Mengebor sumur adalah investasi penting untuk menjamin ketersediaan air bersih. Namun, impian mendapatkan air melimpah seringkali diuji ketika pengeboran menemukan lapisan akuifer yang mengandung material halus seperti pasir. Masalah sumur bor berpasir adalah salah satu tantangan teknis paling umum yang dihadapi pemilik sumur, karena pasir dapat menyebabkan kerusakan pada pompa, menyumbat pipa, dan yang paling krusial, membuat air tidak layak konsumsi.
Pasir yang terbawa dalam air sumur biasanya berasal dari dua sumber utama. Pertama, kegagalan dalam proses instalasi, di mana lapisan filter alami atau buatan tidak memadai. Kedua, kondisi geologi lokal yang memang didominasi oleh formasi batuan lepas atau pasir berbutir halus yang mudah tererosi oleh aliran air.
Ketika pompa dihidupkan, tekanan hisap menciptakan aliran air yang deras di sekitar lubang saringan (screen). Jika celah saringan terlalu lebar atau tidak ada penyaring tambahan (seperti kerikil atau material filtrasi lain), partikel pasir halus akan tersedot bersama air. Jika ini terjadi terus menerus, selain air menjadi keruh, komponen vital seperti pompa submersible dapat mengalami keausan cepat akibat abrasi, yang berujung pada kegagalan dini.
Langkah paling efektif untuk mengatasi masalah sumur bor berpasir adalah pencegahan yang dilakukan pada tahap pengeboran dan penyelesaian (finishing) sumur. Konsultasi dengan ahli geologi atau pengebor berpengalaman sangat penting untuk memetakan jenis tanah.
Saringan sumur harus dipilih berdasarkan ukuran butiran (grain size) formasi akuifer. Jika akuifer didominasi pasir halus (fine sand), maka saringan dengan bukaan (slot size) yang sangat kecil harus digunakan. Penggunaan saringan tipe kawat segi empat (wire-wrapped screen) seringkali lebih unggul karena memberikan luas permukaan filtrasi yang lebih besar tanpa mengurangi kekuatan struktural.
Ini adalah solusi paling umum dan efektif. Setelah casing dan screen terpasang pada zona akuifer berpasir, ruang kosong antara casing dan dinding lubang bor diisi dengan material filter yang telah dicuci bersih—biasanya kerikil atau pasir kasar (gravel). Kerikil ini berfungsi sebagai filter sekunder yang jauh lebih besar daripada saringan, memastikan hanya air yang dapat melewatinya, sementara pasir halus tertahan di luar.
Jika sumur Anda sudah beroperasi namun mulai mengeluarkan pasir, jangan panik. Ada beberapa langkah perbaikan yang bisa dilakukan, meskipun hasilnya mungkin tidak seefektif jika pencegahan dilakukan sejak awal.
Terkadang, pompa yang terlalu kuat menyebabkan pasir masuk. Coba operasikan pompa dengan laju aliran yang lebih rendah atau hentikan operasi sebentar agar pasir yang sudah terlanjur masuk mengendap di dasar sumur. Lakukan proses pengembangan sumur kembali dengan memompa naik turun atau menyemprotkan air bertekanan untuk membersihkan saringan yang tersumbat.
Jika pasir masuk karena level air tanah turun dan pompa menyedot zona dasar yang tidak stabil, pertimbangkan untuk menurunkan pompa (jika memungkinkan) sedikit di bawah zona penyaringan utama, atau sebaliknya, menaikkan posisi pompa sedikit jika pasir masuk dari celah atas casing.
Dalam kasus ekstrim, mungkin diperlukan pengeboran ulang parsial untuk memasang saringan tambahan atau melakukan injeksi material pengisi (seperti bentonit atau material penyegel khusus) di area yang teridentifikasi sebagai jalur masuknya pasir.
Mengelola sumur bor berpasir memerlukan pemahaman geologi dan teknik hidrolika yang baik. Investasi pada perencanaan yang matang—termasuk penggunaan saringan yang tepat dan teknik pengurugan kerikil—adalah kunci untuk memastikan investasi sumur bor Anda memberikan pasokan air bersih yang andal dan tahan lama.