Terapi air seni, atau yang lebih dikenal dalam konteks praktik alternatif sebagai Urinoterapi (Urine Therapy), adalah praktik kuno yang melibatkan penggunaan urin—baik diminum, dioleskan pada kulit, atau digunakan untuk kumur—sebagai bentuk pengobatan holistik. Meskipun praktik ini telah ada selama ribuan tahun di berbagai budaya, termasuk dalam literatur Ayurveda kuno, popularitasnya dalam dunia pengobatan modern masih sangat kontroversial dan belum didukung secara luas oleh komunitas medis arus utama.
Inti dari urinoterapi adalah keyakinan bahwa urin manusia, yang terdiri dari air, garam mineral, urea, dan berbagai hormon serta antibodi yang dikeluarkan oleh tubuh, dapat digunakan kembali untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Para pendukung percaya bahwa ketika urin dikonsumsi atau diaplikasikan, tubuh mengenali zat-zat yang sebelumnya telah "dibuang" dan merespons dengan memproduksi respons imun yang lebih kuat terhadap penyakit.
Metode penggunaannya sangat beragam. Ada yang hanya menggunakan urin pertama di pagi hari (sering disebut 'morning first urine') karena dianggap paling terkonsentrasi, sementara yang lain menggunakan urin pertengahan aliran. Aplikasi eksternal dapat berupa kompres untuk luka, bintik kulit, atau digunakan sebagai obat tetes mata dan telinga.
Para praktisi urinoterapi mengklaim manfaat yang sangat luas, mulai dari pengobatan penyakit ringan hingga kondisi kronis yang serius. Beberapa klaim manfaat yang sering dikaitkan dengan terapi ini meliputi:
Penting untuk dicatat bahwa klaim-klaim ini sebagian besar didasarkan pada laporan anekdotal atau studi observasional yang kecil, dan bukan hasil dari uji klinis terkontrol berskala besar yang diakui secara ilmiah.
Dari perspektif kedokteran berbasis bukti, urinoterapi dianggap sebagai pengobatan alternatif tanpa dasar ilmiah yang kuat. Meskipun urin terdiri dari sekitar 95% air dan sisanya adalah produk limbah, memasukkan kembali produk limbah ke dalam sistem tubuh menimbulkan kekhawatiran serius.
Organ ginjal berfungsi menyaring zat-zat berbahaya dan berlebih dari darah. Meskipun urin steril saat meninggalkan kandung kemih (walaupun ini masih diperdebatkan jika ada infeksi), urin yang disimpan atau terekspos udara luar dengan cepat terkontaminasi oleh bakteri. Mengonsumsi kembali produk limbah ini dapat menyebabkan:
Terapi air seni tetap menjadi praktik yang dianut oleh sebagian kecil komunitas kesehatan alternatif, didorong oleh kisah sukses pribadi dan tradisi kuno. Namun, bagi mayoritas komunitas ilmiah dan medis, urinoterapi tidak menawarkan manfaat yang terbukti secara klinis dan berpotensi membawa risiko kesehatan jika dilakukan secara tidak tepat atau digunakan sebagai pengganti perawatan medis yang diperlukan. Bagi mereka yang tertarik pada manfaat hidrasi dan nutrisi yang terkandung dalam cairan tubuh, mengonsumsi air putih yang cukup dan pola makan seimbang tetap merupakan jalur yang paling aman dan terbukti efektif.