Ilustrasi momen sakral pernikahan
Mengapa Shalawat Dianjurkan Sebelum Akad Nikah?
Akad nikah merupakan momentum sakral dalam Islam, titik awal terbentuknya sebuah rumah tangga yang diridai Allah SWT. Dalam berbagai tradisi dan anjuran keagamaan, pembacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebelum prosesi ijab kabul menjadi praktik yang sangat dianjurkan. Praktik ini bukan sekadar ritual adat, melainkan memiliki landasan spiritual yang mendalam. Shalawat adalah ungkapan cinta dan penghormatan tertinggi kepada Rasulullah, serta permohonan keberkahan langsung dari Allah SWT.
Mengawali sebuah ikatan suci dengan pujian kepada Nabi memiliki beberapa hikmah. Pertama, ia membersihkan hati para pihak yang terlibat, yaitu calon mempelai, wali nikah, dan saksi, dari segala niat buruk atau kekhawatiran duniawi. Kedua, kehadiran shalawat memastikan bahwa acara pernikahan dimulai dengan suasana ketenangan dan rahmat Ilahi. Ketika hati telah tenang dan fokus kepada Allah serta Rasul-Nya, diharapkan keberkahan akan melimpah pada janji yang akan diucapkan.
Bacaan Shalawat yang Sering Diamalkan
Meskipun tidak ada teks shalawat spesifik yang wajib dibaca dalam rukun akad nikah, beberapa bacaan populer seringkali digunakan untuk memberkahi suasana. Pembacaan ini biasanya dipimpin oleh tokoh agama atau dilakukan bersama-sama oleh hadirin setelah khotbah nikah dan sebelum prosesi penyerahan hak wali (ijab kabul).
Shalawat Umum Pembuka Majelis
Seringkali diawali dengan shalawat umum seperti:
"Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad."
Atau shalawat yang lebih panjang untuk memohon rahmat universal.
Tujuan utama dari shalawat sebelum akad adalah memohon syafaat dan keberkahan Rasulullah SAW agar pernikahan yang akan dilangsungkan menjadi pernikahan yang langgeng, penuh cinta, dan menjadi jalan menuju surga-Nya. Keberadaan shalawat berfungsi sebagai pengingat bahwa setiap langkah kehidupan, termasuk memulai hidup baru dalam ikatan pernikahan, harus didasarkan pada tuntunan dan ajaran Islam.
Keutamaan Mengingat Allah di Momen Penting
Momen akad nikah adalah puncak dari sebuah proses ta'aruf dan persiapan. Dalam Islam, setiap perbuatan baik yang diawali dengan mengingat Allah (seperti membaca Basmalah atau memuji-Nya) akan mendapat nilai pahala yang berlipat ganda. Shalawat adalah bentuk mengingat Nabi Muhammad SAW, yang ajarannya menjadi pedoman hidup kita. Dengan melantunkan shalawat, kita secara implisit meminta agar rumah tangga yang dibangun kelak mengikuti sunnah Nabi, penuh kesabaran, kasih sayang, dan keadilan.
Keutamaan lain adalah menciptakan atmosfer spiritual yang khusyuk. Di tengah kesibukan persiapan pernikahan yang mungkin melibatkan banyak urusan duniawi, shalawat menarik kembali fokus semua yang hadir kepada aspek ilahiah dari pernikahan itu sendiriāsebuah ibadah panjang yang dimulai saat ijab kabul diucapkan. Ini memberikan pondasi spiritual yang kokoh sebelum kedua insan mengikat janji suci di hadapan Allah dan manusia.
Dampak Spiritual bagi Pasangan
Bagi pasangan yang akan melangsungkan akad, mendengarkan atau membaca shalawat bersama-sama sebelum mengucapkan janji dapat meningkatkan rasa kekhusyukan dan kesungguhan niat mereka. Ini menandakan bahwa komitmen mereka tidak hanya tertuju pada pasangan, tetapi juga kepada Allah SWT sebagai saksi utama. Keberkahan yang dipohonkan melalui shalawat diharapkan menjadi "pelumas" bagi rumah tangga di masa depan, membantu mereka melewati ujian dan cobaan dengan mengedepankan nilai-nilai Islami.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi setiap calon pengantin Muslim untuk tidak melewatkan momen pembacaan shalawat sebagai pembuka resmi majelis akad nikah. Praktik sederhana ini membawa dampak spiritual besar, memastikan bahwa fondasi cinta kasih mereka dibangun di atas dasar keimanan dan penghormatan tertinggi kepada Rasulullah SAW, sehingga pernikahan tersebut menjadi berkah hingga akhir hayat.