Aqidah, atau akidah, merupakan fondasi utama dalam ajaran Islam. Ia merujuk pada keyakinan teguh yang ditanamkan di dalam hati seorang muslim terhadap segala sesuatu yang wajib ia imani sesuai dengan syariat Allah SWT. Memahami tingkatan tingkatan aqidah adalah krusial karena ia menentukan kualitas keimanan dan cara pandang seseorang terhadap alam semesta.
Dalam studi teologi Islam, keyakinan sering kali dipilah menjadi beberapa tingkatan untuk memudahkan pemahaman dan pendalaman. Meskipun istilah dan pembagiannya bisa bervariasi antar mazhab atau ulama, secara umum, pembahasan mengenai tingkatan tingkatan aqidah sering kali merujuk pada level kedalaman pemahaman dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Ilustrasi umum tentang proses pendalaman keyakinan.
Pembagian Klasik Tingkatan Iman
Para ulama sering membagi tingkatan iman menjadi tiga kategori utama yang saling berkaitan, yang sering disebut juga sebagai tingkatan dalam Islam secara keseluruhan (Iman, Islam, Ihsan), namun fokus pada aspek keyakinan:
1. Tingkat Ilmu (Pengetahuan)
Ini adalah tingkatan awal, di mana seseorang mulai mempelajari dan mengetahui dasar-dasar keimanan. Ilmu di sini adalah proses mengetahui apa yang harus diimani berdasarkan dalil-dalil syar'i, seperti rukun iman dan rukun Islam. Ini adalah pemahaman intelektual murni. Tanpa ilmu, keimanan cenderung mudah goyah ketika menghadapi keraguan atau syubhat (keraguan yang sengaja ditanamkan).
2. Tingkat Yaqin (Kepastian)
Setelah memperoleh ilmu, tingkatan berikutnya adalah Yaqin atau kepastian mutlak. Yaqin adalah keyakinan yang menghilangkan keraguan sekecil apapun. Ini bukan lagi sekadar percaya karena diberitahu, melainkan karena telah diyakini kebenarannya secara mendalam. Dalam tingkatan tingkatan aqidah, Yaqin mencakup beberapa sub-tingkatan seperti 'Ilm al-Yaqin (keyakinan berdasarkan bukti), 'Ain al-Yaqin (keyakinan yang dilihat atau dialami langsung), dan Haqq al-Yaqin (keyakinan yang telah menyatu dalam diri).
3. Tingkat Amal (Implementasi)
Aqidah yang benar harus terefleksi dalam tindakan nyata. Tingkat ketiga adalah ketika keyakinan (Yaqin) tersebut mendorong pelakunya untuk beramal shaleh dan berakhlak mulia. Ini adalah tingkatan Ihsan—melakukan kebaikan seolah melihat Allah, dan jika tidak melihat-Nya, maka yakin bahwa Allah Maha Melihat. Keyakinan yang kuat akan melahirkan ketaatan total kepada perintah Allah.
Aspek Penting dalam Memperkuat Aqidah
Memelihara dan meningkatkan kualitas aqidah adalah perjuangan seumur hidup. Berikut adalah beberapa aspek yang menunjukkan kedalaman tingkatan tingkatan aqidah seseorang:
- Keteguhan Saat Ujian: Semakin kokoh aqidah, semakin tenang seorang muslim menghadapi musibah atau godaan duniawi. Keyakinan penuh bahwa segala sesuatu terjadi atas izin Allah memberikannya perspektif yang benar.
- Keikhlasan dalam Beribadah: Aqidah yang murni menuntut bahwa ibadah harus ditujukan hanya kepada Allah (Tauhid Uluhiyah), tanpa sedikitpun riya' (pamer) atau pengharapan selain dari-Nya.
- Penolakan terhadap Bid'ah: Tingkatan aqidah yang tinggi akan secara otomatis menolak ajaran-ajaran baru dalam agama (bid'ah) yang tidak memiliki dasar kuat dari Al-Qur'an dan Sunnah, karena ia yakin bahwa Islam sudah sempurna.
- Hubungan Baik dengan Sesama (Akhlak): Aqidah yang benar tidak hanya mengatur hubungan vertikal (kepada Allah) tetapi juga horizontal (kepada manusia dan alam). Memahami bahwa setiap makhluk memiliki hak dan martabatnya adalah buah dari keyakinan yang shahih.
Intinya, peningkatan tingkatan tingkatan aqidah adalah proses transformasi dari sekadar tahu (ilmu), menjadi benar-benar yakin (yaqin), dan akhirnya diwujudkan dalam setiap aspek kehidupan (amal). Ini adalah tangga spiritual yang harus terus didaki oleh setiap Muslim agar keimanannya tidak statis, melainkan terus bertumbuh menuju kesempurnaan.