Aqidah Thahawiyah: Pilar Keimanan Ahlus Sunnah

Simbol Keseimbangan dan Keimanan AQIDAH SUNNAH

Ketika berbicara mengenai fondasi keimanan seorang Muslim, nama Aqidah Thahawiyah (Al-'Aqidah At-Thahawiyyah) sering kali muncul sebagai salah satu rujukan utama. Kitab ringkas namun padat ini ditulis oleh Imam Abu Ja'far Ath-Thahawi, seorang ulama besar dari Mazhab Hanafi pada abad ke-4 Hijriyah. Memahami aqidah thahawiyah adalah upaya untuk mendalami keyakinan inti Ahlus Sunnah wal Jama'ah, yang menjadi pegangan teguh dalam beragama.

Apa Itu Aqidah Thahawiyah?

Secara harfiah, Aqidah berarti keyakinan atau kepercayaan, sedangkan Thahawiyah merujuk pada nisbat (hubungan) kepada penulisnya, Imam Ath-Thahawi, yang berasal dari kota Thaha di Mesir. Matan (teks inti) ini merupakan ringkasan ajaran pokok Islam yang diyakini oleh komunitas Ahlus Sunnah wal Jama'ah, khususnya yang mengikuti jalur pemikiran Imam Abu Hanifah dan para pengikutnya. Tujuan utama penulisan risalah ini adalah untuk memaparkan akidah yang bersih dari penyimpangan, baik dari kelompok Ghulat (ekstremis) maupun kelompok yang terlalu longgar dalam penafsiran.

Isi dari aqidah thahawiyah adalah penjelasan komprehensif mengenai tauhid (keesaan Allah), sifat-sifat Allah yang wajib diimani, kenabian, kerasulan, mukjizat, hari akhir, hingga masalah qadha' dan qadar (ketentuan dan takdir). Ia berfungsi sebagai panduan definitif tentang apa yang harus diyakini oleh seorang Muslim sejati.

Pokok Bahasan Utama dalam Aqidah Thahawiyah

Risalah ini tersusun secara sistematis, membahas elemen-elemen iman secara berurutan. Beberapa poin krusial yang dibahas meliputi:

Relevansi Aqidah Thahawiyah di Era Modern

Mengapa aqidah thahawiyah adalah masih relevan hingga hari ini? Di tengah derasnya arus pemikiran liberal, skeptisisme terhadap wahyu, dan munculnya berbagai aliran teologi baru, matan Thahawiyah menawarkan jangkar berupa akidah yang baku dan mapan. Ia mengajarkan pertengahan (wasathiyyah) yang menjadi ciri khas Ahlus Sunnah. Ia tidak ekstrem dalam menggunakan akal hingga menolak nash (teks suci), tetapi juga tidak buta tanpa menggunakan akal dalam memahami dan mempertahankan dalil.

Bagi banyak institusi pendidikan Islam tradisional, terutama yang bermazhab Hanafi, mempelajari risalah ini adalah wajib. Hal ini memastikan bahwa generasi baru memiliki pemahaman akidah yang bersumber langsung dari warisan keilmuan Islam yang telah teruji ketepatannya selama berabad-abad. Aqidah yang benar adalah fondasi bagi seluruh amal perbuatan yang diterima di sisi Allah SWT. Tanpa pemahaman akidah yang sahih, ibadah dan amalan lainnya akan kehilangan nilainya.

Kesimpulan

Kesimpulannya, aqidah thahawiyah adalah sebuah permata intelektual Islam yang menyajikan ringkasan keyakinan fundamental Sunni secara logis dan terstruktur. Ia mendorong penganutnya untuk berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasar keimanan tanpa terjebak dalam taklid buta atau penyimpangan ekstrem. Dengan memahami dan mengamalkan isinya, seorang Muslim menempatkan pondasi agamanya di atas batu karang yang kokoh, siap menghadapi tantangan pemikiran zaman modern.

🏠 Homepage