Air sumur merupakan sumber air utama bagi banyak rumah tangga, terutama di daerah pedesaan. Namun, tidak jarang air sumur memiliki masalah kejernihan. Air yang keruh, berbau, atau bahkan berwarna dapat mengganggu kenyamanan dan menimbulkan kekhawatiran akan kesehatan. Salah satu metode tradisional yang sering dibicarakan untuk mengatasi masalah ini adalah menggunakan garam, khususnya garam dapur (natrium klorida).
Meskipun garam lebih dikenal dalam konteks desalinasi (pembuangan kadar garam tinggi), dalam dosis yang sangat spesifik dan tujuan tertentu, garam dapat membantu proses penjernihan air sumur yang bermasalah dengan zat-zat tertentu. Namun, penting untuk dipahami bahwa metode ini efektif untuk jenis kekeruhan tertentu dan bukan solusi universal.
Sebelum membahas cara penanganan, kita perlu mengetahui penyebab utama kekeruhan air sumur. Kekeruhan biasanya disebabkan oleh:
Penggunaan garam dapur (NaCl) dalam penjernihan air seringkali merujuk pada proses yang disebut koagulasi atau flokulasi, meskipun garam sendiri bukan koagulan utama seperti tawas (alumunium sulfat). Dalam beberapa konteks pengolahan air berbasis ion exchange (seperti pada pelembut air), garam digunakan untuk meregenerasi resin penukar ion. Namun, untuk penjernihan fisik air sumur yang keruh oleh sedimen atau besi, garam bisa berfungsi membantu mengikat partikel kecil menjadi gumpalan besar (flok) yang mudah mengendap.
Ilustrasi konseptual proses penjernihan partikel melalui pengendapan.
Metode ini paling efektif jika air keruh disebabkan oleh partikel halus yang perlu dibantu untuk mengendap. Ini BUKAN untuk menghilangkan bakteri secara signifikan.
Sebelum menambahkan zat apa pun, sangat disarankan untuk mengetahui seberapa parah kekeruhan dan apakah ada kontaminasi kimia berbahaya. Jika air hanya keruh sesekali, Anda bisa langsung mencoba langkah berikutnya.
Gunakan garam dapur murni tanpa yodium atau bahan tambahan lain jika memungkinkan, meskipun garam beryodium biasa juga sering digunakan dalam keadaan darurat. Jumlah yang dibutuhkan sangat kecil dibandingkan dengan volume air sumur.
Metode ini memerlukan wadah penampungan yang besar (misalnya toren atau ember besar) yang berisi air sumur yang akan dijernihkan.
Jika setelah proses pertama air masih terlihat keruh, Anda bisa mengulangi proses ini dengan sedikit peningkatan dosis garam (misalnya 3 sendok makan untuk 100 liter), namun jangan berlebihan.
Penting untuk selalu realistis terhadap hasil yang dicapai:
Perhatian: Penggunaan garam dapur tidak direkomendasikan sebagai solusi jangka panjang atau untuk masalah air yang parah. Garam tidak efektif menghilangkan bakteri, virus, atau sebagian besar kontaminan kimiawi. Jika kekeruhan disebabkan oleh kandungan besi atau mangan yang tinggi, metode ini hanya akan membantu pengendapan, bukan menghilangkan kandungan mineral tersebut secara tuntas. Untuk keamanan, setelah dijernihkan dengan metode pengendapan, air tetap disarankan untuk direbus sebelum dikonsumsi.
Jika metode garam hanya memberikan perbaikan minor, pertimbangkan metode penjernihan yang lebih teruji: