Analisis Komprehensif Mengenai Harga Basreng 1 Kilo: Panduan Bagi Reseller dan Konsumen Grosir

Ilustrasi Kemasan Basreng 1 Kilogram BASRENG PREMIUM 1 KG Harga Grosir Terbaik

Alt text: Ilustrasi Kemasan Basreng 1 Kilogram dengan label besar.

Basreng, singkatan dari bakso goreng, telah berevolusi dari sekadar camilan pinggir jalan menjadi komoditas bisnis yang sangat menjanjikan di Indonesia. Fleksibilitasnya dalam berbagai varian rasa dan tekstur menjadikannya favorit di berbagai kalangan usia. Bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) atau reseller, mencari informasi mengenai harga basreng 1 kilo adalah langkah awal yang krusial. Pembelian dalam kemasan 1 kilogram (kg) menawarkan efisiensi biaya yang jauh lebih tinggi dibandingkan pembelian eceran, memungkinkan margin keuntungan yang optimal.

Artikel ini akan mengupas tuntas segala aspek yang memengaruhi kisaran harga basreng dalam satuan kilogram, mulai dari fluktuasi bahan baku, kualitas pemrosesan, hingga dinamika pasar dan strategi distribusi. Memahami variabel-variabel ini adalah kunci untuk menentukan apakah harga basreng 1 kilo yang Anda temui sudah kompetitif dan menguntungkan bagi bisnis Anda.

Faktor Utama Penentu Harga Basreng 1 Kilo

Harga jual basreng dalam kemasan grosir 1 kg tidak statis; ia bergerak dinamis dipengaruhi oleh rantai pasok dan kondisi ekonomi lokal. Terdapat empat pilar utama yang menentukan harga dasar produksi basreng per kilogram. Reseller yang cerdas harus mampu menganalisis pilar-pilar ini untuk memprediksi stabilitas dan profitabilitas harga beli mereka.

1. Kualitas dan Komposisi Bahan Baku Ikan (Daging Utama)

Inti dari basreng adalah komposisi daging ikan. Kualitas ikan yang digunakan sangat berbanding lurus dengan harga basreng 1 kilo. Produsen premium akan menggunakan ikan dengan kualitas tinggi, yang menghasilkan tekstur lebih kenyal dan rasa ikan yang lebih dominan, sementara produsen ekonomis mungkin menggunakan ikan dengan kadar pati yang lebih tinggi.

1.1. Jenis Ikan yang Digunakan

Di pasar Indonesia, ikan yang paling umum digunakan untuk bakso ikan, dan oleh karenanya basreng, adalah ikan tenggiri, ikan kakap, atau ikan gabus. Namun, untuk menekan biaya produksi dalam skala besar, banyak produsen basreng memilih ikan yang lebih murah dan mudah didapat, seperti ikan layang atau ikan bandeng, yang mungkin memerlukan penambahan penyedap rasa yang lebih banyak.

1.2. Kandungan Daging Ikan dalam Adonan

Perbandingan antara daging ikan murni dan bahan pengisi (filler) seperti tepung tapioka adalah penentu harga yang paling transparan. Basreng kelas A yang mengklaim menggunakan 60-70% daging ikan akan menaikkan harga basreng 1 kilo hingga 20-40% dibandingkan basreng kelas C yang mungkin hanya menggunakan 30% daging ikan. Semakin tinggi kandungan daging ikan, semakin mahal biaya produksinya, dan semakin baik pula kualitas produk akhirnya.

2. Fluktuasi Harga Tepung Tapioka dan Bahan Pengisi

Tepung tapioka (pati singkong) adalah bahan pengikat utama dalam adonan basreng dan menyumbang porsi besar dari volume keseluruhan produk 1 kg. Stabilitas harga tapioka sangat dipengaruhi oleh musim panen singkong, kebijakan impor/ekspor, dan kondisi cuaca di sentra-sentra produksi. Kenaikan harga tapioka, meskipun hanya beberapa ratus rupiah per kilogramnya, akan terasa dampaknya pada skala produksi tonase, yang pada akhirnya memengaruhi harga basreng 1 kilo yang ditawarkan kepada distributor.

