Hewan Qurban yang Ideal untuk Akikah
Akikah merupakan salah satu sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) dalam Islam, yang dilaksanakan sebagai wujud syukur atas kelahiran seorang anak. Pelaksanaan akikah melibatkan penyembelihan hewan ternak. Memilih hewan untuk akikah yang tepat bukan hanya soal niat, tetapi juga memperhatikan kriteria syar'i agar ibadah ini sah dan diterima oleh Allah SWT.
Secara umum, hewan yang diperbolehkan untuk akikah sama dengan hewan yang sah untuk kurban, yaitu hewan ternak. Dalam fikih Islam, terdapat tiga jenis hewan utama yang menjadi pilihan, dengan ketentuan jumlah yang berbeda tergantung jenis kelamin anak yang dikaruniai.
Ini adalah pilihan paling umum dan paling mudah dipenuhi. Syarat utama untuk kambing/domba adalah:
Banyak keluarga memilih kambing karena ukurannya yang relatif lebih kecil dan mudah diolah dagingnya untuk dibagikan kepada kerabat dan fakir miskin.
Sapi atau kerbau juga sah digunakan sebagai hewan akikah. Perbedaannya terletak pada jumlah yang dibutuhkan:
Hal terpenting adalah memastikan keabsahan pembagian porsi sesuai dengan mazhab yang diikuti.
Unta juga sah, dengan ketentuan yang sama seperti sapi (1 unta = 7 bagian). Namun, karena ketersediaan dan biaya, unta jarang sekali dijadikan hewan untuk akikah di Indonesia.
Kualitas hewan sangat menentukan kesempurnaan ibadah akikah. Hewan yang sakit atau cacat tidak sah untuk dijadikan akikah, sebagaimana berlaku pada hewan kurban. Berikut adalah kondisi yang harus dihindari:
Usia minimum sangat krusial. Untuk kambing dan domba, pastikan usianya sudah memenuhi batas minimal syar'i, yaitu mendekati enam bulan atau lebih untuk domba yang gemuk, dan satu tahun untuk kambing. Memastikan usia yang tepat menunjukkan kesungguhan dalam menunaikan sunnah ini.
Ketentuan jumlah hewan akikah didasarkan pada tradisi Nabi Muhammad SAW:
Meskipun demikian, jika kondisi keuangan tidak memungkinkan untuk memenuhi jumlah ideal tersebut, satu ekor kambing/domba untuk anak laki-laki juga tetap dianggap sah, berdasarkan beberapa riwayat lain. Fleksibilitas ini penting agar akikah dapat terlaksana.
Setelah hewan disembelih, daging akikah sebaiknya didistribusikan. Berbeda dengan kurban, daging akikah boleh dibagikan dalam kondisi mentah atau sudah dimasak. Mayoritas ulama menganjurkan pembagian daging akikah dengan ketentuan:
Tidak ada keharusan untuk mengundang orang datang makan daging akikah (walimatul 'Aqiqah), meskipun hal itu diperbolehkan. Fokus utama adalah memastikan daging tersalurkan kepada mereka yang berhak menerimanya sebagai bentuk syukur dan berbagi keberkahan kelahiran.
Memilih hewan untuk akikah adalah langkah awal yang penting dalam menjalankan ibadah ini. Dengan memilih hewan yang sehat, sesuai kriteria usia, dan mematuhi jumlah yang dianjurkan, kita berharap keberkahan senantiasa menyertai pertumbuhan dan masa depan buah hati kita.