Panduan Lengkap Cara Ijab Kabul Nikah

Ijab kabul adalah inti dari sebuah pernikahan dalam Islam. Momen ini adalah deklarasi suci di mana seorang pria dan wanita secara resmi mengikat janji suci untuk membangun rumah tangga. Keabsahan sebuah pernikahan sangat bergantung pada proses ijab kabul yang dilakukan dengan benar, sesuai dengan syariat agama. Memahami tata cara dan rukunnya adalah langkah krusial bagi setiap pasangan yang akan melangsungkan pernikahan.

Pengertian Ijab dan Kabul

Secara harfiah, Ijab berarti penawaran atau persetujuan untuk menikahkan, sedangkan Kabul berarti penerimaan atau persetujuan untuk menerima pernikahan tersebut. Proses ini harus dilakukan dalam satu majelis yang dihadiri oleh wali nikah (atau perwakilan), calon mempelai pria, dan minimal dua orang saksi.

Pria Wanita Ijab Kabul

Representasi visual dari proses ijab kabul antara dua pihak.

Rukun dan Syarat Sah Ijab Kabul

Agar ijab kabul sah secara syar'i, beberapa rukun dan syarat harus terpenuhi. Kelalaian dalam salah satu rukun dapat membatalkan pernikahan.

Rukun Utama

Syarat Sighat (Lafal)

Lafal yang digunakan harus memenuhi beberapa syarat penting:

Contoh Tata Cara Ijab Kabul

Proses ijab kabul umumnya dipimpin oleh penghulu atau petugas KUA (Kantor Urusan Agama) atau pemuka agama yang ditunjuk. Berikut adalah urutan umumnya:

  1. Persiapan: Semua pihak yang terlibat (wali, mempelai pria, dan saksi) berkumpul di satu majelis. Mahar diserahkan kepada mempelai wanita.
  2. Pernyataan Wali (Ijab): Wali nikah (atau petugas) akan mewakilkan atau menikahkan mempelai wanita kepada mempelai pria dengan lafal ijab.

    Contoh Ijab (Oleh Wali):

    "Saya nikahkan engkau, [Nama Mempelai Pria], dengan putri kandung saya yang bernama [Nama Mempelai Wanita], dengan maskawin berupa [Sebutkan Mahar] tunai."
  3. Penerimaan (Kabul): Calon mempelai pria harus segera menjawab dengan lafal kabul yang jelas dan tegas.

    Contoh Kabul (Oleh Mempelai Pria):

    "Saya terima nikahnya [Nama Mempelai Wanita], binti [Nama Ayah Mempelai Wanita], dengan maskawin tersebut, tunai."
  4. Penegasan Saksi: Setelah kabul terucap, para saksi menegaskan dan menyatakan "Sah!" sebagai bukti bahwa mereka mendengar dan menyaksikan proses tersebut.

Pentingnya Bahasa yang Dipahami

Di masa modern, banyak pernikahan yang menggunakan Bahasa Indonesia untuk ijab kabul. Hal ini diperbolehkan selama lafal tersebut mengandung makna ijab dan kabul yang jelas dan dipahami oleh wali, mempelai pria, dan saksi. Misalnya, mengganti "Saya kawinkan engkau..." dengan "Saya nikahkan engkau..." adalah praktik yang umum dan sah. Yang terpenting adalah niat yang tulus serta terpenuhinya semua rukun yang telah disebutkan.

Momen ijab kabul adalah penentu keabsahan pernikahan Anda di mata hukum agama dan negara. Persiapan yang matang, pemahaman yang baik terhadap tata cara, serta kesiapan mental kedua mempelai adalah kunci agar janji suci tersebut dapat berlangsung dengan lancar dan diberkahi.

🏠 Homepage