Basreng mentah adalah bahan baku utama bisnis jajanan modern.
Basreng, singkatan dari Bakso Goreng, telah menjadi salah satu camilan yang paling diminati di Indonesia, terutama setelah tren basreng kering pedas meluas. Bagi para pelaku usaha kuliner, mengetahui secara pasti mengenai harga basreng mentah 1 kg adalah informasi krusial. Harga ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan dari kualitas bahan baku, proses produksi, dan fluktuasi pasar komoditas.
Dalam artikel yang komprehensif ini, kita akan mengupas tuntas seluruh aspek yang berkaitan dengan penetapan harga basreng mentah dalam satuan kilogram. Analisis ini sangat penting, baik bagi produsen rumahan skala kecil maupun distributor besar yang memerlukan perhitungan modal kerja yang akurat dan perencanaan laba yang berkelanjutan.
Sebelum membahas harga, kita harus memahami apa yang menyusun basreng mentah itu sendiri. Basreng mentah adalah adonan bakso yang belum melalui proses penggorengan akhir. Ia umumnya dijual dalam bentuk bola-bola mentah yang sudah dikukus atau direbus sebagian (setengah matang) agar lebih awet saat didistribusikan. Kualitas basreng mentah akan menentukan hasil akhir camilan, baik dari segi tekstur, rasa, maupun daya tahan.
Harga 1 kg basreng mentah sangat dipengaruhi oleh rasio dan kualitas tiga komponen utama: ikan, tepung, dan bumbu. Semakin tinggi persentase ikan berkualitas (misalnya ikan tenggiri), maka harga per kilogramnya akan melonjak signifikan. Sebaliknya, penggunaan tepung atau pati (tapioka) yang dominan akan menekan harga, namun seringkali mengorbankan kekenyalan dan rasa umami yang otentik.
Ketika Anda mencari harga basreng mentah 1 kg, Anda sejatinya sedang menilai keseimbangan antara ketiga komponen ini. Produsen kelas premium akan menawarkan harga lebih tinggi karena mengutamakan persentase daging ikan di atas 50%, sementara produk ekonomis mungkin hanya menggunakan 20-30% daging ikan, sisanya didominasi tepung dan air.
Rentang harga basreng mentah per kilogram di pasaran sangat lebar, mulai dari harga termurah di segmen ekonomi hingga harga tertinggi di segmen premium. Perbedaan harga ini bukan tanpa alasan; ia didasarkan pada standar kualitas dan bahan baku yang digunakan produsen. Analisis berikut akan membantu Anda mengidentifikasi harga yang wajar berdasarkan kategori produk.
Biasanya dibanderol pada harga tertinggi di pasaran. Kualitas premium dicirikan oleh penggunaan ikan tenggiri murni atau ikan air tawar pilihan seperti ikan gabus. Persentase daging ikan seringkali di atas 60%. Teksturnya sangat kenyal, aroma ikannya kuat, dan warnanya cenderung lebih cerah atau keputihan alami. Harga untuk kategori ini sering kali dipengaruhi oleh biaya transportasi pendingin (cold chain) karena produk premium cenderung memerlukan penanganan suhu yang lebih ketat.
Variabel Harga: Harga basreng mentah 1 kg premium dapat mencapai Rp 45.000 hingga Rp 65.000, tergantung lokasi geografis dan merek produsen yang sudah mapan.
Ini adalah segmen harga paling umum yang ditemukan oleh pedagang kecil dan menengah. Menggunakan campuran ikan berkualitas baik (seperti ikan layang atau ikan campur) dengan persentase daging sekitar 40-55%. Keseimbangan antara rasa gurih dan tekstur kenyal tercapai dengan baik. Kategori ini menawarkan rasio harga dan kualitas yang optimal, menjadikannya pilihan favorit untuk bisnis camilan dengan margin standar.
Variabel Harga: Rata-rata harga basreng mentah 1 kg di segmen menengah berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 45.000. Harga ini sangat dipengaruhi oleh jarak dari pusat produksi.
Ditujukan untuk volume penjualan tinggi atau usaha yang sangat sensitif terhadap biaya. Basreng ekonomis memiliki persentase tepung tapioka yang lebih tinggi dibandingkan daging ikan, seringkali di bawah 30% atau menggunakan daging ikan sisa produksi. Rasanya mungkin kurang dominan ikan, namun teksturnya tetap renyah setelah digoreng. Penggunaan bumbu penguat rasa buatan lebih banyak diterapkan di segmen ini.
