Ilustrasi: Persiapan spiritual menjelang janji suci.
Pernikahan dalam pandangan Islam bukan sekadar ikatan formal antara dua insan, melainkan sebuah kontrak suci (mitsaqan ghalizhan) yang bertujuan membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Sebelum hari akbar akad nikah tiba, ada satu tahapan persiapan yang seringkali luput dari fokus utama, yaitu pengajian sebelum akad nikah. Persiapan ini esensial, berfungsi sebagai fondasi spiritual dan bekal ilmu sebelum kedua mempelai menempuh babak baru kehidupan.
Banyak pasangan fokus pada persiapan logistikāgedung, busana, kateringānamun melupakan bekal non-materi. Padahal, keberlangsungan pernikahan lebih bergantung pada pemahaman agama dan etika rumah tangga daripada kemewahan resepsi. Pengajian pra-nikah menjembatani kesenjangan ini dengan memberikan pemahaman mendalam mengenai hakikat pernikahan dalam Islam.
Pengajian ini menjadi momen vital bagi kedua calon pengantin untuk menyelaraskan visi ibadah mereka. Ilmu yang didapat memastikan bahwa pernikahan diniatkan semata-mata karena Allah, bukan hanya karena tuntutan sosial atau cinta semata. Mereka akan belajar bagaimana menjadikan rumah tangga sebagai wadah untuk beribadah bersama, mulai dari shalat berjamaah hingga menjalankan ibadah sunnah lainnya.
Materi yang dibahas dalam pengajian ini biasanya sangat praktis dan relevan. Tujuannya adalah meminimalisir konflik rumah tangga di masa depan melalui ilmu yang benar. Berikut beberapa poin utama yang sering ditekankan:
Seringkali, calon suami dan istri datang dari latar belakang keluarga yang sedikit berbeda dalam penerapan syariat. Pengajian sebelum akad nikah menjadi wadah netral untuk mendiskusikan dan menyamakan persepsi. Ini adalah kesempatan emas untuk berdiskusi terbuka mengenai standar hidup islami yang akan mereka anut, misalnya dalam hal batasan pergaulan, pengelolaan keuangan, hingga pola asuh anak kelak.
Jika salah satu pihak merasa kurang memiliki bekal ilmu, pengajian ini memberikan kesempatan untuk belajar bersama, menempatkan diri dalam posisi murid yang sama di hadapan seorang ustaz atau ulama.
Melakukan persiapan spiritual bersama jauh sebelum pesta pernikahan menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat dibandingkan sekadar memilih dekorasi. Ketika keduanya sama-sama mendengarkan dan menyerap nasihat agama, komitmen mereka terhadap janji suci menjadi berlapis: janji pada pasangan dan janji pada Sang Pencipta.
Pengajian pra-nikah juga membantu meredam kegugupan menjelang hari H. Fokus yang bergeser dari "bagaimana acara nanti" menjadi "bagaimana kehidupan setelah ini" memberikan ketenangan batin. Ini adalah doa kolektif, memohon keberkahan agar pernikahan yang akan dilangsungkan menjadi titik awal kebahagiaan abadi, bukan hanya kebahagiaan sesaat di hari resepsi.
Oleh karena itu, calon pengantin Muslim yang bijak akan memprioritaskan pengajian sebelum akad nikah sebagai investasi jangka panjang. Bekal ilmu yang diperoleh akan menjadi kompas yang terus menuntun biduk rumah tangga melewati badai kehidupan, menjadikannya pelabuhan yang selalu teduh dan diridai Allah SWT.