Mengapa Air Sumur Jadi Keruh Saat Hujan Deras?

Infiltrasi

Ilustrasi: Infiltrasi air hujan yang membawa sedimen ke dalam sumur.

Salah satu masalah umum yang dihadapi oleh pemilik sumur rumah tangga, terutama di daerah pedesaan atau yang memiliki sistem sumur dangkal, adalah perubahan kualitas air setelah hujan deras. Air yang tadinya jernih dan aman dikonsumsi tiba-tiba menjadi **keruh, berwarna coklat, atau kecoklatan**. Fenomena ini sering menimbulkan kekhawatiran besar mengenai keamanan air minum. Memahami penyebab utama dari perubahan ini adalah langkah pertama untuk mencari solusi yang tepat.

Mekanisme Utama: Infiltrasi dan Aliran Permukaan

Ketika hujan turun dengan intensitas tinggi, permukaan tanah menjadi jenuh dengan air. Air hujan ini tidak sepenuhnya terserap oleh tanah secara perlahan. Sebagian besar air lari di permukaan (runoff) dan mengalir menuju titik terendah, yang sering kali merupakan area sekitar mulut sumur Anda.

Sistem sumur, terutama sumur gali atau sumur resapan, sangat rentan terhadap kontaminasi permukaan. Meskipun struktur sumur memiliki penutup, air hujan yang membawa material dari permukaan dapat menyusup melalui celah atau retakan di dinding sumur, atau bahkan melalui tanah di sekitar sumur yang menjadi jenuh. Material yang terbawa ini meliputi:

Perbedaan Sumur Dangkal dan Sumur Artesis

Tingkat keparahan kekeruhan air sumur saat hujan sangat bergantung pada jenis sumur yang Anda miliki. Sumur yang paling cepat bereaksi adalah sumur dangkal (biasanya kurang dari 20 meter). Sumur jenis ini mengambil air dari lapisan akuifer dangkal yang secara geologis lebih dekat dengan permukaan tanah. Ketika air permukaan yang keruh ini menyusup, ia langsung mempengaruhi kualitas air sumur dalam hitungan jam.

Sebaliknya, sumur bor dalam atau sumur artesis yang menembus lapisan batuan kedap air (aquitard) umumnya lebih terlindungi. Lapisan batuan ini bertindak sebagai filter alami, memisahkan air tanah yang dalam dari kontaminasi permukaan. Namun, meskipun terlindungi, sumur dalam pun tidak sepenuhnya kebal jika terjadi hujan yang sangat ekstrem atau jika integritas casing sumur sudah rusak.

Dampak Kekurangan Perawatan Sumur

Kekeruhan air yang diperparah oleh hujan sering kali menjadi indikator bahwa instalasi sumur Anda memerlukan perawatan. Jika sumur Anda sering keruh setelah hujan, periksa beberapa aspek berikut:

  1. Penutup Sumur (Curbing): Pastikan bibir sumur ditinggikan minimal 20-30 cm di atas permukaan tanah. Ini mencegah air larian langsung masuk ke dalam sumur.
  2. Kualitas Pengeboran/Penggalian: Cek apakah ada celah antara pipa pelindung (casing) dan tanah di sekitarnya yang memungkinkan air kotor masuk.
  3. Kondisi Pompa dan Pipa: Retakan pada pipa hisap atau pipa distribusi di bawah permukaan tanah juga dapat menarik air kotor dari tanah di sekitarnya saat terjadi perubahan tekanan akibat air tanah yang melimpah.

Apa yang Harus Dilakukan Setelah Air Sumur Keruh?

Setelah hujan reda, air biasanya akan mulai mengendap dan kembali jernih dalam beberapa hari. Namun, mengonsumsi air keruh sangat tidak disarankan karena risiko patogen penyakit.

Jangan langsung menggunakan air tersebut untuk minum atau memasak. Biarkan air tetap mengendap. Jika Anda sangat membutuhkan air, ambil dari bagian atas wadah penyimpanan. Setelah air tampak lebih jernih, langkah paling aman adalah melakukan disinfeksi, biasanya dengan menambahkan klorin (pemutih rumah tangga tanpa pewangi) sesuai dosis yang dianjurkan dan mendiamkannya selama minimal 30 menit sebelum digunakan kembali. Untuk penggunaan jangka panjang, pertimbangkan pemasangan sistem filtrasi yang memadai, terutama jika Anda tinggal di area yang sering terjadi curah hujan tinggi.

Pada akhirnya, kekeruhan air sumur saat hujan adalah peringatan alami dari lingkungan sekitar bahwa integritas perlindungan sumur Anda mungkin perlu ditingkatkan. Perawatan rutin adalah kunci untuk memastikan pasokan air tetap bersih dan sehat.

🏠 Homepage