Ilustrasi proses pelepasan telur dan sperma ikan mas.
Pemijahan ikan mas (Cyprinus carpio) adalah tahapan krusial dalam budidaya ikan konsumsi maupun benih. Keberhasilan dalam memicu dan mengontrol proses reproduksi ini sangat menentukan kuantitas dan kualitas benih yang dihasilkan. Proses ini memerlukan persiapan matang, mulai dari pemilihan induk hingga kondisi lingkungan pemijahan.
Langkah pertama menuju pemijahan yang sukses adalah memastikan kualitas genetika dan fisik dari induk yang akan dipijahkan. Induk harus dipelihara secara terpisah (sistem induk jantan dan betina) setidaknya 1-2 bulan sebelum waktu pemijahan yang direncanakan. Hal ini penting untuk menjaga kondisi prima dan menghindari pemijahan spontan yang tidak terkontrol.
Rasio ideal yang umum digunakan adalah 1 ekor induk betina berbanding 1 hingga 3 ekor induk jantan, tergantung pada kualitas sperma jantan.
Media pemijahan bisa berupa kolam pemijahan tradisional atau wadah pemijahan buatan (hatchery). Jika menggunakan kolam, kolam harus dikeringkan, dibersihkan dari hama dan predator, lalu dijemur selama beberapa hari. Setelah itu, kolam diisi air dengan ketinggian sekitar 50-70 cm.
Pemijahan alami bisa terjadi ketika kondisi lingkungan mendukung. Namun, dalam budidaya intensif, diperlukan induksi buatan agar pemijahan terjadi serentak dan terkontrol. Induksi ini seringkali melibatkan manipulasi suhu dan penambahan hormon (induksi kimiawi).
Perubahan suhu adalah faktor pemicu alami yang kuat. Peningkatan suhu air secara bertahap dari suhu air saat pemeliharaan (misalnya dari 25°C ke 28°C atau 30°C) seringkali merangsang ikan betina untuk memijah dalam 12-24 jam.
Pada skala budidaya modern, sering digunakan ekstrak kelenjar hipofisa atau hormon sintetis seperti Ovopel atau HCG. Hormon ini disuntikkan ke otot punggung induk betina. Induk jantan tidak perlu diinjeksi karena sperma lebih mudah dipancing saat proses perangsangan manual.
Setelah induksi, induk dimasukkan ke kolam pemijahan pada sore hari. Pemijahan biasanya terjadi pada pagi hari atau saat kondisi air masih tenang dan suhu belum terlalu tinggi. Amati pergerakan ikan. Induk jantan akan mengejar dan menggesek-gesekkan perutnya ke perut induk betina. Perilaku ini menyebabkan telur dan sperma keluar dan terjadi pembuahan.
Setelah 4-6 jam pemijahan selesai, telur yang sudah dibuahi (terlihat bening dan mengapung) atau yang masih menempel di substrat harus segera diangkat dan dipindahkan ke bak penetasan (hatcher) untuk menghindari dimakan oleh induknya sendiri atau diganggu oleh hama lainnya.
Telur yang berhasil dipindahkan dipelihara di bak penetasan dengan aerasi ringan dan sirkulasi air yang terjaga. Suhu air ideal untuk penetasan telur ikan mas adalah antara 27°C hingga 30°C. Dalam kondisi optimal, telur akan menetas dalam waktu sekitar 2 hingga 3 hari, menghasilkan larva ikan mas (tingkat kecebong).
Pemijahan ikan mas memerlukan ketelitian dan pemantauan intensif. Dengan persiapan induk yang baik, lingkungan yang terkontrol, dan penerapan teknik induksi yang tepat, tingkat keberhasilan pemijahan bisa mencapai angka yang sangat memuaskan bagi para pembudidaya.