Panduan Lengkap Sunah-Sunah dalam Akikah

Akikah adalah salah satu syariat yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah) dalam Islam sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran seorang anak. Pelaksanaannya memiliki tata cara dan adab tertentu yang diwariskan dari tuntunan Nabi Muhammad SAW. Memahami sunah-sunah dalam akikah tidak hanya memastikan ibadah sah, tetapi juga menyempurnakan keberkahan anugerah seorang buah hati.

Apa Itu Akikah dan Dasar Hukumnya?

Akikah secara etimologi berarti memotong atau memutuskan. Dalam konteks syariat, akikah adalah penyembelihan hewan ternak sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran seorang anak. Hukum akikah mayoritas ulama menganggapnya sebagai sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan).

Pelaksanaannya memiliki waktu ideal yang telah ditetapkan, yaitu pada hari ketujuh kelahiran. Jika terlewat, ada pendapat yang menyebutkan bisa dilaksanakan pada hari ke-14 atau ke-21, namun hari ketujuh adalah yang paling utama.

Ilustrasi Simbolis Akikah: Dua Kambing dan Bintang Syukur Kelahiran

1. Jumlah Hewan yang Disembelih

Ini adalah sunah paling mendasar dalam pelaksanaan akikah:

Meskipun demikian, jika ada kesulitan ekonomi, menyembelih satu ekor untuk laki-laki juga diperbolehkan, sesuai dengan hadis yang menunjukkan keringanan dalam pelaksanaan akikah.

2. Kualitas Hewan yang Dianjurkan

Hewan yang disembelih harus memenuhi kriteria yang disyaratkan dalam ibadah kurban, karena akikah memiliki kemiripan dengannya. Sunah yang perlu diperhatikan:

3. Waktu Pelaksanaan Terbaik

Waktu ideal untuk melaksanakan akikah adalah pada hari ketujuh kelahiran anak. Rasulullah SAW bersabda, "Setiap anak tergadaikan dengan akikahnya, maka sembelihlah ia pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama."

Jika hari ketujuh bertepatan dengan halangan atau ada kesulitan, pelaksanaannya dapat diundur ke hari ke-14 atau ke-21. Namun, keutamaan tetap pada hari ketujuh tersebut.

4. Pelaksanaan Prosesi Penyembelihan

Ada beberapa sunah yang berkaitan dengan proses penyembelihan:

5. Pembagian Daging Akikah

Pembagian daging adalah aspek penting lainnya. Sunah pembagian daging akikah dibagi menjadi tiga bagian utama:

  1. Untuk Fakir Miskin: Bagian yang dibagikan kepada mereka yang membutuhkan sebagai sedekah.
  2. Untuk Tetangga dan Kerabat: Dibagikan kepada kerabat, teman, dan tetangga sebagai bentuk silaturahmi dan berbagi kebahagiaan. Bagian ini bisa disajikan dalam keadaan matang (dmasak).
  3. Untuk Keluarga yang Mengakikah: Sebagian kecil daging boleh disimpan untuk dimasak dan dinikmati oleh keluarga inti yang mengadakan akikah, sebagai bentuk menikmati hasil syukur.

Perlu diperhatikan bahwa daging akikah sebaiknya dibagikan mentah, kecuali untuk kerabat dekat dan tetangga yang diundang untuk makan bersama.

6. Mencukur Rambut Bayi

Sunah lain yang menyertai akikah pada hari ketujuh adalah mencukur seluruh rambut bayi yang baru lahir. Rambut ini kemudian ditimbang, dan berat emas atau perak seberat timbangan rambut tersebut disedekahkan.

7. Pemberian Nama

Pada hari ketujuh, bersamaan dengan akikah, disunnahkan pula memberikan nama yang baik dan mengandung makna Islami kepada sang bayi. Nama yang baik adalah doa bagi masa depannya.

Dengan menunaikan segala sunah-sunah dalam akikah ini, diharapkan kelahiran sang buah hati membawa keberkahan yang berlipat ganda bagi seluruh keluarga, menjadikannya anak yang saleh dan bermanfaat bagi agama serta umat.

🏠 Homepage