2.1. Biaya Minyak Goreng dan Energi

Proses penggorengan (mengubah bakso menjadi basreng) memerlukan minyak goreng dalam jumlah besar, terutama untuk basreng kering yang membutuhkan penggorengan dua kali. Kenaikan harga minyak goreng dunia dan lokal secara langsung meningkatkan biaya operasional, yang pasti dibebankan pada harga jual produk 1 kg. Selain itu, biaya energi (listrik/gas) untuk pemanas dan mesin penggiling juga harus dipertimbangkan dalam perhitungan HPP (Harga Pokok Penjualan) produsen.

3. Proses Pengolahan dan Teknologi Produksi

Cara basreng diproduksi memengaruhi konsistensi dan umur simpannya. Basreng yang diproduksi dengan mesin modern dan melalui proses sanitasi yang ketat (untuk mendapatkan izin PIRT atau BPOM) memerlukan investasi modal yang lebih besar, yang otomatis menaikkan sedikit harga basreng 1 kilo mereka. Namun, kualitas ini seringkali menjamin produk yang lebih aman, lebih renyah, dan memiliki umur simpan yang lebih panjang.

4. Varian Rasa, Bumbu, dan Finishing

Varian rasa menentukan kompleksitas bumbu dan biaya rempah-rempah. Basreng yang hanya original (asin gurih) tentu lebih murah daripada varian pedas level 5 atau rasa keju premium yang menggunakan bubuk keju impor. Kemasan 1 kg biasanya disajikan polos atau dengan bumbu minimal (misalnya bumbu dasar balado) untuk memungkinkan reseller melakukan repacking dan penambahan bumbu sesuai target pasar mereka.


Mengurai Perbedaan Tipe Basreng dalam Kemasan 1 Kg

Saat mencari harga basreng 1 kilo, penting untuk membedakan antara jenis-jenis basreng yang beredar di pasaran. Perbedaan tekstur dan bentuk adalah hal utama yang menentukan biaya bahan baku dan proses penggorengan.

Basreng Kering (Basreng Krispi/Keripik Basreng)

Basreng kering adalah jenis yang paling populer di kalangan reseller karena daya tahan yang lama dan kemudahan pengirimannya. Proses pembuatannya melibatkan irisan bakso yang tipis dan digoreng hingga sangat renyah. Karena volume dan bobotnya yang ringan, 1 kg basreng kering terlihat lebih banyak daripada 1 kg basreng basah.

4.1. Tantangan Produksi Basreng Kering

Untuk mencapai kekrispian maksimal, produsen harus menggunakan minyak yang benar-benar baru atau menjaga kualitas minyak. Minyak yang buruk akan memengaruhi rasa dan stabilitas produk. Proses pengirisan yang seragam juga memerlukan mesin khusus. Oleh karena itu, basreng kering yang berkualitas tinggi (tidak berminyak berlebihan dan renyah merata) mungkin memiliki sedikit premi harga per kilogramnya.

4.2. Harga Standar Basreng Kering 1 Kg

Secara umum, kisaran harga basreng 1 kilo untuk tipe kering berada di rentang menengah ke atas, terutama jika sudah dibumbui pedas. Reseller perlu memperhatikan apakah bumbu sudah dicampurkan atau masih terpisah (bumbu tabur). Basreng kering tanpa bumbu biasanya dijual lebih murah, memberikan fleksibilitas bagi pembeli grosir untuk menambahkan bumbu premium sendiri.

Basreng Basah (Basreng Kuah/Basreng Cireng)

Basreng basah adalah bakso goreng yang biasanya disajikan dengan bumbu pedas basah atau kuah. Meskipun kurang umum dijual dalam kemasan 1 kg murni untuk camilan siap makan (kecuali untuk kebutuhan katering), banyak produsen menjual baso goreng *setengah jadi* (hanya digoreng sekali dan bertekstur kenyal) dalam kemasan 1 kg. Produk ini ditujukan untuk penjual makanan yang akan mengolahnya lebih lanjut (misalnya, menjadikannya bahan seblak atau cireng kuah).

Catatan Reseller: Basreng basah memiliki umur simpan yang jauh lebih pendek, biasanya hanya bertahan 3-7 hari pada suhu ruangan. Biaya pengiriman juga lebih tinggi karena risiko basi dan kebutuhan pengemasan yang lebih aman (vakum atau pendingin), yang perlu dipertimbangkan dalam kalkulasi total harga basreng 1 kilo yang Anda beli.