Variabel Harga: Harga terendah basreng mentah 1 kg bisa ditemukan mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 30.000. Biasanya dijual dalam kemasan besar (5 kg atau 10 kg) untuk mendapatkan diskon tambahan.
Selain kualitas bahan baku, lokasi geografis produsen dan konsumen memainkan peran masif dalam menentukan harga basreng mentah 1 kg. Indonesia memiliki rantai pasok yang panjang, dan biaya logistik, terutama untuk produk beku atau dingin, sangat mahal.
Harga di Jawa Barat, yang merupakan salah satu sentra produksi basreng terbesar (khususnya Bandung dan sekitarnya), cenderung lebih rendah karena efisiensi produksi dan minimnya biaya pengiriman tahap awal. Sebaliknya, harga di luar Jawa, terutama di wilayah Indonesia Timur atau daerah pelosok yang memerlukan transportasi laut atau udara, akan mengalami peningkatan signifikan. Kenaikan harga ini semata-mata didorong oleh biaya pengemasan khusus (styrofoam, dry ice) dan tarif pengiriman per kilogram.
Perbedaan harga yang diamati di berbagai kota besar sering kali mencerminkan biaya distribusi yang ditanggung oleh distributor lokal.
Basreng mentah adalah produk yang mudah rusak (perishable). Ia harus disimpan pada suhu beku untuk mempertahankan kualitasnya dan mencegah pertumbuhan bakteri. Kebutuhan ini menciptakan biaya tambahan yang disebut biaya rantai dingin. Setiap 1 kg basreng yang dikirim jarak jauh memerlukan:
Jika pengiriman memakan waktu lebih dari 2 hari, biaya untuk memastikan 1 kg basreng tetap dalam kondisi prima bisa melebihi 30% dari harga pokok barang itu sendiri. Oleh karena itu, bagi pedagang di luar pulau Jawa, mencari pemasok lokal yang memproduksi basreng di daerah tersebut, meskipun skalanya lebih kecil, seringkali lebih efisien daripada mengimpor dari Jawa.
Untuk memahami mengapa harga basreng mentah 1 kg bisa bervariasi, kita perlu melihat ke dapur produsen dan memahami biaya pokok produksi (Cost of Goods Sold - COGS).
Harga ikan sangat volatil. Kenaikan harga minyak bumi (yang memengaruhi biaya melaut) atau musim penangkapan ikan yang buruk dapat membuat harga ikan melonjak 20-40% dalam hitungan minggu. Karena ikan merupakan komponen biaya terbesar (sekitar 50-70% dari COGS untuk produk premium), fluktuasi ini langsung tercermin pada harga jual basreng mentah 1 kg.
Sebagai contoh, jika harga ikan tenggiri naik dari Rp 35.000 menjadi Rp 50.000 per kilogram di tingkat produsen, dan resep basreng menggunakan 50% ikan, maka biaya per kilogram basreng mentah akan meningkat setidaknya Rp 7.500 (belum termasuk kenaikan biaya bumbu dan tenaga kerja).
Produsen skala besar (pabrikan) dapat menawarkan harga basreng mentah 1 kg yang jauh lebih rendah dibandingkan produsen rumahan. Hal ini disebabkan oleh:
Produsen rumahan, meski menawarkan kualitas yang sangat spesifik atau resep tradisional, seringkali memiliki biaya tenaga kerja dan bahan baku yang lebih tinggi, yang kemudian diteruskan pada harga jual per kilogram.
Perbandingan harga basreng mentah 1 kg berdasarkan kategori kualitas.
Bagi Anda yang menjalankan bisnis kuliner, negosiasi dan strategi pembelian sangat penting untuk menjaga margin keuntungan. Mendapatkan harga basreng mentah 1 kg terbaik memerlukan pemahaman tentang di mana harus membeli, kapan harus membeli, dan bagaimana membangun hubungan dengan pemasok.
Hampir semua produsen memberikan skema harga yang menurun seiring dengan peningkatan volume pembelian. Ketika Anda menghitung harga basreng mentah 1 kg, selalu bandingkan harga eceran 1 kg dengan harga grosir 10 kg, 25 kg, atau 50 kg. Perbedaan harga per kilogram bisa mencapai Rp 5.000 hingga Rp 10.000.
