Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu komoditas perikanan air tawar yang sangat populer, baik untuk konsumsi maupun sebagai ikan hias air tawar yang tangguh. Merawat ikan nila agar tumbuh optimal dan sehat memerlukan perhatian khusus pada beberapa aspek kunci, mulai dari kualitas air hingga pemberian pakan.
1. Persiapan Media Pemeliharaan
Pemilihan wadah sangat menentukan keberhasilan budidaya ikan nila. Baik menggunakan kolam terpal, kolam semen, maupun jaring apung, kualitas air awal harus dipastikan baik.
Kualitas Air Ideal
Ikan nila dikenal cukup toleran, namun untuk pertumbuhan optimal, parameter air harus dijaga:
- Suhu Air: Idealnya antara 25°C hingga 30°C. Suhu di bawah 20°C dapat menghambat nafsu makan dan pertumbuhan.
- pH: Pertahankan pH antara 6.5 hingga 8.5. pH di bawah 6.0 sangat berbahaya.
- Kadar Oksigen Terlarut (DO): Minimum 4 mg/L. Kepadatan tebar akan memengaruhi kebutuhan aerasi.
- Amonia dan Nitrit: Harus dijaga serendah mungkin. Senyawa nitrogen ini beracun bagi ikan.
Sebelum penebaran benih, lakukan persiapan air yang meliputi pengeringan (untuk kolam tanah), pengapuran (untuk menaikkan pH dan membunuh patogen), serta pemupukan (jika ingin mengandalkan pakan alami).
2. Pemilihan dan Penebaran Benih
Kesehatan benih adalah investasi jangka panjang. Pilih benih dari sumber terpercaya yang bebas dari penyakit.
- Ukuran Benih: Usahakan menggunakan benih dengan ukuran seragam (± 5-8 cm) untuk menghindari kanibalisme.
- Aklimatisasi: Proses adaptasi suhu dan kimia air antara air wadah pengangkut dengan air kolam sangat penting. Lakukan secara bertahap (sekitar 30 menit hingga 1 jam) sebelum benih dilepaskan ke kolam.
3. Manajemen Pakan yang Tepat
Pakan adalah komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan nila. Pemberian pakan harus disesuaikan dengan fase pertumbuhan ikan.
Frekuensi dan Dosis
Pada fase benih hingga remaja (di bawah 10 cm), ikan nila memerlukan pakan lebih sering, biasanya 3-4 kali sehari. Setelah ukuran mencapai 15 cm ke atas, frekuensi dapat dikurangi menjadi 2 kali sehari (pagi dan sore).
Dosis pakan harian berkisar antara 3% hingga 5% dari total biomassa ikan. Hitung berat total ikan secara berkala (sampling) untuk menyesuaikan dosis pakan mingguan.
4. Pengendalian Kualitas Air Lanjutan
Kualitas air akan menurun seiring pertumbuhan ikan karena adanya ekskresi dan sisa pakan. Manajemen air sangat krusial.
Penggantian Air (Water Exchange)
Jika pemeliharaan dilakukan di wadah tertutup (kolam terpal/semen), sebagian air (sekitar 10-30%) perlu diganti secara rutin, terutama jika parameter air mulai memburuk (bau menyengat atau keruh pekat).
Aerasi
Di kepadatan tinggi, penggunaan kincir air atau aerator sangat disarankan untuk menjaga kadar oksigen terlarut, terutama pada malam hari ketika fotosintesis berhenti dan konsumsi oksigen oleh ikan meningkat.
5. Pencegahan dan Penanganan Penyakit
Ikan nila relatif tahan penyakit, namun stres lingkungan (suhu ekstrem, pH mendadak turun, atau kepadatan berlebih) dapat memicu wabah.
- Observasi Harian: Amati perilaku ikan. Ikan yang sakit seringkali tampak lesu, berenang di permukaan (nggantung), atau menunjukkan luka/bercak putih pada tubuh.
- Penyakit Umum: Penyakit yang sering menyerang antara lain bakteri (seperti Aeromonas) dan parasit (seperti Ichthyophthirius multifiliis).
- Solusi Cepat: Jika terjadi penurunan kualitas air yang drastis, segera lakukan penggantian air sebagian besar (50%) dan kurangi pemberian pakan sementara waktu hingga kondisi stabil. Penggunaan probiotik dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem air.
Dengan menjaga kebersihan lingkungan, menyediakan pakan berkualitas dalam jumlah tepat, dan memonitor parameter air secara rutin, budidaya ikan nila Anda akan berjalan lancar dan menghasilkan panen yang memuaskan. Konsistensi dalam perawatan adalah kunci sukses memelihara ikan nila.