Visualisasi Jalan yang Jelas dalam Aqidah
Aqidah Safariniyah adalah sebuah istilah yang merujuk pada metodologi pemahaman dan penetapan keyakinan dalam Islam, yang menempatkan pemahaman para ulama salaf (pendahulu terdahulu yang shalih) sebagai rujukan utama. Kata "Safariniyah" sendiri berasal dari kata "Safar," yang bisa diartikan sebagai perjalanan atau penelusuran. Dalam konteks akidah, ini mengacu pada perjalanan mengikuti jejak langkah para pendahulu yang bersih dan teruji dalam memahami ajaran Islam, khususnya yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah (Asma wa Shifat) dan hal-hal gaib lainnya.
Fokus utama dari pendekatan ini adalah menghindari inovasi (bid'ah) dalam akidah dan berpegang teguh pada pemahaman yang telah disepakati oleh generasi awal umat Islam. Ini bukan sekadar mengikuti buta, melainkan sebuah upaya metodologis untuk memastikan bahwa pemahaman keagamaan tetap murni sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Al-Qur'an dan Sunnah, sebagaimana dipahami oleh para sahabat Nabi, tabi'in, dan tabi'it tabi'in.
Metodologi yang digunakan dalam Aqidah Safariniyah sangat menekankan pada prinsip ittiba' (mengikuti) dan tawaffuq (kesesuaian) dengan manhaj salaf. Terdapat beberapa pilar utama dalam pendekatan ini:
Aqidah Safariniyah sering kali diperbandingkan dengan pendekatan teologis lain dalam Islam, seperti Asy'ariyah atau Maturidiyah (yang seringkali mengadopsi ilmu kalam) atau bahkan Mu'tazilah (yang lebih mengedepankan rasionalitas). Perbedaan mendasar terletak pada sumber otoritas. Sementara kelompok lain mungkin memberikan porsi besar bagi penalaran akal (meskipun dalam kerangka syariat), pendekatan Safariniyah memposisikan akal sebagai alat untuk memahami wahyu, bukan sebagai penentu kebenaran akidah itu sendiri.
Misalnya, dalam pembahasan mengenai sifat Allah. Jika suatu sifat ditetapkan secara jelas dalam Al-Qur'an, maka penganut Aqidah Safariniyah akan menetapkannya sebagaimana adanya tanpa melakukan ta'wil (penafsiran makna) yang mengubah makna zahir, dan juga tanpa melakukan takyif (menanyakan bagaimana caranya). Mereka meyakini bahwa mencoba memahami "bagaimana" sifat-sifat tersebut adalah melampaui batas yang ditetapkan oleh syariat.
Di tengah arus informasi dan berbagai pemikiran yang masuk dari luar, Aqidah Safariniyah menawarkan sebuah jangkar metodologis yang kuat. Ia mengingatkan umat Islam untuk kembali kepada sumber-sumber otentik ajaran agama mereka. Kemurnian akidah adalah fondasi dari segala amalan dan interaksi seorang Muslim. Dengan berpegang pada metodologi yang telah teruji oleh waktu—yaitu mengikuti jejak salaf—diharapkan umat terhindar dari kesesatan pemikiran dan penyimpangan doktrin yang mungkin timbul akibat pemahaman yang terlalu bebas atau terlalu didasarkan pada asumsi rasional semata.
Pada intinya, Aqidah Safariniyah adalah seruan untuk kembali kepada kesederhanaan pemahaman yang benar, yaitu memahami agama sebagaimana dipahami oleh generasi terbaik umat Islam, sehingga keyakinan yang tertanam kokoh dan terhindar dari keraguan dan bid'ah.