Jika bisnis Anda sudah mapan dan memiliki kebutuhan bulanan yang stabil (misalnya 100 kg per bulan), pertimbangkan untuk melakukan pembelian besar per kuartal dan menyimpan stok di fasilitas pembeku yang memadai. Meskipun modal awal lebih besar, efisiensi biaya bahan baku per unit produk akan meningkatkan profitabilitas jangka panjang.
Membangun hubungan jangka panjang dengan satu atau dua pemasok terpercaya dapat menjamin stabilitas harga, bahkan ketika pasar sedang bergejolak. Pemasok seringkali memberikan harga khusus atau diskon loyalitas kepada pelanggan yang berkomitmen pada pembelian bulanan atau kontrak tahunan. Stabilitas harga ini sangat berharga, karena memungkinkan Anda untuk mempertahankan harga jual produk akhir Anda tanpa harus sering melakukan penyesuaian yang dapat mengganggu pelanggan.
Mengetahui harga bahan baku utama adalah kunci untuk menghitung potensi keuntungan bisnis basreng. Kita akan memproyeksikan bagaimana harga 1 kg basreng mentah memengaruhi margin kotor (gross margin) camilan basreng siap jual.
Rata-rata, 1 kg basreng mentah (setelah diiris tipis dan digoreng kering) akan menghasilkan output sekitar 1.5 kg hingga 1.8 kg produk akhir. Penambahan berat ini berasal dari minyak goreng yang diserap dan penambahan bumbu tabur yang signifikan.
Mari kita gunakan asumsi harga basreng mentah 1 kg pada level menengah, yaitu Rp 35.000.
| Item Biaya | Keterangan | Biaya (Per 1 Kg Mentah) |
|---|---|---|
| Basreng Mentah (1 Kg) | Harga Pokok Bahan Baku | Rp 35.000 |
| Minyak Goreng | Estimasi 0.3 - 0.4 liter | Rp 6.000 |
| Bumbu Tabur/Perisa | Pedas, Daun Jeruk, Garam, dll. | Rp 5.000 |
| Kemasan & Labeling (16 Pcs) | Plastik pouch, stiker | Rp 8.000 |
| Tenaga Kerja & Listrik | Biaya pengirisan, penggorengan | Rp 10.000 |
| TOTAL COGS per 1.6 Kg Output | Rp 64.000 |
Dengan margin kotor sebesar 60%, bisnis basreng tetap sangat menguntungkan, bahkan dengan asumsi harga basreng mentah 1 kg yang cukup tinggi. Perhitungan ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga biaya bahan baku mentah serendah mungkin tanpa mengorbankan kualitas, karena setiap penurunan Rp 1.000 pada harga basreng mentah akan langsung menambah Rp 1.000 pada margin keuntungan Anda.
Basreng mentah yang Anda beli dengan harga 1 kg yang murah tidak akan berarti jika kualitasnya cepat menurun. Pengelolaan pasca-pembelian sangat krusial untuk menjaga tekstur dan rasa sebelum diolah menjadi camilan akhir. Kerusakan produk mentah dapat menyebabkan kerugian total.
Saat menerima kiriman basreng mentah 1 kg dari pemasok, perhatikan poin-poin berikut:
Jika Anda membeli basreng mentah dalam jumlah besar untuk mendapatkan harga per kilogram yang lebih baik, penyimpanan yang benar adalah wajib.
Pasar camilan terus berkembang, dan ini memengaruhi permintaan serta harga bahan baku. Ada beberapa tren yang perlu dipertimbangkan saat memproyeksikan biaya basreng mentah 1 kg ke depan.
Konsumen modern semakin sadar kesehatan. Tren ini mendorong produsen basreng premium untuk menggunakan ikan dengan persentase lebih tinggi dan mengurangi penggunaan bahan tambahan (pengenyal, pengawet). Meskipun harga per kilogram basreng ini lebih mahal, permintaan pasar meningkat. Artinya, segmen premium akan terus menaikkan harga mereka seiring dengan peningkatan standar kualitas dan sertifikasi (seperti PIRT atau Halal).
Inovasi dalam produk basreng, seperti basreng mentah dengan isian keju, cabai rawit, atau rumput laut, juga akan memengaruhi harga 1 kg basreng standar. Produsen mungkin mengalokasikan ikan terbaik mereka untuk varian premium, yang dapat meningkatkan persaingan untuk mendapatkan bahan baku ikan kualitas tinggi, secara tidak langsung mendorong kenaikan harga basreng mentah standar.
