Aqidah dalam Islam bukan sekadar serangkaian ritual atau keyakinan yang diwariskan tanpa pemahaman. Ia adalah fondasi utama yang menopang seluruh bangunan kehidupan seorang Muslim. Secara harfiah, kata "Aqidah" (العقيدة) berasal dari bahasa Arab yang berarti ikatan atau simpul yang kuat. Dalam konteks teologi Islam, Aqidah merujuk pada pokok-pokok keimanan yang harus diyakini dengan sepenuh hati dan dipegang teguh tanpa keraguan sedikit pun.
Memahami pengantar aqidah Islam berarti menelusuri inti dari apa yang diyakini oleh seorang Muslim tentang Tuhannya, alam semesta, diri sendiri, dan tujuan akhir keberadaannya. Kekuatan iman seseorang diukur bukan dari seberapa sering ia beribadah, melainkan seberapa kokoh keyakinannya pada enam pilar utama yang telah ditetapkan dalam ajaran Islam.
Fondasi aqidah Islam yang baku dan tidak dapat ditawar lagi termaktub dalam rukun iman. Keenam rukun ini harus diterima secara menyeluruh. Jika salah satu pilar ini runtuh, maka keseluruhan bangunan keimanan seseorang dianggap tidak sah.
Aqidah berfungsi sebagai kompas moral dan spiritual. Tanpa pemahaman yang benar mengenai prinsip-prinsip ini, praktik ibadah seseorang bisa menjadi kosong atau bahkan menyesatkan. Aqidah memberikan jawaban atas pertanyaan filosofis mendasar: Siapa Tuhan kita? Mengapa kita diciptakan? Ke mana kita akan kembali?
Ketika aqidah tertanam kuat, ia akan membentuk karakter yang tangguh. Seorang Muslim yang berpegang teguh pada aqidah akan lebih sabar menghadapi ujian hidup, karena ia yakin bahwa setiap kesulitan adalah bagian dari takdir yang telah ditetapkan Allah dan mengandung hikmah di dalamnya. Ia akan menjalani hidup dengan penuh tujuan, senantiasa mencari keridhaan Ilahi sebagai tujuan utamanya, bukan mengejar kesenangan duniawi yang fana.
Proses penguatan aqidah harus terus dilakukan sepanjang hayat. Di era informasi yang serba cepat ini, di mana ideologi dan pemikiran baru terus bermunculan, menguatkan pemahaman terhadap pokok-pokok keimanan menjadi benteng pertahanan diri dari keraguan dan penyimpangan. Belajar aqidah adalah perjalanan reflektif menuju keyakinan yang murni dan lurus sesuai petunjuk Al-Qur'an dan Sunnah.
Pada akhirnya, pengantar aqidah Islam mengajarkan bahwa hubungan terbaik adalah hubungan langsung antara hamba dengan Penciptanya. Dengan memahami dan meyakini keenam rukun iman tersebut, seorang Muslim menempatkan fondasi hidupnya di atas dasar yang paling kokoh: kebenaran mutlak dari Allah SWT.