cenderung dingin. Kelembapan sekecil apapun akan membuat bumbu bubuk menjadi pasta.
- Teknik Penaburan: Gunakan gula halus, bukan gula pasir, karena gula halus berfungsi sebagai agen pengikat yang lebih baik.
- Penggunaan Minyak Bumbu (Opsional): Jika ingin warna lebih merata, campurkan cabai bubuk dengan sedikit minyak panas (chili oil) sebelum dicampurkan ke basreng. Namun, metode ini membuat produk kurang tahan lama.
3. Menghindari Aroma Bau Minyak Tengik
Jika basreng Anda berbau apek atau tengik, ini biasanya disebabkan oleh minyak goreng yang sudah dipakai berulang kali atau terlalu lama disimpan.
- Gunakan Minyak Baru: Untuk produksi, usahakan menggunakan minyak yang baru atau yang hanya dipakai maksimal dua kali.
- Penyaringan Minyak: Saring minyak setiap kali selesai menggoreng untuk menghilangkan remah-remah yang bisa memicu oksidasi cepat.
- Daun Jeruk Segar: Aroma daun jeruk adalah anti-bau tengik alami. Pastikan Anda menggunakan daun jeruk yang segar dan mengirisnya tipis-tipis sebelum digoreng bersama basreng.
4. Teknik Penyimpanan Jangka Panjang
Untuk produk kemasan, masa simpan (shelf life) adalah segalanya. Basreng yang baik harus tahan renyah minimal 3–6 bulan.
- Pendinginan Mutlak: Jangan pernah mengemas basreng dalam keadaan masih hangat. Uap panas akan terkunci di dalam kemasan dan menyebabkan kondensasi, membuat basreng lembek.
- Kemasan Kedap Udara: Gunakan kemasan jenis standing pouch yang dilengkapi zip lock atau, lebih baik lagi, gunakan mesin vakum atau heat sealer.
- Tambahkan Silika Gel (Food Grade): Untuk skala industri, tambahkan penyerap kelembaban (desiccant) food grade untuk memastikan kerenyahan terjaga di lingkungan lembab.
V. Contoh Basreng Sebagai Peluang Usaha UMKM
Basreng memiliki margin keuntungan yang menarik dan permintaan pasar yang stabil, menjadikannya produk yang ideal untuk usaha kecil dan menengah (UMKM). Namun, keberhasilan dalam bisnis ini menuntut lebih dari sekadar resep yang enak.
1. Analisis Biaya dan Penentuan Harga Pokok Produksi (HPP)
Menghitung HPP adalah langkah vital. Dalam produksi basreng, biaya utama meliputi bahan baku (baso), bumbu, minyak, dan kemasan.
Komponen Biaya yang Harus Diperhatikan:
- Biaya Bahan Langsung: Harga per kg baso, harga bumbu, harga daun jeruk.
- Biaya Tidak Langsung: Biaya listrik/gas untuk menggoreng, biaya penyusutan alat (wajan, kompor), dan tenaga kerja.
- Biaya Overhead: Biaya kemasan (per unit), label, dan biaya pemasaran.
Contoh: Jika 1 kg baso (setelah digoreng) menghasilkan 800 gram basreng renyah, dan HPP total per 100 gram adalah Rp 4.500, maka harga jual eceran Anda harus berada di kisaran Rp 7.000 – Rp 9.000 untuk mendapatkan margin kotor 40–50%.
2. Branding dan Pengemasan yang Menarik
Di pasar yang penuh sesak, kemasan adalah pembeda pertama. Merek Anda harus mencerminkan identitas produk, apakah itu "Pedas Maksimal", "Gurih Klasik", atau "Premium Home Made".
- Desain Visual: Gunakan warna-warna cerah (merah, oranye, hitam) yang menarik perhatian dan mengasosiasikannya dengan rasa pedas.
- Informasi Jelas: Cantumkan PIRT (izin edar), tanggal kedaluwarsa, komposisi, dan informasi alergen (jika ada).
- Ukuran Portabel: Tawarkan varian kemasan kecil (50g) untuk uji coba dan varian besar (250g) untuk konsumsi keluarga.