Platform e-commerce dan aplikasi distribusi B2B semakin memudahkan pedagang kecil untuk mengakses produsen utama tanpa melalui banyak perantara. Digitalisasi ini diharapkan dapat memotong biaya distribusi, yang secara teori dapat menahan atau bahkan sedikit menurunkan harga basreng mentah 1 kg di tingkat konsumen akhir, terutama di kota-kota besar yang memiliki infrastruktur logistik yang baik.
Namun, jika biaya energi (listrik, BBM) terus meningkat, tekanan biaya produksi dan transportasi akan tetap menjadi faktor dominan yang menaikkan harga basreng mentah secara keseluruhan, terlepas dari efisiensi rantai pasok.
Untuk benar-benar memahami harga basreng mentah 1 kg, kita harus membedah secara rinci bagaimana setiap bahan baku minor turut serta dalam pembentukan harga total.
Tidak semua ikan diciptakan sama dalam dunia basreng. Pilihan ikan adalah penentu harga paling fundamental:
Meskipun terlihat sepele, garam (natrium klorida) sangat penting. Garam membantu melarutkan protein miofibril dalam daging ikan, proses yang esensial untuk menciptakan tekstur kenyal (emulsifikasi). Penggunaan garam impor atau garam khusus dapat sedikit meningkatkan biaya. Lebih penting lagi, penggunaan es batu (air dingin) selama proses pengulenan menjaga protein tetap dingin, mencegah denaturasi, dan memastikan adonan tetap elastis. Volume es yang digunakan untuk mempertahankan suhu adonan memengaruhi berat adonan akhir, yang secara tidak langsung terkait dengan harga per kilogram.
Harga 1 kg tepung tapioka bervariasi. Tapioka kualitas rendah seringkali membuat basreng mudah pecah atau terlalu keras. Produsen yang berinvestasi pada tapioka premium (seperti tapioka paten) untuk 1 kg basreng mentah mereka melakukannya untuk memastikan bahwa, meskipun persentase ikannya tidak terlalu tinggi, tekstur akhirnya tetap memuaskan konsumen. Peningkatan biaya tapioka ini diterjemahkan menjadi peningkatan harga jual basreng mentah 1 kg sekitar 5-10% dibandingkan jika menggunakan tapioka standar.
Memahami harga basreng mentah 1 kg adalah latihan menyeimbangkan kualitas dan efisiensi biaya. Pembeli harus kritis dan tidak hanya terpaku pada harga terendah, karena kualitas yang buruk dapat meningkatkan kerugian di tahap pengolahan (basreng mudah hancur saat diiris atau digoreng).
Berikut adalah ringkasan tipikal harga basreng mentah 1 kg berdasarkan standar di pusat produksi:
| Kategori | Persentase Ikan (Est.) | Harga Eceran 1 Kg (IDR) | Tekstur Kunci |
|---|---|---|---|
| Ekonomis | < 30% | 20.000 - 30.000 | Cenderung padat, kurang elastis |
| Menengah | 35% - 55% | 30.000 - 45.000 | Kenyal, gurih seimbang |
| Premium | > 60% | 45.000 - 65.000 | Sangat elastis, rasa ikan dominan |
Kesimpulannya, dalam mencari harga basreng mentah 1 kg yang ideal, fokuskan strategi Anda pada volume pembelian untuk mengurangi harga satuan dan pastikan rantai dingin terjaga. Investasi pada basreng mentah berkualitas menengah ke atas seringkali menghasilkan keuntungan yang lebih stabil karena produk akhir Anda akan lebih disukai oleh pelanggan, meskipun biaya bahan bakunya sedikit lebih tinggi.
Industri basreng terus tumbuh, dan peran basreng mentah sebagai bahan baku utama akan tetap sentral. Pemahaman mendalam tentang dinamika harga, dari hulu (penangkapan ikan) hingga hilir (distribusi beku), adalah kunci keberhasilan bisnis camilan yang kompetitif ini.
Membedah lebih jauh struktur biaya, kita tidak bisa mengabaikan peran bahan baku sekunder yang, meskipun kecil persentasenya dalam 1 kg basreng, memiliki dampak signifikan pada harga jual. Bahan-bahan ini meliputi bawang putih, merica, gula, dan penstabil makanan. Kenaikan harga komoditas seperti bawang putih, yang seringkali volatil, dapat memicu kenaikan harga basreng mentah di tingkat produsen.
