Prosesi akad nikah, yang puncaknya adalah ijab qobul, merupakan momen sakral yang menandai dimulainya babak baru dalam kehidupan sepasang muslim. Setelah ucapan "Saya terima nikahnya..." diucapkan dengan sah dan disaksikan, secara syar’i pasangan tersebut telah menjadi suami istri yang halal. Namun, momen ini tidak berhenti hanya pada sahnya akad. Terdapat amalan-amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk segera dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan permohonan keberkahan dari Allah SWT.
Bacaan setelah ijab qobul seringkali dianggap remeh, padahal doa dan pengakuan spiritual ini memiliki kedudukan penting dalam memperkuat ikatan pernikahan dari perspektif agama.
Akad nikah adalah perjanjian suci antara dua belah pihak dengan tuntunan syariat. Ketika akad selesai, secara otomatis keberkahan dan tanggung jawab rumah tangga dimulai. Doa dan zikir segera setelah janji diucapkan berfungsi sebagai:
Para ulama menganjurkan beberapa bacaan spesifik yang diamalkan oleh Rasulullah SAW ketika menikahkan seseorang atau ketika beliau sendiri telah melangsungkan akad. Praktik ini menjadi sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi pengantin baru.
Setelah ijab qobul, pengantin pria (suami) dianjurkan memegang ubun-ubun (kepala bagian atas) istri sambil membaca doa. Ini adalah sunnah yang mengandung makna penyerahan diri dan permohonan perlindungan serta berkah untuk istri.
Bacaan Arab (yang diucapkan suami):
بَارَكَ اللهُ لَكَ، وَبَارَكَ عَلَيْكَ، وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ
Latinisasi:
Barakallahu laka, wa baraka 'alaika, wa jama'a bainakuma fii khair.
Artinya:
"Semoga Allah memberkahimu, dan semoga Dia melimpahkan keberkahan atasmu, serta semoga Dia mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan."
Setelah doa ini dibaca oleh suami, istri kemudian disunnahkan untuk mengucapkan doa yang serupa sebagai bentuk pengakuan dan doa timbal balik.
Selain doa spesifik di atas, momen setelah ijab qobul adalah waktu yang sangat baik untuk berzikir. Pasangan pengantin dianjurkan untuk membaca:
Seringkali, bacaan setelah ijab qobul diakhiri dengan pembacaan doa pernikahan umum yang sering diajarkan untuk semua pasangan muslim. Doa ini mencakup permohonan agar rumah tangga mereka menjadi keluarga yang sakinah (tenang), mawaddah (penuh cinta), dan rahmah (penuh kasih sayang).
Bacaan Arab (Doa Keseluruhan):
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ
Latinisasi:
Allahumma inni as'aluka khairaha wa khaira ma jabaltaha 'alaihi, wa a'udzubika min syarriha wa syarri ma jabaltaha 'alaihi.
Artinya:
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan istriku dan kebaikan sifat yang Engkau tetapkan padanya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan istriku dan keburukan sifat yang Engkau tetapkan padanya."
Doa ini, yang merupakan riwayat dari hadis, menunjukkan betapa pentingnya menerima pasangan apa adanya, sekaligus memohon perlindungan dari sifat-sifat negatif yang mungkin melekat.
Setelah semua rangkaian bacaan selesai, suasana haru dan bahagia akan menyelimuti. Hal yang paling penting adalah bagaimana pasangan **membawa perasaan ketenangan dan keseriusan** itu ke dalam kehidupan sehari-hari. Kesaksian saksi dan wali menjadi validasi hukum, sementara bacaan setelah ijab qobul menjadi penguatan spiritual.
Jangan terburu-buru mengakhiri sesi doa tersebut. Luangkan waktu sejenak untuk saling memandang dengan niat yang tulus, berpegangan tangan dengan penuh rasa tanggung jawab, dan meresapi janji yang baru saja diucapkan di hadapan Allah dan manusia. Momen sunnah ini adalah pondasi awal yang kokoh.
Pada akhirnya, keberhasilan pernikahan tidak hanya terletak pada sahnya akad, tetapi pada konsistensi kedua belah pihak dalam mengamalkan ajaran agama, dimulai dari langkah pertama yang penuh berkah, yaitu mengucap syukur dan memohon rahmat melalui **bacaan setelah ijab qobul** yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.