Memperhatikan warna dan tekstur urine adalah salah satu cara termudah untuk memantau kesehatan internal tubuh. Meskipun sesekali melihat penyebab air seni berbusa bisa jadi hal yang normal, jika fenomena ini terjadi secara konsisten, ini bisa menjadi sinyal bahwa ada sesuatu yang perlu diperhatikan lebih lanjut oleh sistem kesehatan Anda.
Urine menjadi berbusa karena adanya gelembung udara yang terperangkap saat cairan dikeluarkan. Dalam kebanyakan kasus, hal ini terjadi karena kecepatan aliran yang tinggi, mirip dengan menuang bir dengan cepat. Namun, jika busa tersebut menetap dan tidak hilang setelah beberapa saat, ada beberapa penyebab air seni berbusa lainnya yang mungkin mendasarinya.
Ini adalah penyebab paling umum dan paling mudah diatasi. Ketika tubuh kekurangan cairan, urine menjadi lebih pekat (konsentrasi zat terlarutnya tinggi). Konsentrasi yang tinggi ini dapat menyebabkan tegangan permukaan air seni berubah, sehingga lebih mudah membentuk busa saat kontak dengan air di kloset. Memastikan asupan cairan harian tercukupi biasanya dapat menyelesaikan masalah ini dengan cepat.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, kecepatan aliran urine yang tinggi seringkali menghasilkan buih sementara. Ini sering terjadi pada pria karena jarak antara uretra dan toilet yang lebih jauh, serta tekanan yang dihasilkan saat berkemih.
Terkadang, busa yang Anda lihat bukanlah berasal dari urine Anda, melainkan sisa-sisa deterjen, pemutih, atau pembersih toilet yang masih ada di permukaan air kloset. Perhatikan apakah busa muncul bahkan setelah Anda menyiram toilet tanpa buang air kecil.
Ketika busa urine tidak hilang dan berlangsung terus-menerus, hal ini seringkali mengindikasikan adanya masalah medis yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Salah satu kondisi medis utama yang sering dikaitkan dengan urine berbusa adalah adanya protein dalam urine (proteinuria).
Ginjal berfungsi menyaring limbah dari darah sambil menahan zat penting seperti protein (terutama albumin) agar tidak terbuang melalui urine. Jika ginjal mulai rusak atau fungsinya terganggu, protein dapat bocor ke dalam urine. Protein bertindak sebagai surfaktan, yang menurunkan tegangan permukaan air, sehingga memudahkan pembentukan busa yang stabil dan persisten. Penyebab air seni berbusa yang berhubungan dengan ginjal bisa menjadi tanda awal dari:
Diabetes yang parah atau tidak terkontrol menyebabkan kadar gula darah sangat tinggi. Tubuh mencoba mengeluarkan kelebihan gula melalui urine. Kehadiran glukosa dalam jumlah besar dapat mengubah komposisi urine dan terkadang menyebabkan pembusaan, meskipun proteinuria sering menjadi mekanisme yang lebih umum dalam kasus diabetes lanjut.
Pada pria, kondisi langka yang disebut ejakulasi retrograde terjadi ketika air mani memasuki kandung kemih alih-alih keluar melalui penis saat orgasme. Urine yang keluar setelah hubungan seksual mungkin terlihat keruh atau berbusa karena bercampur dengan air mani.
Anda harus segera mencari saran medis jika urine berbusa terjadi:
Sebelum panik dan mendiagnosis diri sendiri, coba lakukan penyesuaian gaya hidup sederhana yang mungkin menjadi penyebab air seni berbusa Anda:
Namun, jika perubahan gaya hidup ini tidak memberikan dampak yang signifikan, langkah terbaik adalah melakukan tes urine rutin (urinalisis) di laboratorium atau fasilitas kesehatan untuk memeriksa kadar protein, glukosa, dan indikator kesehatan ginjal lainnya. Deteksi dini adalah kunci dalam mengelola kondisi kesehatan apa pun.