Bawang putih memberikan aroma khas dan rasa gurih yang mendalam pada adonan basreng. Produsen premium sering menggunakan bawang putih segar yang dihaluskan, yang memerlukan biaya pembelian dan tenaga kerja pengolahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan bawang putih bubuk. Jika terjadi gagal panen bawang putih nasional, dampaknya langsung terasa pada biaya 1 kg basreng mentah. Produsen harus memutuskan apakah akan menyerap kenaikan biaya atau menaikkan harga jual basreng mentah 1 kg, sebuah dilema yang dihadapi setiap kali terjadi lonjakan harga bumbu dapur.
Untuk basreng di segmen ekonomis, penggunaan pati termodifikasi atau bahan pengenyal (food grade) menjadi penting. Bahan ini membantu adonan mempertahankan bentuk dan kekenyalan meskipun kandungan ikannya rendah. Harga bahan tambahan ini juga berfluktuasi, dipengaruhi oleh harga minyak bumi (sebagai bahan dasar produksi plastik kemasan dan beberapa aditif) dan kurs mata uang asing. Penggunaan bahan pengenyal yang canggih memungkinkan produsen basreng menawarkan harga basreng mentah 1 kg yang lebih stabil, namun dengan biaya bahan baku per kilogram yang sedikit lebih tinggi daripada sekadar air dan tepung standar.
Aspek legalitas dan standar kebersihan juga turut berperan dalam pembentukan harga. Produsen yang berinvestasi dalam sertifikasi seperti BPOM, PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga), dan Sertifikat Halal MUI, pasti menanggung biaya operasional dan administratif yang lebih tinggi. Biaya ini secara otomatis dimasukkan ke dalam harga pokok penjualan (COGS), yang menyebabkan harga 1 kg basreng mentah mereka lebih tinggi daripada produk rumahan tanpa sertifikasi.
Untuk produk basreng yang masuk ke pasar modern (supermarket atau platform besar), kepatuhan terhadap standar keamanan pangan adalah non-negosiable. Ini meliputi pengujian laboratorium berkala, standar kebersihan pabrik (HACCP), dan pelabelan nutrisi yang akurat. Semua biaya ini dibebankan per unit produksi. Jika sebuah pabrik memproduksi basreng premium seharga Rp 55.000 per 1 kg, sekitar 5% dari harga tersebut mungkin dialokasikan untuk membiayai kepatuhan dan jaminan mutu.
Meskipun biaya produksinya lebih mahal, basreng bersertifikasi Halal dan BPOM memiliki keunggulan kompetitif. Konsumen, terutama pebisnis kuliner yang ingin menjaga reputasi, bersedia membayar lebih mahal untuk jaminan kualitas ini. Oleh karena itu, basreng mentah 1 kg dari produsen bersertifikasi cenderung memiliki elastisitas harga yang lebih rendah—artinya, mereka lebih kebal terhadap perang harga di segmen ekonomis.
Metode pengemasan basreng mentah memengaruhi biaya akhir per 1 kg dan juga masa simpannya. Ada dua metode utama yang umum digunakan:
Metode ini paling murah dan sering digunakan untuk penjualan lokal atau pengiriman jarak pendek. Basreng mentah 1 kg dimasukkan ke dalam kantong plastik biasa dan disegel. Kelemahan utamanya adalah risiko kebocoran, kurangnya perlindungan dari freezer burn, dan masa simpan yang lebih pendek. Harga basreng mentah 1 kg yang menggunakan kemasan ini biasanya merupakan harga termurah yang tersedia, karena biaya pengemasan diabaikan.
Pengemasan vakum menghilangkan udara, mencegah oksidasi, dan memperpanjang masa simpan secara dramatis. Penggunaan tray plastik yang kokoh melindungi bentuk basreng agar tidak penyok selama pengiriman. Meskipun biaya pengemasan per 1 kg bisa meningkat Rp 1.500 hingga Rp 3.000, metode ini sangat penting untuk pengiriman antar pulau. Pedagang yang mengirimkan basreng mentah 1 kg ke luar kota diwajibkan menggunakan kemasan premium untuk meminimalkan klaim kerusakan.
Mari kita hitung bagaimana logistik dapat menggandakan harga basreng mentah 1 kg. Asumsikan harga dasar basreng di Bandung adalah Rp 35.000/kg (menengah), dan akan dikirim ke Medan, Sumatera Utara.