- Slogan yang Kuat: Ciptakan slogan yang melekat, misalnya: "Basreng: Kriuknya Bikin Candu!"
3. Strategi Pemasaran Digital dan Distribusi
Basreng sangat cocok untuk pemasaran digital karena daya tahannya. Fokuskan upaya distribusi pada platform yang tepat.
- E-Commerce dan Marketplace: Jual melalui Shopee, Tokopedia, dan platform serupa. Pastikan foto produk berkualitas tinggi dan deskripsi rasa yang mendetail (tingkat kepedasan yang terukur).
- Media Sosial (TikTok/Instagram): Buat konten video pendek yang fokus pada suara kerenyahan (ASMR) saat basreng digigit. Ini terbukti sangat efektif untuk camilan kering.
- Reseller dan Dropshipper: Bangun jaringan reseller dengan harga khusus. Basreng adalah produk yang ringan dan mudah dikirim, ideal untuk model dropshipping.
- Kemitraan Lokal: Jual ke warung-warung kopi, kantin, dan toko oleh-oleh lokal.
4. Inovasi Rasa Berkelanjutan
Pasar cepat bosan. Untuk menjaga momentum, selalu siapkan "limited edition" atau rasa musiman. Contoh inovasi berkelanjutan:
- Basreng Rasa Rendang: Menggunakan bubuk bumbu rendang otentik.
- Basreng Garlic Butter: Varian gurih non-pedas untuk anak-anak atau pasar Eropa.
- Basreng Pedas Level Bertingkat: Tawarkan level 1 (pedas manja) hingga level 5 (pedas neraka), memberikan pengalaman personalisasi kepada pelanggan.
VI. Mengoptimalkan Profil Rasa: Analisis Bumbu dan Rempah
Rasa Basreng yang sempurna bukan hanya ditentukan oleh baso itu sendiri, melainkan perpaduan harmonis antara penyedap dan rempah. Berikut adalah detail mendalam mengenai peran setiap komponen bumbu.
1. Peran Sentral Daun Jeruk
Daun jeruk (Citrus hystrix) adalah DNA dari Basreng. Fungsi utamanya adalah memberikan aroma segar yang menetralkan aroma amis dari baso (jika menggunakan baso ikan) dan aroma berat dari minyak goreng yang digunakan berulang.
- Persiapan: Tulang daun jeruk harus dibuang karena mengandung zat pahit. Iris daun setipis mungkin agar teksturnya menjadi renyah seperti keripik setelah digoreng.
- Waktu Menggoreng: Goreng daun jeruk sebentar (30-60 detik) dengan minyak yang tidak terlalu panas agar kering tanpa kehilangan warna hijaunya. Daun jeruk yang gosong akan memberikan rasa pahit yang merusak keseluruhan produk.
2. Pembeda Bumbu Cabai
Tidak semua bubuk cabai sama. Pemilihan bubuk cabai menentukan warna, aroma, dan tingkat kepedasan (skala Scoville) Basreng Anda.
| Jenis Cabai Bubuk | Karakteristik | Aplikasi pada Basreng |
|---|---|---|
| Cabai Lokal (Aida, Cap Koki) | Sangat Pedas, warna merah pekat, sedikit kasar. | Untuk Basreng level "pedas nendang". |
| Chili Flakes (Import) | Pedas sedang, aroma smoky, biji cabai terlihat. | Untuk tekstur visual dan rasa pedas yang lebih bersih. |
| Bubuk Cabai Kering Giling | Warna lebih kusam, pedasnya panas, cocok untuk rasa natural. | Ideal untuk bumbu dasar sebelum dicampur dengan bumbu lain. |
3. Keseimbangan Rasa (Sweet, Sour, Salty, Umami)
Basreng yang enak memiliki dimensi rasa yang lengkap, bukan hanya pedas dan gurih:
- Gurih (Umami): Diperoleh dari kaldu bubuk, baso berkualitas, dan bubuk bawang putih.
- Asin (Salty): Diperoleh dari garam. Penting untuk menguji tingkat keasinan baso sebelum dibumbui, agar tidak keasinan ganda.