Basreng Stik vs. Basreng Bulat

Bentuk juga mempengaruhi. Basreng stik (panjang dan tipis) dan basreng keripik (iris tipis lebar) seringkali lebih mudah renyah dan lebih hemat bahan bakar saat digoreng. Sementara basreng bulat atau potong dadu memerlukan waktu penggorengan yang lebih lama untuk memastikan bagian dalamnya matang sempurna dan tidak lembek. Meskipun perbedaannya minor, ini bisa memengaruhi efisiensi waktu produksi dan secara tidak langsung memengaruhi harga grosir per kilogram.


Dinamika Harga Basreng 1 Kilo Berdasarkan Lokasi Geografis

Lokasi produsen dan lokasi pembeli adalah variabel besar dalam menentukan harga akhir yang dibayar konsumen atau reseller. Biaya logistik dan upah minimum regional (UMR) memainkan peran sentral dalam dinamika ini.

5. Pusat Produksi: Bandung dan Jawa Barat

Bandung dan sekitarnya (Cimahi, Garut, Tasikmalaya) dikenal sebagai sentra utama produksi makanan ringan pedas, termasuk basreng. Karena produsen berlimpah, kompetisi harga sangat ketat. Di sini, harga basreng 1 kilo seringkali ditemukan pada titik terendah (harga pabrik) dibandingkan wilayah lain.

6. Harga Basreng 1 Kilo di Jakarta dan Kota Besar Lainnya

Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Medan, UMR yang tinggi memengaruhi biaya tenaga kerja. Meskipun basreng tidak selalu diproduksi di pusat kota, harga jual di distributor besar pasti sudah memasukkan biaya logistik, sewa gudang, dan margin distributor yang lebih besar. Akibatnya, harga basreng 1 kilo di Jakarta biasanya 5-10% lebih tinggi daripada harga pabrik di Jawa Barat.

6.1. Pengaruh Marketplace dan E-commerce

Kehadiran marketplace telah mendemokratisasi harga. Sekarang, reseller di mana saja bisa mengakses harga pabrik. Namun, mereka harus berhati-hati dengan skema harga yang tertera. Seringkali, harga yang sangat murah di marketplace adalah harga *sebelum* dikenakan biaya pengemasan berlapis (untuk keamanan) dan biaya layanan platform (komisi marketplace), yang dapat menambah 5-8% dari total harga basreng 1 kilo yang dibeli.

7. Pembelian di Luar Jawa dan Wilayah Timur Indonesia

Di wilayah dengan akses logistik yang sulit (misalnya, Kalimantan pedalaman, Sulawesi, atau Papua), harga basreng 1 kilo bisa melambung tinggi, terkadang mencapai dua kali lipat dari harga pabrik. Kenaikan harga ini sepenuhnya disebabkan oleh biaya transportasi, jalur kapal kargo, dan biaya penyimpanan yang lebih mahal. Reseller di wilayah ini harus cermat mencari distributor lokal yang menyimpan stok besar untuk meminimalkan dampak ongkir per kilogramnya.

Ilustrasi Peta Distribusi Harga Harga Pabrik (Pusat) Harga Distributor (Kota Besar) Harga Tertinggi (Logistik Berat)

Alt text: Diagram yang menunjukkan perbedaan harga basreng dari pusat produksi hingga wilayah distribusi terpencil.


Analisis Mendalam Kualitas dan Dampaknya pada Harga Basreng 1 Kilo

Tidak semua basreng 1 kg itu sama. Pembagian kualitas (Grade A, B, C) sangat menentukan potensi profit reseller dan kepuasan pelanggan akhir. Meskipun mungkin terlihat identik dari luar, komposisi internal dan proses pengeringan yang berbeda menciptakan disparitas harga yang signifikan.

8. Basreng Grade A (Premium Quality)

Basreng premium ditargetkan untuk pasar yang mementingkan rasa otentik dan tekstur superior. Ketika Anda membayar harga basreng 1 kilo yang lebih tinggi, inilah yang Anda dapatkan:

Harga basreng 1 kilo Grade A bisa 30% hingga 50% lebih mahal daripada Grade C, namun ini menjamin loyalitas pelanggan yang mencari kualitas terbaik.

