Aqidah, dalam konteks ajaran Islam, merujuk pada pondasi kepercayaan atau keyakinan yang teguh dan tidak tergoyahkan. Ia adalah akar dari seluruh amalan seorang Muslim. Jika aqidah seseorang kuat dan sahih, maka segala tindakan (ibadah dan muamalah) akan terarah sesuai dengan kehendak Allah SWT. Rangkuman ini bertujuan menyajikan pilar-pilar utama aqidah Islam secara ringkas dan mudah dipahami.
Definisi dan Pentingnya Aqidah
Secara bahasa, aqidah berarti ikatan yang menguatkan sesuatu. Dalam terminologi syariat, aqidah adalah serangkaian konsep keimanan yang harus diyakini dengan sepenuh hati, diikrarkan melalui lisan, dan dibuktikan melalui perbuatan. Aqidah yang benar bersumber utama dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Tanpa aqidah yang shahih, amal perbuatan, betapapun banyaknya, tidak akan memiliki nilai di sisi Allah.
Pilar Utama Aqidah: Rukun Iman
Iman dalam Islam terdiri dari enam rukun utama yang saling terkait. Mengingkari salah satu di antaranya berarti gugur seluruh keimanannya. Rukun Iman ini adalah jantung dari aqidah seorang Muslim.
Iman kepada Allah SWT: Ini adalah pondasi tertinggi, meyakini bahwa hanya ada satu Tuhan yang berhak disembah (Tauhid), yang memiliki nama dan sifat-sifat kesempurnaan, serta mengesakan-Nya dalam penciptaan, penguasaan, dan peribadatan.
Iman kepada Malaikat-Malaikat Allah: Meyakini keberadaan makhluk gaib yang diciptakan dari cahaya, yang ditugaskan Allah untuk melaksanakan berbagai perintah-Nya, seperti Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail.
Iman kepada Kitab-Kitab Allah: Percaya bahwa Allah telah menurunkan wahyu-Nya dalam bentuk kitab suci kepada para Nabi dan Rasul-Nya, termasuk Taurat, Zabur, Injil, dan puncaknya adalah Al-Qur'an.
Iman kepada Rasul-Rasul Allah: Mengimani bahwa Allah mengutus para Nabi dan Rasul (seperti Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan penutupnya Muhammad SAW) untuk menyampaikan risalah dan membimbing umat manusia.
Iman kepada Hari Akhir: Meyakini adanya kehidupan setelah kematian, hari kiamat, perhitungan amal (hisab), pembalasan (surga atau neraka), serta pertanggungjawaban mutlak atas setiap perbuatan.
Iman kepada Qada dan Qadar (Ketentuan Allah): Beriman bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta, baik yang baik maupun yang buruk, telah ditentukan oleh ilmu dan kehendak Allah sebelumnya, namun manusia tetap memiliki kehendak bebas (ikhtiyar) untuk memilih perbuatannya.
Tauhid: Inti dari Aqidah
Jika Rukun Iman adalah tiang-tiangnya, maka Tauhid (mengesakan Allah) adalah fondasinya. Tauhid terbagi menjadi tiga bagian krusial yang harus dipahami secara utuh:
Tauhid Rububiyyah: Mengesakan Allah dalam perbuatan-Nya sebagai satu-satunya Pencipta, Pengatur, Pemberi rezeki, dan Pemelihara alam semesta.
Tauhid Uluhiyyah (atau Tauhid Ibadah): Mengesakan Allah dalam peribadatan. Hanya Allah yang berhak disembah, dimintai pertolongan, dicintai, ditakuti, dan diharapkan rahmat-Nya. Inilah substansi dari syahadat "Laa Ilaaha Illa Allah".
Tauhid Asma wa Shifat: Mengesakan Allah dalam nama-nama-Nya yang Maha Indah dan sifat-sifat-Nya yang Maha Tinggi, sebagaimana yang telah Allah tetapkan bagi diri-Nya sendiri dalam Al-Qur'an dan Sunnah, tanpa tahrif (pengubahan makna), ta'thil (peniadaan), takyif (mempersoalkan bagaimana), dan tamtsil (menyerupakan dengan makhluk).
Memperkuat aqidah berarti terus menerus mempelajari dan mengamalkan konsekuensi dari keenam rukun iman ini, dengan menjadikan Tauhid sebagai poros utamanya. Aqidah yang kokoh adalah benteng seorang mukmin dalam menghadapi gejolak dunia dan keraguan filosofis.