Memahami Akidah dan Landasan Ajaran LDII

AKIDAH LDII Ilustrasi simbol akidah dan kebersamaan

Pengantar Mengenai Akidah LDII

Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) merupakan organisasi kemasyarakatan Islam yang berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Pemahaman akidah menjadi fondasi utama dalam seluruh aktivitas dan ajaran yang diusung oleh LDII. Bagi banyak kalangan, memahami akidah LDII berarti menelusuri bagaimana organisasi ini menafsirkan prinsip-prinsip dasar keimanan dalam Islam, yang meliputi rukun iman dan tauhid. LDII secara konsisten menekankan bahwa sumber utama ajaran adalah Al-Qur'an dan Hadis Shahih, yang dipahami melalui pemahaman para sahabat dan ulama salaf yang mumpuni.

Fokus utama dalam akidah LDII adalah penegasan konsep tauhid yang murni, yaitu mengesakan Allah SWT dalam segala aspek. Ini berarti menjauhi segala bentuk kesyirikan, bid'ah, dan praktik-praktik yang tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Penekanan pada "kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah" ini menjadi ciri khas yang membedakan pendekatan mereka dalam beragama, terutama dalam konteks pemurnian praktik keagamaan.

Landasan Teologis dan Sumber Rujukan

Akidah LDII secara tegas berpegang pada manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Landasan teologis ini diterjemahkan dalam beberapa prinsip utama. Pertama, pemahaman terhadap sifat-sifat Allah (Asma'ul Husna) yang harus diimani sesuai dengan apa yang ditetapkan Al-Qur'an dan Sunnah, tanpa tahrif (pengubahan), ta'thil (peniadaan), takyif (menanyakan bagaimana), atau tamtsil (menyerupakan dengan makhluk).

Kedua, penekanan kuat pada mengikuti ajaran Rasulullah SAW sebagai teladan utama. LDII menganjurkan umatnya untuk berpegang teguh pada sunnah Rasul dan menjauhi segala inovasi dalam agama (bid'ah). Dalam konteks ini, proses pembelajaran agama sangat ditekankan agar setiap individu memahami dalil-dalil yang shahih sebelum mengamalkan suatu ibadah atau keyakinan.

Berikut adalah beberapa poin penting dalam kerangka akidah LDII:

Penerapan Akidah dalam Kehidupan Sosial

Aspek akidah tidak hanya terbatas pada ranah ritual ibadah semata, tetapi juga termanifestasi dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat. LDII menggalakkan prinsip "Hidup Beragama dan Bernegara" yang harmonis. Akidah yang benar diyakini akan menghasilkan akhlak yang mulia, yang kemudian tercermin dalam perilaku sehari-hari terhadap sesama manusia dan lingkungan.

Sikap toleransi dan kerukunan antarumat beragama menjadi penting, meskipun dalam batas-batas akidah yang telah ditetapkan. LDII mengajarkan bahwa dalam muamalah (hubungan sosial), umat Islam harus bersikap baik dan berkontribusi positif bagi kemaslahatan bangsa dan negara, sejalan dengan prinsip bahwa Islam adalah rahmat bagi semesta alam. Namun, hal ini tetap harus dilakukan tanpa mengorbankan prinsip akidah yang diyakini.

Organisasi ini juga menekankan pentingnya pendidikan agama yang sistematis. Melalui berbagai program pengajaran, LDII berupaya memastikan bahwa generasi penerus memiliki pemahaman akidah yang kuat dan benar, sehingga mereka mampu menjadi individu yang beriman, berilmu, berakhlak mulia, dan mandiri. Pemahaman akidah yang benar diharapkan menjadi benteng dari pengaruh-pengaruh negatif pemikiran yang menyimpang.

Kesimpulan

Akidah LDII berakar kuat pada Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Penegasan tauhid murni, peneladanan Rasulullah SAW, serta penolakan terhadap bid'ah adalah pilar utama yang membentuk karakter keagamaan dalam organisasi ini. Penerapan akidah ini diharapkan tidak hanya membentuk individu yang taat dalam ibadah, tetapi juga warga negara yang baik dan berkontribusi positif dalam masyarakat luas. Memahami akidah ini penting untuk melihat bagaimana LDII menjalankan misinya dalam berdakwah dan membina umat.

🏠 Homepage