- Manis (Sweet): Diperoleh dari gula halus. Gula sangat penting untuk menstabilkan rasa pedas dan membuat rasa lebih "bulat".
- Asam (Sour): Opsional, biasanya ditambahkan melalui sedikit cuka bubuk atau bubuk asam sitrat (citric acid) untuk varian rasa tertentu (misalnya, Basreng Bumbu Rujak).
4. Teknik Penggunaan Minyak Bumbu (Chili Oil)
Beberapa produsen skala besar menggunakan sedikit chili oil murni (bukan hanya bubuk) untuk memastikan warna merah yang pekat dan mengkilap. Teknik ini memerlukan ketelitian:
- Campur cabai bubuk dengan sedikit minyak goreng panas (jangan terlalu banyak).
- Biarkan dingin hingga benar-benar suhu ruang.
- Campurkan minyak bumbu ini ke basreng yang sudah digoreng renyah dan dingin.
- Tambahkan bumbu bubuk kering lainnya. Minyak ini membantu bumbu kering menempel lebih kuat.
VII. Studi Mendalam Baso: Komposisi dan Tekstur
Agar mendapatkan "kriuk" yang sempurna, kita perlu memahami ilmu di balik pembuatan baso itu sendiri, karena kualitas Basreng berawal dari adonan baso.
1. Perbedaan Baso Sapi vs. Baso Ikan
Contoh basreng bisa dibuat dari baso sapi atau baso ikan. Keduanya menghasilkan tekstur yang berbeda setelah digoreng:
- Baso Sapi: Lebih padat, kenyal, dan memiliki rasa umami yang lebih kuat. Saat digoreng, cenderung mengembang sedikit dan menghasilkan bagian dalam yang masih padat.
- Baso Ikan (Tenggiri/Gabus): Lebih ringan dan memiliki aroma khas yang kuat (sehingga perlu lebih banyak daun jeruk). Saat digoreng, cenderung lebih renyah total, cocok untuk yang menyukai tekstur sangat "kriuk" seperti kerupuk.
2. Peran Tepung Tapioka dalam Tekstur Basreng
Tepung tapioka (kanji) adalah komponen penting dalam adonan baso. Tapioka memberikan sifat elastisitas (kenyal) pada baso. Namun, jika jumlahnya terlalu banyak, ia akan membuat basreng menjadi keras seperti batu setelah didinginkan.
- Baso Kualitas Tinggi: Perbandingan daging:tapioka biasanya 80:20 atau 70:30. Ini menghasilkan basreng yang renyah tanpa menjadi terlalu keras.
- Baso Murah: Perbandingan tapioka bisa mencapai 50% atau lebih. Basreng dari jenis ini memerlukan teknik penggorengan yang lebih lambat dan hati-hati agar tidak cepat gosong dan keras.
3. Teknik Perlakuan Dingin (Freezing)
Baso yang sudah dimasak sebaiknya didinginkan di lemari es (chilling) selama minimal 4 jam sebelum dipotong dan digoreng. Proses pendinginan mengencangkan struktur protein dalam baso, membuatnya lebih mudah dipotong tipis tanpa hancur dan mengurangi potensi penyerapan minyak berlebihan saat digoreng.
VIII. Kesimpulan dan Outlook Basreng di Masa Depan
Basreng telah membuktikan diri sebagai camilan yang bertahan lama. Dari resep klasik pedas kering yang mengandalkan teknik double frying dan aroma daun jeruk, hingga varian basah kuah pedas kencur yang menantang, Basreng menawarkan spektrum kuliner yang luas.
Bagi pelaku UMKM, Basreng adalah kanvas yang tak terbatas. Kunci suksesnya adalah konsistensi kualitas bahan baku, presisi dalam teknik penggorengan (mengendalikan minyak dan suhu), serta keberanian dalam berinovasi rasa. Dengan mengikuti contoh-contoh resep dan tips usaha di atas, Basreng Anda tidak hanya akan disukai, tetapi juga mampu bersaing di pasar camilan yang semakin kompetitif.