Memahami Waktu Pemberian Seserahan: Lamaran atau Akad?

Hantaran Pemberian Calon Suami Calon Istri

Ilustrasi simbolis penyerahan barang adat.

Pengantar Tradisi Seserahan

Seserahan, atau dalam beberapa budaya disebut hantaran, adalah tradisi sakral dalam rangkaian pernikahan di Indonesia. Tradisi ini bukan sekadar ritual seremonial, melainkan simbol tanggung jawab, kasih sayang, dan kesiapan pihak pria untuk menafkahi calon istri, serta bentuk penghargaan kepada keluarga wanita. Namun, muncul pertanyaan umum di kalangan pasangan muda: kapan waktu ideal untuk menyerahkan seserahan ini? Apakah saat acara lamaran resmi, ataukah menunggu hingga hari akad nikah tiba?

Jawaban atas pertanyaan ini tidak tunggal, karena sangat dipengaruhi oleh adat istiadat daerah, kesepakatan kedua keluarga, dan preferensi pribadi pasangan itu sendiri. Memahami perbedaan waktu penyerahan ini penting untuk memastikan kelancaran persiapan pernikahan.

Seserahan Saat Lamaran (Pertunangan Resmi)

Mayoritas pasangan di Indonesia memilih untuk menyerahkan seserahan dalam sebuah acara yang didedikasikan khusus, yaitu saat prosesi lamaran atau pertunangan.

Jika sesi lamaran dan akad dipisahkan waktu yang cukup jauh (misalnya beberapa bulan), maka penyerahan di waktu lamaran sangat dianjurkan agar keluarga wanita memiliki waktu untuk memeriksa dan memanfaatkan isi seserahan tersebut.

Seserahan Saat Akad Nikah (Ijab Qabul)

Pilihan lain adalah menunda penyerahan seserahan hingga hari pelaksanaan akad nikah. Strategi ini sering diadopsi oleh pasangan yang menginginkan kesederhanaan atau memiliki keterbatasan waktu antara lamaran dan akad.

Namun, penting dicatat, jika pilihan ini diambil, pastikan tidak ada item penting yang harus digunakan mempelai wanita sebelum hari akad, karena barang-barang tersebut baru akan diserahkan setelah janji nikah terucap.

Kesimpulan dan Komunikasi Keluarga

Baik seserahan diberikan saat lamaran maupun saat akad nikah, keduanya memiliki legitimasi budaya dan sosial. Tidak ada aturan baku yang mutlak. Intinya adalah komunikasi terbuka antara kedua belah pihak.

Diskusikan dengan keluarga Anda:

  1. Adat mana yang paling dominan di lingkungan Anda?
  2. Seberapa besar jarak waktu antara lamaran dan akad?
  3. Apa fungsi utama dari seserahan yang akan diberikan?
Apabila lamaran hanya bersifat penjajakan dan akad adalah momen sakral penentuan, seringkali seserahan disiapkan secara simbolis saat lamaran dan penyerahan utuh dilakukan saat akad. Sebaliknya, jika lamaran adalah momen peresmian hubungan, maka penyerahan seserahan saat itu juga adalah bentuk penghormatan terbaik. Pada akhirnya, seserahan adalah simbol cinta dan komitmen, kapan pun ia diserahkan, niat baiknya tetaplah yang utama.

🏠 Homepage