9. Basreng Grade B (Standard/Reguler)

Ini adalah segmen pasar terbesar dan paling kompetitif. Produsen berusaha menyeimbangkan biaya dan rasa. Basreng Grade B menggunakan ikan campuran atau ikan ekonomis dengan porsi tapioka yang lebih seimbang.

Dalam kategori ini, harga basreng 1 kilo sangat ideal untuk reseller yang menargetkan pasar massal dengan harga jual eceran yang kompetitif. Kualitasnya cukup baik, renyah, dan dapat disimpan lama, tetapi rasa ikannya tidak sekuat varian premium.

10. Basreng Grade C (Ekonomis)

Basreng ekonomis fokus pada kuantitas dan harga termurah. Ini dicapai dengan memaksimalkan penggunaan tepung tapioka dan meminimalkan kandungan daging ikan. Rasa gurih biasanya didapatkan dari penambahan banyak penyedap rasa (MSG) atau bumbu sintetis lainnya. Meskipun harganya sangat murah, ada beberapa risiko:

Basreng jenis ini cocok untuk reseller yang menjual di lokasi dengan daya beli rendah atau yang hanya fokus pada harga termurah di pasaran.


Strategi Pembelian untuk Memperoleh Harga Basreng 1 Kilo Terbaik

Reseller yang cerdas tidak hanya mencari harga terendah, tetapi juga harga terbaik yang menawarkan keseimbangan antara kualitas, volume, dan efisiensi biaya logistik. Berikut adalah strategi yang harus dipertimbangkan saat membeli basreng dalam satuan 1 kg.

11. Perhitungan Efisiensi Volume Pembelian

Selalu hitung Harga Satuan per Kilogram (HSPK) setelah diskon volume. Pembelian 1 kg basreng (satuan) tentu akan jauh lebih mahal dibandingkan pembelian 50 kg sekaligus. Produsen umumnya menerapkan skema harga berjenjang:

  1. Harga Eceran (1-5 kg): Harga paling tinggi.
  2. Harga Reseller (10-50 kg): Diskon 10-15% dari harga eceran.
  3. Harga Distributor/Grosir (100 kg ke atas): Diskon 20-30% atau lebih dari harga eceran.

Jika Anda serius berbisnis basreng, targetkan pembelian minimal 10 kg untuk mendapatkan harga basreng 1 kilo yang sudah masuk kategori harga reseller. Selain itu, pastikan untuk menanyakan apakah produsen menawarkan skema *cashback* atau bonus produk untuk volume tertentu, yang secara efektif akan menurunkan HPP Anda.

12. Memanfaatkan Program Subsidi Ongkos Kirim (Ongkir)

Biaya pengiriman seringkali menjadi momok, terutama untuk produk seperti basreng yang volumenya besar (meskipun ringan). Selalu cari produsen yang sudah terintegrasi dengan ekspedisi kargo atau yang sering menawarkan promo gratis ongkir melalui marketplace. Dengan memangkas ongkir, total biaya yang Anda keluarkan untuk mendapatkan harga basreng 1 kilo akan menjadi jauh lebih murah.

12.1. Pertimbangan Pengiriman Kargo vs. Reguler

Untuk pembelian di atas 10 kg, pengiriman menggunakan layanan kargo (misalnya JNE JTR, Indah Cargo) jauh lebih ekonomis daripada layanan reguler, meskipun waktu pengirimannya lebih lama. Perbedaan biaya ini sangat signifikan dan dapat menghemat ribuan rupiah per kilogram, membuat harga basreng 1 kilo Anda lebih kompetitif di pasar lokal.

13. Kerjasama Jangka Panjang dan Skema Dropshipper

Membangun hubungan jangka panjang dengan satu atau dua produsen terpercaya dapat memberikan keuntungan harga yang tidak didapatkan pembeli musiman. Produsen biasanya memberikan harga khusus atau prioritas stok kepada reseller loyal. Jika Anda memilih skema dropshipper (dimana produk dikirim langsung dari pabrik ke konsumen akhir Anda), pastikan produsen memiliki sistem kemasan yang profesional dan tidak mencantumkan harga modal Anda di paket kiriman.


