Sering buang ludah atau air liur secara berlebihan adalah kondisi yang cukup umum dan bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Meskipun tampak sepele, kebutuhan konstan untuk meludah sering kali merupakan respons tubuh terhadap suatu kondisi yang mendasarinya. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama untuk mencari solusi yang tepat.
Air liur (saliva) diproduksi oleh kelenjar ludah kita dan memainkan peran penting dalam pencernaan, melindungi gigi, dan menjaga kelembaban mulut. Produksi normal air liur biasanya ditelan tanpa kita sadari. Namun, ketika produksi meningkat drastis, atau ketika ada masalah menelan, timbullah dorongan untuk membuangnya.
Penyebab Utama Sering Buang Ludah
Kondisi peningkatan air liur atau rasa ingin meludah secara konstan dapat dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari masalah ringan hingga indikasi kondisi medis yang memerlukan perhatian profesional.
1. Kondisi Pencernaan (GERD dan Refluks)
Salah satu penyebab paling umum dari rasa ingin meludah yang berlebihan adalah penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau naiknya asam lambung. Ketika asam lambung naik ke kerongkongan (esofagus), tubuh merespons dengan memproduksi lebih banyak air liur. Air liur ini bersifat basa, berfungsi sebagai mekanisme pertahanan alami untuk menetralisir asam lambung yang mengiritasi.
- Rasa terbakar di dada (heartburn).
- Sensasi mengganjal di tenggorokan.
- Ludah yang terasa lebih banyak atau berlendir.
2. Produksi Air Liur yang Berlebihan (Ptyalism atau Sialorrhea)
Beberapa orang memang mengalami kondisi medis yang menyebabkan produksi air liur jauh melebihi batas normal. Ini bisa dipicu oleh:
- Efek Samping Obat: Beberapa jenis obat, terutama obat psikiatri (seperti antipsikotik) atau obat yang digunakan untuk penyakit Alzheimer, dapat meningkatkan produksi air liur sebagai efek samping.
- Kondisi Neurologis: Gangguan yang memengaruhi kontrol otot wajah dan menelan, seperti Parkinson atau stroke, dapat menyebabkan air liur menumpuk karena kesulitan menelan secara efektif.
3. Masalah di Rongga Mulut dan Tenggorokan
Iritasi lokal dapat memicu respons produksi air liur sebagai cara tubuh membersihkan iritan tersebut. Ini termasuk:
- Radang Tenggorokan (Faringitis): Infeksi atau peradangan membuat area tersebut terasa tidak nyaman, memicu produksi lendir atau ludah.
- Benda Asing atau Iritasi: Gigi berlubang parah, sariawan, atau iritasi akibat penggunaan alat ortodonti juga bisa memicu produksi liur berlebih.
- Infeksi Gigi: Abses gigi atau infeksi gusi dapat meningkatkan liur sebagai respons inflamasi.
4. Faktor Lainnya
Beberapa kondisi lain yang mungkin terkait meliputi:
- Kehamilan: Peningkatan hormon selama trimester pertama sering kali menyebabkan peningkatan drastis air liur (terutama jika disertai mual).
- Paparan Zat Tertentu: Keracunan logam berat tertentu (walaupun jarang terjadi) dapat menyebabkan hipersalivasi.
- Kecemasan dan Stres: Meskipun stres biasanya mengurangi produksi ludah (mulut kering), pada beberapa individu, kecemasan dapat memicu respons fisik yang salah di mana mereka merasa harus terus meludah.
Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?
Jika kebutuhan untuk buang ludah terjadi sesekali dan hilang dengan sendirinya, kemungkinan besar itu terkait dengan makanan yang Anda konsumsi atau iritasi ringan. Namun, Anda harus mencari bantuan medis jika:
- Kondisi ini berlangsung terus-menerus selama lebih dari beberapa minggu.
- Anda mengalami kesulitan menelan (disfagia) atau tersedak saat makan.
- Produksi ludah sangat banyak hingga mengganggu tidur atau kemampuan berbicara.
- Disertai gejala lain seperti penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan atau nyeri dada yang parah.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin merekomendasikan tes lebih lanjut untuk mengidentifikasi akar masalah, apakah itu berasal dari sistem pencernaan, efek samping obat, atau kondisi neurologis.