Kata-kata yang mengikat janji suci.
Memahami Inti dari Ijab Kabul
Ijab kabul merupakan puncak dari rangkaian upacara pernikahan dalam tradisi Islam, sebuah momen krusial di mana janji suci diucapkan dan disaksikan oleh banyak orang serta Tuhan Yang Maha Esa. Ucapan saat ijab kabul bukanlah sekadar formalitas, melainkan pernyataan komitmen seumur hidup yang penuh makna dan tanggung jawab besar. Kejelasan, ketenangan, dan ketulusan sangat diperlukan saat mengucapkan kalimat sakral ini.
Dalam konteks pernikahan, ijab (penawaran/penerimaan) dan kabul (persetujuan) harus diucapkan dengan jelas, tanpa keraguan, dan dalam satu tarikan napas jika memungkinkan, meski beberapa mazhab memiliki toleransi durasi singkat antar ucapan. Kesalahan lafal atau keraguan dapat membatalkan sahnya pernikahan, sehingga persiapan mental dan hafalan lafal sangat vital.
Struktur dan Contoh Ucapan Ijab (Wali/Perwakilan)
Pihak yang melakukan ijab biasanya adalah wali nikah (ayah kandung atau kerabat laki-laki terdekat) atau penghulu/pemuka agama yang ditunjuk sebagai perwakilan wali. Ucapan ini bersifat menawarkan atau menyerahkan mempelai wanita kepada mempelai pria dengan mahar tertentu.
Ucapan ini harus spesifik menyebutkan nama kedua belah pihak dan jumlah mahar. Berikut adalah format umum yang sering digunakan (berdasarkan tradisi Indonesia):
- Wali (Contoh): "Saudara [Nama Lengkap Mempelai Pria], saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri kandung saya yang bernama [Nama Lengkap Mempelai Wanita] dengan maskawin berupa [Sebutkan Mahar secara rinci, misal: emas 24 karat seberat 10 gram dibayar tunai]."
Penting untuk memastikan bahwa wali telah memahami betul teks yang akan diucapkannya. Dalam beberapa kasus, terutama bagi mereka yang menikah di luar negeri atau dengan adat yang berbeda, teks mungkin sedikit bervariasi, namun esensinya tetap sama: penyerahan tanggung jawab dengan mahar yang disepakati.
Contoh Ucapan Kabul (Mempelai Pria)
Setelah wali mengucapkan ijab, giliran mempelai pria yang mengucapkan kabul. Ucapan kabul harus mantap, tegas, dan langsung merespons ijab yang telah disampaikan wali. Tidak boleh ada jeda yang terlalu lama atau penambahan kalimat lain sebelum lafal kabul selesai diucapkan.
Mempelai Pria (Menjawab Ijab): "Saya terima nikah dan kawinnya [Nama Lengkap Mempelai Wanita] binti [Nama Ayah Wanita] dengan maskawin tersebut, dibayar tunai."
Setelah ucapan ini selesai, barulah dilanjutkan dengan pembacaan doa dan penandatanganan surat nikah. Keberanian dan keyakinan saat mengucapkan kabul adalah cerminan kesiapan pria untuk memikul amanah rumah tangga.
Tips Agar Ucapan Ijab Kabul Berjalan Lancar
Walaupun terlihat sederhana, momen ijab kabul seringkali memicu ketegangan, baik bagi wali maupun mempelai pria. Berikut beberapa tips agar proses ini berjalan khidmat dan sah:
- Latihan Berulang Kali: Latihlah lafal ijab/kabul bersama penghulu atau keluarga minimal sehari sebelum hari H. Pastikan intonasi dan pelafalan hurufnya benar.
- Jaga Ketegasan Suara: Suara harus jelas dan terdengar oleh semua yang hadir, terutama saksi. Gugup seringkali membuat suara menjadi pelan atau tercekat. Tarik napas dalam-dalam sebelum memulai.
- Pahami Maknanya: Jangan hanya menghafal teks. Pahami bahwa setiap kata membawa konsekuensi hukum dan spiritual yang besar. Pemahaman mendalam akan membantu menenangkan diri.
- Persiapan Maharnya: Pastikan mahar (terutama jika berupa uang tunai atau emas) sudah disiapkan secara fisik dan diperiksa kesahihannya sebelum prosesi dimulai.
- Fokus pada Tujuan: Di tengah keramaian, fokuskan pandangan hanya pada wali dan calon istri/suami. Singkirkan gangguan luar yang mungkin memicu kepanikan.
Kesimpulan
Ucapan saat ijab kabul pernikahan adalah janji suci yang mengikat dua jiwa di hadapan Allah SWT. Kekuatan kata-kata yang diucapkan terletak pada ketulusan hati dan kejelasan penyampaiannya. Dengan persiapan yang matang, momen sakral ini akan menjadi awal yang diberkahi bagi perjalanan bahtera rumah tangga yang baru dibentuk.