Detail Perhitungan Biaya Bahan Baku dan Margin Profit Basreng 1 Kg

Untuk mencapai target profit, reseller perlu memahami struktur biaya di balik harga basreng 1 kilo. Analisis ini membantu memvalidasi apakah harga yang ditawarkan produsen wajar atau terlalu mahal.

14. Struktur Biaya Produksi (Estimasi Rata-Rata)

Misalnya, asumsikan total biaya produksi per 1 kg basreng kering rasa standar adalah Rp 35.000. Komponen biaya ini kira-kira terbagi sebagai berikut:

  1. Bahan Baku Utama (Ikan, Tapioka, Garam, Minyak): 60% (Rp 21.000)
  2. Biaya Bumbu dan Penyedap: 15% (Rp 5.250)
  3. Biaya Tenaga Kerja Langsung: 10% (Rp 3.500)
  4. Biaya Pengemasan (Plastik, Label, dll.) dan Overhead: 15% (Rp 5.250)

Jika produsen menjualnya dengan harga grosir Rp 40.000 per kg, margin kotor produsen adalah Rp 5.000 (12.5%). Reseller yang membeli pada harga ini harus memastikan margin mereka cukup setelah menghitung biaya *repacking* dan pemasaran.

15. Menghitung Potensi Margin Reseller dari Basreng 1 Kilo

Misalnya, Anda membeli basreng 1 kg dengan harga modal (termasuk ongkir) sebesar Rp 45.000. Anda memutuskan untuk membagi dan mengemas ulang menjadi 10 kemasan kecil 100 gram.

Rincian Biaya Tambahan Reseller:

Total HPP 10 x 100 gram: Rp 45.000 (Modal Awal 1 kg) + Rp 10.000 (Repacking) = Rp 55.000.

Jika Anda menjual setiap kemasan 100 gram seharga Rp 10.000, total penjualan Anda adalah 10 x Rp 10.000 = Rp 100.000. Margin keuntungan kotor Anda adalah Rp 45.000 per 1 kg basreng yang Anda olah, atau hampir 100% dari modal awal produk. Ini menunjukkan betapa menguntungkannya bisnis ini jika Anda mampu mendapatkan harga basreng 1 kilo yang rendah.


Isu Khusus: Basreng Mentah vs. Basreng Siap Makan 1 Kg

Seringkali terjadi kesalahpahaman saat mencari harga grosir. Penting untuk membedakan antara harga basreng mentah (bakso ikan yang belum digoreng) dan basreng siap makan (sudah digoreng dan dibumbui) dalam kemasan 1 kg.

16. Harga Basreng Mentah (Setengah Jadi)

Basreng mentah dijual oleh produsen untuk pedagang yang ingin menggoreng sendiri atau menjadikannya bahan utama makanan lain (seperti seblak). Harga basreng 1 kilo mentah jauh lebih murah (bisa 20-30% lebih rendah) karena belum melibatkan biaya minyak goreng, tenaga kerja penggorengan, dan bumbu coating.

Keuntungan membeli mentah adalah Anda bisa mengontrol kualitas minyak goreng dan kesegaran produk saat dijual, tetapi ini memerlukan investasi waktu dan peralatan penggorengan yang memadai.

17. Harga Basreng Siap Makan

Mayoritas pencari harga basreng 1 kilo mencari produk siap makan yang sudah dibumbui pedas, asin, atau varian lainnya. Harga ini mencakup semua biaya produksi dan pengemasan akhir. Bagi reseller yang tidak memiliki fasilitas penggorengan, opsi siap makan adalah yang paling praktis.

Saat membeli basreng siap makan 1 kg, selalu minta sampel untuk menguji tingkat kekeringan dan kandungan minyak. Basreng yang terlalu berminyak akan cepat tengik dan merusak reputasi merek Anda.

Ilustrasi Perbedaan Produk Mentah dan Matang Basreng Mentah (HPP Rendah) Proses Goreng & Bumbu Basreng Matang (Harga Jual Tinggi)

Alt text: Diagram yang membandingkan basreng mentah dengan basreng matang, menunjukkan proses penggorengan sebagai penambah biaya dan nilai jual.


Isu-Isu Penentu Harga Basreng 1 Kilo Lainnya yang Sering Terabaikan

Selain faktor fundamental di atas, ada beberapa isu mikro yang sering diabaikan oleh reseller pemula, padahal dampaknya cukup besar terhadap total biaya per kilogram.

