Mengenal Baja Tahan Karat DIN 1.2083

1.2083

Visualisasi umum blok baja perkakas (Die Steel)

Dalam dunia manufaktur presisi, pemilihan material adalah faktor krusial yang menentukan umur pakai, kualitas produk, dan efisiensi biaya produksi. Salah satu material baja yang sangat dihormati, terutama dalam aplikasi pembuatan cetakan (tooling), adalah **DIN 1.2083**. Baja ini termasuk dalam kategori baja tahan karat perkakas (stainless tool steel) yang diklasifikasikan di bawah standar Jerman (DIN).

Komposisi Kimia dan Klasifikasi

DIN 1.2083 dikenal secara internasional dengan beberapa nomenklatur lain, seperti AISI D2 (meskipun ada perbedaan kecil dalam standar komposisi, mereka berada dalam keluarga yang sama) atau UNS S11590. Komposisi kimianya memberikan keseimbangan unik antara kekerasan tinggi setelah perlakuan panas dan ketahanan korosi yang memadai. Kandungan utamanya meliputi Kromium (Cr) yang signifikan (biasanya sekitar 12% atau lebih), yang bertanggung jawab utama atas sifat tahan karatnya, serta Karbon (C) yang memberikan kemampuan pengerasan melalui proses perlakuan panas.

Kandungan Kromium yang tinggi ini membedakan 1.2083 dari baja perkakas paduan rendah lainnya. Meskipun bukan baja tahan karat austenitik seperti seri 300, ketahanan korosinya cukup baik untuk aplikasi di mana kontak dengan cairan kimia ringan atau kelembaban menjadi perhatian utama.

Karakteristik Utama DIN 1.2083

Keunggulan utama yang membuat baja ini menjadi pilihan utama untuk cetakan plastik dan aplikasi die cutting adalah kombinasi propertinya setelah dipanaskan dan didinginkan secara terkontrol (heat treatment).

Aplikasi Spesifik dalam Industri

Penggunaan utama DIN 1.2083 terkonsentrasi pada area di mana komponen cetakan terpapar tekanan mekanis tinggi dan perlu mempertahankan ketajaman tepi dalam jangka waktu lama. Beberapa aplikasi kritis meliputi:

  1. Cetakan Injeksi Plastik: Khususnya untuk plastik yang mengandung bahan pengisi yang bersifat abrasif (misalnya, plastik diperkuat serat kaca).
  2. Alat Potong dan Pukulan (Blanking and Punching Tools): Untuk memotong material lembaran tipis di mana ketahanan keausan sangat diperlukan.
  3. Bilah Geser (Shear Blades): Untuk operasi pemotongan yang memerlukan ketajaman tepi yang tahan lama.
  4. Komponen Pengepresan Dingin: Di mana cetakan harus menahan tekanan tinggi tanpa mengalami keausan cepat.

Perlakuan Panas (Heat Treatment)

Untuk mencapai sifat mekanik optimal dari DIN 1.2083, proses perlakuan panas adalah langkah yang tidak bisa diabaikan. Proses ini biasanya melibatkan tiga tahap utama:

  1. Pengerasan (Hardening): Baja dipanaskan hingga suhu austenitisasi (sekitar 1000°C hingga 1050°C) diikuti dengan pendinginan cepat (quenching) dalam minyak atau udara untuk mengunci struktur martensit yang keras.
  2. Tempering (Penempaan): Setelah pengerasan, baja seringkali terlalu rapuh. Proses tempering dilakukan pada suhu yang lebih rendah (biasanya antara 150°C hingga 550°C) untuk mengurangi kerapuhan sambil mempertahankan sebagian besar kekerasan. Pemilihan suhu tempering sangat menentukan kekerasan akhir dan ketangguhan.
  3. Perlakuan Tambahan: Dalam beberapa kasus, perlakuan kriogenik (pendinginan suhu sangat rendah) dapat digunakan untuk memastikan transformasi austenit sisa menjadi martensit, memaksimalkan stabilitas dan kekerasan material.

Keberhasilan aplikasi **DIN 1.2083** sangat bergantung pada kontrol ketat selama siklus perlakuan panas ini. Kesalahan dalam suhu atau laju pendinginan dapat mengakibatkan struktur mikro yang tidak ideal, mengurangi umur pakai cetakan secara drastis. Secara keseluruhan, baja ini menawarkan solusi premium bagi industri yang menuntut keandalan tinggi dari alat perkakas mereka.

🏠 Homepage