Dalam skenario ini, biaya logistik hampir menutupi harga produk itu sendiri. Hal ini menjelaskan mengapa harga basreng mentah 1 kg yang Anda beli di luar pulau bisa mencapai dua kali lipat dari harga di pusat produksi. Strategi terbaik adalah mencari pemasok di kota terdekat yang dapat memproduksi dengan kualitas sebanding untuk menghindari beban biaya rantai dingin yang ekstrem.
Sebagai pembeli profesional yang mengandalkan basreng sebagai bahan baku utama, Anda harus memiliki mata yang jeli untuk menilai produk sebelum memutuskan untuk membeli dalam volume besar. Jangan pernah hanya menanyakan harga, tanyakan spesifikasi!
Setelah Anda menemukan harga basreng mentah 1 kg yang sesuai dan kualitasnya teruji, tantangan berikutnya adalah memastikan konsistensi. Jika pemasok tiba-tiba mengubah resep (misalnya mengganti ikan tenggiri dengan ikan layang karena alasan harga), seluruh rasa produk akhir Anda akan terpengaruh. Buatlah perjanjian kontrak yang mensyaratkan pemberitahuan minimal 30 hari jika ada perubahan pada resep utama, terutama pada rasio ikan dan tepung. Konsistensi kualitas adalah janji yang Anda berikan kepada pelanggan, dan itu dimulai dari basreng mentah 1 kg yang Anda beli.
Risiko terbesar dalam membeli harga basreng mentah 1 kg dalam skala besar adalah kerusakan atau penurunan kualitas selama penyimpanan dan pengiriman. Mitigasi risiko ini adalah bagian integral dari biaya operasional.
Ketika Anda memiliki persediaan basreng mentah dalam jumlah tonase, penerapan sistem FIFO sangat vital. Produk yang masuk lebih awal harus dijual/diolah lebih dulu. Basreng yang sudah disimpan terlalu lama, meskipun masih beku, dapat mengalami penurunan kualitas tekstur. Kerugian akibat pembuangan 1 kg basreng mentah karena kadaluarsa jauh lebih besar daripada selisih harga yang Anda dapatkan dari diskon grosir.
Untuk pengiriman jarak jauh yang sangat sensitif terhadap suhu, selalu pertimbangkan asuransi pengiriman. Jika Anda membayar Rp 67.500 per 1 kg basreng mentah (termasuk ongkir) dan kiriman 10 kg rusak, kerugian Anda mencapai ratusan ribu. Asuransi menanggung risiko kegagalan rantai dingin oleh pihak ketiga (ekspedisi), sebuah biaya yang wajar untuk memitigasi potensi kerugian finansial yang signifikan.
Proyeksi harga basreng mentah 1 kg dalam lima tahun ke depan cenderung menunjukkan tren kenaikan, didorong oleh tiga faktor utama: inflasi biaya produksi (tenaga kerja dan energi), peningkatan standar kualitas bahan baku, dan tantangan pasokan ikan yang berkelanjutan.
Biaya listrik untuk menjalankan mesin pendingin dan freezer adalah komponen biaya yang tidak bisa dihindari dalam produksi basreng mentah. Kenaikan tarif listrik industri dan harga bahan bakar minyak (untuk distribusi) akan secara langsung menaikkan COGS. Diprediksi, harga dasar basreng mentah akan meningkat rata-rata 4-7% per tahun hanya untuk menutupi inflasi energi dan logistik ini.
Peraturan penangkapan ikan dan keberlanjutan sumber daya laut di Indonesia semakin ketat. Ini bisa menyebabkan fluktuasi pasokan ikan tertentu, seperti tenggiri. Kelangkaan atau pengetatan pasokan ikan premium akan memaksa produsen basreng mentah untuk menaikkan harga di segmen atas. Sebaliknya, hal ini juga dapat memicu inovasi penggunaan protein alternatif atau ikan yang selama ini kurang populer, yang bisa sedikit menahan kenaikan harga basreng mentah 1 kg di segmen ekonomis.
Secara keseluruhan, bagi para pelaku bisnis, memahami seluruh spektrum harga basreng mentah 1 kg — mulai dari yang termurah Rp 20.000 hingga yang termahal Rp 65.000 — adalah fondasi untuk membangun model bisnis yang tangguh dan berkelanjutan di tengah persaingan pasar camilan yang dinamis.