18. Biaya Pengemasan Vakum dan Nitrogen

Basreng premium sering dikemas menggunakan teknologi vakum atau pengisian nitrogen untuk menjaga kekrispian dan memperpanjang umur simpan tanpa bahan pengawet berlebih. Kemasan 1 kg yang menggunakan teknologi ini pasti memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan kemasan plastik biasa yang di-seal secara manual.

Jika Anda reseller yang sering mengirim ke luar pulau atau ingin menjamin kualitas produk Anda selama berbulan-bulan, biaya ekstra untuk kemasan ini (yang termasuk dalam harga basreng 1 kilo) adalah investasi yang layak.

19. Musiman dan Dampak Hari Raya

Permintaan basreng melonjak drastis menjelang Hari Raya Idul Fitri, Natal, dan liburan panjang. Lonjakan permintaan ini menyebabkan produsen menaikkan harga jual basreng. Biasanya, kenaikan harga basreng 1 kilo bisa mencapai 10% hingga 15% di momen-momen puncak ini. Reseller disarankan untuk menimbun stok (produk kering) jauh-jauh hari sebelum kenaikan harga musiman ini terjadi.

20. Tren Rasa dan Inovasi

Pasar basreng sangat sensitif terhadap tren rasa. Saat ini, basreng dengan bumbu daun jeruk (limau) sedang sangat diminati. Bumbu spesifik atau inovasi rasa baru (misalnya rasa salted egg atau spicy bulgogi) memerlukan investasi riset dan bahan baku khusus, yang akan menaikkan harga basreng 1 kilo pada varian tersebut.

Reseller perlu menyeimbangkan antara menyediakan varian rasa populer (untuk volume penjualan) dan varian premium (untuk margin keuntungan yang lebih tinggi).


Studi Kasus Detail: Perbandingan Harga Basreng 1 Kilo di Tiga Skenario

Untuk memberikan gambaran yang lebih nyata, mari kita bandingkan estimasi harga basreng 1 kilo di tiga skenario pembelian berbeda (harga ini bersifat ilustratif dan dapat berubah sesuai kondisi pasar).

Skenario A: Pembelian Langsung ke Pabrik Skala Kecil (Jawa Barat)

Pembeli adalah reseller lokal, membeli 25 kg basreng Grade B (standard) tanpa bumbu, dan mengambil barang langsung ke lokasi.

Skenario ini menghasilkan harga modal terendah, sangat ideal jika Anda berlokasi dekat dengan sentra produksi.

Skenario B: Pembelian Melalui Marketplace (Antar Pulau)

Pembeli di Makassar, membeli 10 kg basreng Grade A (Premium, bumbu pedas daun jeruk) dari produsen di Jawa Timur.

Meskipun harga pabrik mahal, biaya logistik yang tinggi menaikkan HPP per kilogram secara signifikan. Reseller harus menjual dengan harga eceran yang lebih tinggi untuk menutupi selisih ini.

Skenario C: Pembelian dari Distributor Lokal (Eceran Grosir)

Pembeli UMKM di pinggiran kota, membeli 5 kg basreng Grade C (Ekonomis) dari distributor di kota terdekat.

Harga ini sedikit lebih tinggi dari harga pabrik, tetapi menghemat waktu dan kerumitan pengiriman kargo, cocok untuk pembelian volume kecil yang mendesak.


Kesimpulan Strategis Mencari Harga Basreng 1 Kilo

Mencari harga basreng 1 kilo terbaik memerlukan pemahaman yang holistik terhadap rantai nilai produk. Bagi reseller, harga termurah belum tentu yang terbaik jika mengorbankan kualitas (Grade C) atau jika biaya logistiknya melambung tinggi. Keputusan terbaik adalah menemukan titik optimal antara harga grosir pabrik, kualitas produk yang sesuai target pasar, dan efisiensi biaya pengiriman.

Lakukan riset mendalam, bandingkan harga dari minimal tiga sumber (pabrik langsung, marketplace, dan distributor lokal), dan selalu prioritaskan hubungan baik dengan produsen. Dengan strategi pembelian yang matang, bisnis basreng Anda akan memiliki fondasi harga yang kuat, siap bersaing dan menghasilkan margin keuntungan yang maksimal.

🏠 Homepage