Bola mata buatan, atau yang lebih dikenal sebagai prostetik okular, adalah perangkat yang dirancang untuk menggantikan mata asli yang hilang akibat cedera, penyakit, atau cacat lahir. Tujuan utamanya bukanlah untuk mengembalikan penglihatan, melainkan untuk memberikan penampilan kosmetik yang alami bagi pasien, mengisi rongga mata (orbita) dan mencegah jaringan lunak di sekitarnya mengalami atrofi. Meskipun demikian, perkembangan teknologi modern mulai mendorong batas-batas kemampuan prostetik ini, menjadikannya lebih dari sekadar 'bola palsu' biasa.
Kehilangan mata dapat menimbulkan dampak psikologis yang signifikan. Oleh karena itu, akurasi dalam pembuatan prostetik sangat penting. Bola mata buatan modern dibuat sedetail mungkin, meniru warna iris, pembuluh darah pada sklera (bagian putih mata), dan bentuk keseluruhan agar menyatu sempurna dengan mata yang tersisa. Proses pembuatan seringkali melibatkan pencetakan langsung dari rongga mata pasien dan kemudian diwarnai secara manual oleh seniman prostetik.
Secara tradisional, bola mata buatan terbuat dari bahan akrilik atau kaca. Bola mata akrilik saat ini adalah standar emas karena kemampuannya dibentuk dan diwarnai dengan baik, serta lebih ringan dan tahan lama dibandingkan kaca. Namun, tantangan utama prostetik konvensional adalah kurangnya gerakan. Bola mata yang diam seringkali mengurangi kepercayaan diri pasien karena perbedaan dramatis antara mata yang berfungsi dan yang palsu.
Inovasi telah membawa kita ke era bola mata buatan bionik. Walaupun visi penuh masih menjadi tantangan besar, penelitian berfokus pada dua area utama: (1) prostetik yang bergerak secara mekanis dan (2) implan yang berusaha memulihkan sensasi visual terbatas. Untuk gerakan, beberapa pasien menjalani prosedur pemasangan "eargument" atau cangkok otot eksternal yang memungkinkan prostetik bergerak mengikuti mata yang sehat.
Area bionik yang paling menjanjikan melibatkan antarmuka saraf. Para ilmuwan sedang mengembangkan mata bionik yang dapat mengirimkan sinyal listrik langsung ke saraf optik atau korteks visual melalui implan. Meskipun ini lebih sering diterapkan pada retina buatan untuk pasien buta total karena penyakit seperti retinopati pigmentosa, prinsip dasarnya membuka jalan bagi prostetik okular yang suatu hari nanti mungkin dapat memberikan sensasi cahaya atau bentuk dasar bagi pengguna.
Merawat bola mata buatan memerlukan disiplin. Pasien harus secara rutin melepaskan dan membersihkan prostetik mereka untuk mencegah infeksi atau iritasi pada jaringan rongga mata. Bahan modern seperti akrilik memiliki permukaan yang relatif halus, namun penumpukan protein dan deposit dari cairan mata dapat terjadi, yang memerlukan pembersihan menggunakan larutan khusus.
Adaptasi psikologis juga merupakan bagian integral dari pemulihan. Dukungan dari ahli prostetik okular, psikolog, dan kelompok dukungan pasien sangat penting. Proses pemilihan bentuk, ukuran, dan warna yang paling sesuai bisa memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Hasil akhir yang ideal adalah ketika orang lain tidak menyadari bahwa individu tersebut memakai prostetik.
Masa depan bola mata buatan tampaknya cerah, bergerak menuju perangkat yang lebih terintegrasi secara biologis. Pengembangan material bio-kompatibel yang dapat memicu regenerasi jaringan di sekitar rongga mata akan mengurangi masalah iritasi kronis. Selain itu, integrasi sensor mikro yang lebih canggih mungkin suatu hari nanti memungkinkan prostetik tidak hanya terlihat hidup tetapi juga bereaksi terhadap lingkungan, seperti pupil buatan yang dapat berkontraksi atau melebarāsebuah lompatan besar dari sekadar estetika menjadi fungsionalitas terbatas. Penelitian terus berlanjut untuk memastikan bahwa teknologi ini tidak hanya menggantikan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup penyandang aniridia atau enukleasi.