Ilustrasi hewan akikah
Akikah (atau Aqiqah) adalah salah satu sunnah muakkad dalam Islam yang dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran seorang anak. Prosesi ini melibatkan penyembelihan hewan ternak sesuai dengan ketentuan syariat. Memahami ketentuan hewan akikah adalah kunci agar ibadah ini sah dan diterima oleh Allah.
Ketentuan ini merujuk pada jenis hewan, usia, kondisi fisik, serta jumlah hewan yang disembelih, yang semuanya memiliki landasan kuat dalam hadis dan pandangan ulama.
1. Jenis Hewan yang Diperbolehkan
Secara umum, hewan yang sah untuk akikah adalah hewan yang juga sah untuk kurban. Mayoritas ulama sepakat bahwa hewan akikah meliputi:
- Kambing atau Domba
- Sapi (termasuk kerbau)
- Unta
Namun, dalam konteks masyarakat Indonesia, kambing atau domba adalah pilihan yang paling umum dan mudah dilaksanakan.
2. Jumlah Hewan Akikah
Jumlah hewan yang disembelih bergantung pada jenis kelamin anak yang baru lahir:
- Untuk anak laki-laki: Dianjurkan menyembelih dua ekor kambing/domba.
- Untuk anak perempuan: Dianjurkan menyembelih satu ekor kambing/domba.
Meskipun demikian, beberapa ulama membolehkan menyembelih satu ekor untuk laki-laki jika dirasa lebih ringan, namun mengikuti jumlah dua ekor adalah praktik yang lebih utama (sunnah muakkad).
3. Syarat Usia dan Kesehatan Hewan
Sama seperti kurban, hewan akikah harus memenuhi syarat usia minimal dan bebas dari cacat fisik. Hewan yang cacat atau sakit tidak sah untuk dijadikan hewan akikah karena menunjukkan kualitas syukur yang kurang sempurna.
Usia Minimal Hewan:
- Kambing/Domba: Minimal telah memasuki usia 6 bulan (telah berganti gigi susu).
- Sapi/Kerbau: Minimal berusia 1 tahun.
- Unta: Minimal berusia 5 tahun.
Kondisi Kesehatan (Bebas Cacat):
Hewan akikah harus terbebas dari cacat yang jelas, berdasarkan sabda Rasulullah SAW. Cacat yang membatalkan keabsahan akikah meliputi:
- Buta sebelah atau kedua matanya yang jelas terlihat.
- Sakit parah yang tampak jelas (misalnya pincang parah hingga tidak mampu berjalan ke tempat penyembelihan).
- Badan terlalu kurus (tulang terlihat jelas).
- Telinga atau ekor terpotong sebagian besar.
4. Proses Penyembelihan dan Distribusi
Pelaksanaan penyembelihan hewan akikah idealnya dilakukan setelah anak berusia tujuh hari, meskipun ada kelonggaran waktu. Daging hasil sembelihan akikah disunnahkan untuk dibagi menjadi tiga bagian utama:
- Untuk orang fakir/miskin: Sebagian dibagikan untuk mereka yang membutuhkan.
- Untuk kerabat, tetangga, dan teman: Untuk berbagi kebahagiaan.
- Untuk keluarga yang berakikah: Sebagian dimasak untuk dikonsumsi sendiri dalam acara syukuran.
Beberapa pandangan juga menganjurkan agar daging akikah tidak dibagikan dalam keadaan mentah, melainkan dimasak terlebih dahulu sebelum didistribusikan, sebagai bentuk jamuan dan kemudahan bagi penerima.
Memahami ketentuan hewan akikah memastikan bahwa pelaksanaan ibadah ini sesuai dengan tuntunan syariat. Akikah bukan sekadar tradisi, melainkan wujud syukur mendalam atas anugerah terindah dari Allah berupa seorang buah hati.