Panduan Lengkap Sunnah Menyembelih Hewan Aqiqah

Aqiqah adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam, yaitu menyembelih hewan sebagai tanda syukur atas kelahiran seorang anak. Pelaksanaan aqiqah harus memperhatikan tata cara dan adab yang sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Memahami sunnah menyembelih hewan aqiqah bukan hanya sebatas ritual, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai syariat.

Pelaksanaan yang benar mencakup aspek pemilihan hewan, waktu penyembelihan, hingga proses pembagian dagingnya. Kesalahan dalam prosedur dapat mengurangi nilai kesempurnaan ibadah ini, meskipun niatnya sudah baik. Oleh karena itu, pembahasan mendalam mengenai sunnah-sunnah ini menjadi penting bagi setiap Muslim yang hendak melaksanakan aqiqah.

Ilustrasi Simbolis Hewan Aqiqah Syukur Kelahiran

Ketentuan Hewan Aqiqah

Pemilihan hewan aqiqah memiliki ketentuan yang hampir sama dengan hewan kurban. Sunnahnya adalah menggunakan domba atau kambing. Jumlah hewan yang disembelih berbeda antara anak laki-laki dan perempuan.

Selain jumlah, hewan yang disembelih harus memenuhi syarat sah, yaitu:

  1. Bebas dari cacat fisik yang jelas (buta, pincang parah, sangat kurus, atau sakit parah).
  2. Usia hewan harus telah mencapai usia minimal yang disyaratkan (misalnya kambing/domba harus sudah berumur minimal enam bulan dan berganti gigi).

Waktu Pelaksanaan dan Niat

Waktu terbaik untuk melaksanakan aqiqah adalah pada hari ketujuh kelahiran bayi. Jika tidak memungkinkan, boleh dilakukan pada hari ke-14 atau ke-21. Niat yang tulus adalah fondasi utama dalam setiap ibadah. Sebelum menyembelih, penyembelih harus berniat secara spesifik untuk melaksanakan aqiqah karena kelahiran anak tersebut.

Sunnah dalam Proses Penyembelihan

Aspek teknis penyembelihan memegang peranan penting dalam mengikuti sunnah. Proses ini harus dilakukan dengan cara yang paling baik (ihsan) terhadap hewan.

1. Membaca Bismillah dan Shalawat

Ini adalah sunnah yang wajib ditekankan. Sebelum pisau menyentuh hewan, seorang Muslim harus mengucapkan "Bismillah, Allahu Akbar" (Dengan nama Allah, Allah Maha Besar). Mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW juga dianjurkan sebagai bentuk keberkahan.

2. Menggunakan Alat yang Tajam

Hewan harus disembelih menggunakan pisau yang sangat tajam. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses kematian hewan sehingga mengurangi rasa sakit yang dirasakan. Ini menunjukkan prinsip kasih sayang dalam Islam bahkan kepada makhluk hidup non-manusia.

3. Memotong Tiga Saluran Vital

Penyembelihan harus dilakukan secara sempurna dengan memotong tiga saluran sekaligus, yaitu:

Pastikan pemotongan dilakukan sampai putus total untuk memastikan keluarnya darah dengan lancar, yang merupakan syarat kehalalan daging.

4. Tidak Menajamkan Pisau di Depan Hewan

Salah satu adab yang sering terlewatkan adalah tidak menajamkan pisau di hadapan hewan yang akan disembelih. Hal ini dianggap menyakiti perasaan hewan tersebut dan bertentangan dengan prinsip ihsan.

Pembagian Daging Aqiqah

Setelah hewan disembelih dan diproses, tata cara pembagian daging juga memiliki tuntunan. Secara umum, daging aqiqah dibagi menjadi tiga bagian:

  1. Disedekahkan mentah: Sebagian daging (bisa sepertiga) dibagikan kepada fakir miskin dalam keadaan mentah.
  2. Dibagikan matang: Sebagian daging (sepertiga) dimasak dan dibagikan kepada tetangga, kerabat, atau dibagikan saat acara syukuran.
  3. Disimpan untuk keluarga: Sebagian sisanya boleh disimpan untuk konsumsi keluarga yang beraqiqah.

Mayoritas ulama menganjurkan agar bagian yang disedekahkan lebih besar, sebagai bentuk berbagi kebahagiaan kelahiran anak kepada sesama.

Dengan mengikuti panduan sunnah menyembelih hewan aqiqah ini, diharapkan ibadah yang dilakukan menjadi sempurna dan mendatangkan keridhaan Allah SWT serta keberkahan bagi si buah hati.

🏠 Homepage