Visualisasi proses pengecekan kualitas air sumur.
Air sumur merupakan sumber air utama bagi jutaan rumah tangga di pedesaan maupun perkotaan. Namun, tidak semua air sumur secara otomatis aman untuk dikonsumsi. Kontaminasi dari septic tank, limbah industri, atau bahkan intrusi air laut dapat membuat air sumur Anda berbahaya tanpa Anda sadari. Mengetahui cara mengetahui air sumur layak minum adalah langkah fundamental untuk menjaga kesehatan keluarga.
Secara visual, air mungkin terlihat jernih dan tidak berbau. Akan tetapi, ancaman terbesar dalam air sumur seringkali bersifat mikroskopis, yaitu bakteri, virus, dan kontaminan kimia yang tidak terlihat oleh mata telanjang. Jika air sumur yang tercemar dikonsumsi dalam jangka panjang, risiko penyakit seperti diare, tifus, hingga masalah kesehatan kronis akibat logam berat bisa meningkat drastis.
Sebelum melangkah ke laboratorium, lakukan pengamatan sederhana di rumah. Ini adalah indikator cepat (meskipun tidak definitif) mengenai potensi masalah pada air sumur Anda:
Bakteri Coliform total dan *E. coli* adalah parameter paling krusial. Keberadaan bakteri ini menunjukkan adanya kontaminasi feses, yang berarti virus dan patogen berbahaya lainnya juga mungkin ada. Inilah inti dari cara mengetahui air sumur layak minum dari sisi kesehatan.
Pengujian ini harus dilakukan oleh laboratorium terakreditasi. Anda harus mengambil sampel air dengan prosedur yang benar (menggunakan botol steril yang disediakan lab) untuk memastikan hasil uji akurat. Hasil yang memenuhi syarat adalah nihil (nol) jumlah *E. coli* per 100 ml sampel air.
Jika hasil bakteriologis bersih, langkah selanjutnya adalah menguji komponen kimia. Pengujian ini sangat penting jika sumur Anda berada dekat area pertanian (risiko pestisida/nitrat) atau area industri (risiko logam berat).
Setelah mendapatkan hasil lab lengkap, bandingkan hasilnya dengan baku mutu air minum yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (biasanya mengacu pada Permenkes No. 492/Menkes/PER/IV/2010 atau regulasi terbaru).
Untuk memastikan keamanan berkelanjutan, sangat disarankan untuk mengulangi pengujian air sumur secara berkala. Jika air sumur digunakan sebagai sumber minum utama, lakukan pengujian minimal setiap 6 hingga 12 bulan sekali. Frekuensi ini perlu ditingkatkan jika terjadi perubahan signifikan di sekitar sumur, seperti adanya pembangunan baru atau banjir besar yang dapat membawa kontaminan.
Memahami dan menerapkan cara mengetahui air sumur layak minum melalui pengujian rutin adalah investasi terbaik untuk kesehatan jangka panjang keluarga Anda. Jangan pernah berasumsi air yang terlihat jernih otomatis aman.