Aqidah Islam adalah fondasi utama yang menopang seluruh bangunan keyakinan seorang Muslim. Ia bukan sekadar ritual atau tradisi, melainkan seperangkat prinsip fundamental mengenai keesaan Allah, kenabian, dan hari akhir. Ketika landasan ini kokoh, amalan dan ibadah yang dilakukan akan memiliki nilai dan arah yang jelas. Terdapat tiga pilar utama yang sering ditekankan dalam memahami inti dari aqidah Islam yang benar, yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Ilustrasi Tiga Pilar Utama
1. Iman kepada Allah (Tauhid)
Landasan pertama dan paling mendasar adalah keimanan mutlak kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Ini adalah inti dari Tauhid, yaitu mengesakan Allah dalam segala aspek. Keimanan ini mencakup tiga tingkatan:
Tauhid adalah pembeda utama antara Islam dan kekufuran. Tanpa pengesaan yang benar terhadap Allah, seluruh amal ibadah akan sia-sia, sebagaimana firman Allah yang mengingatkan bahwa syirik (menyekutukan Allah) adalah dosa yang tidak terampuni jika dibawa mati tanpa taubat.
2. Iman kepada Para Rasul dan Kitab Suci
Landasan kedua adalah pengakuan dan penerimaan terhadap seluruh utusan Allah, mulai dari Nabi Adam hingga penutup para nabi, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Keimanan ini menuntut agar kita membenarkan berita yang mereka sampaikan dan mentaati perintah yang mereka bawa.
Ini juga mencakup keimanan kepada semua kitab suci yang diturunkan Allah kepada para rasul-Nya—Shuhuf kepada Ibrahim, Taurat kepada Musa, Zabur kepada Dawud, Injil kepada Isa, dan yang terakhir dan terjaga keasliannya adalah Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW.
Bagi umat Islam kontemporer, iman kepada Rasulullah SAW membawa implikasi mendalam. Beliau adalah pembawa syariat terakhir. Oleh karena itu, sunnah-sunnah beliau (hadits) menjadi sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an. Membela kehormatan beliau dan mengikuti ajarannya adalah bentuk nyata dari ketaatan beragama. Rasulullah adalah teladan terbaik dalam seluruh aspek kehidupan, baik spiritual, sosial, maupun pribadi.
3. Iman kepada Hari Akhir (Kiamat) dan Qada' Qadar
Landasan ketiga adalah keyakinan teguh akan adanya kehidupan setelah kematian. Iman kepada Hari Akhir mencakup seluruh rangkaian peristiwa yang akan terjadi setelah kehidupan duniawi berakhir, yaitu: kematian, kehidupan di alam kubur (berkisar pada nikmat atau siksa kubur), kebangkitan seluruh manusia, hari pengumpulan dan perhitungan amal (Mizan), penyeberangan di atas Shirat, dan akhirnya penetapan tempat di Surga (Jannah) atau Neraka (Jahannam).
Keterikatan pada Hari Akhir berfungsi sebagai motivator terbesar dalam berbuat baik dan mencegah dari perbuatan dosa. Ketika seorang Muslim yakin bahwa setiap tindakannya akan dicatat dan dipertanggungjawabkan, ia akan berusaha keras untuk hidup sesuai tuntunan agama.
Selain Hari Akhir, pilar ketiga ini erat kaitannya dengan **Iman kepada Qada' dan Qadar** (Ketentuan dan Keputusan Allah). Ini adalah keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi—baik maupun buruk—telah ditetapkan oleh ilmu dan kehendak Allah sebelumnya. Namun, keimanan ini tidak menghilangkan tanggung jawab manusia dalam berusaha dan memilih. Kita wajib berusaha maksimal (ikhtiar) karena usaha itu sendiri adalah bagian dari ketetapan Allah yang harus kita jalankan. Keseimbangan antara usaha dan tawakkal kepada takdir Allah yang Maha Bijaksana menjadi kunci kedamaian batin seorang mukmin.
Kesimpulan
Tiga landasan aqidah Islam—Tauhid, Kenabian, dan Hari Akhir/Qadar—bekerja secara sinergis. Tauhid memberikan tujuan (hanya kepada Allah), Kenabian memberikan panduan (bagaimana caranya), dan Iman kepada Hari Akhir memberikan motivasi dan pertanggungjawaban (mengapa kita harus melakukannya). Memperkokoh pemahaman terhadap ketiga landasan ini memastikan bahwa praktik keagamaan seorang Muslim berada di atas pijakan yang benar dan lurus sesuai dengan ajaran Islam yang murni.