Aqiqah adalah salah satu syariat mulia dalam Islam yang dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia kelahiran seorang anak. Pelaksanaan **hari aqiqah sesuai sunnah** memiliki tata cara dan waktu yang dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ. Memahami panduan ini penting agar ibadah yang kita laksanakan mendapatkan keberkahan maksimal.
Waktu Terbaik Melaksanakan Aqiqah
Salah satu aspek krusial dalam **hari aqiqah sesuai sunnah** adalah penentuan waktunya. Mayoritas ulama bersepakat bahwa waktu yang paling utama untuk melaksanakan aqiqah adalah pada hari ketujuh kelahiran bayi.
Hadis yang sering dijadikan rujukan adalah sabda Nabi Muhammad ﷺ:
"Setiap anak tergadai (terkungkung) dengan aqiqahnya, maka sembelihlah untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama." (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah)
Meskipun hari ketujuh adalah yang utama, jika ada kendala, pelaksanaannya dapat ditunda hingga hari keempat belas atau hari kedua puluh satu. Intinya adalah menjaga agar ibadah ini tidak terlambat terlalu jauh dari masa kelahiran, idealnya dalam satu bulan pertama kehidupan.
Jumlah Hewan Sesuai Jenis Kelamin
Jumlah hewan yang disembelih juga memiliki ketentuan spesifik berdasarkan jenis kelamin anak:
- Untuk Anak Laki-laki: Disunnahkan menyembelih dua ekor kambing.
- Untuk Anak Perempuan: Disunnahkan menyembelih satu ekor kambing.
Hewan yang disyaratkan adalah kambing atau domba. Syarat-syarat hewan aqiqah (seperti usia dan kesehatan) umumnya mengikuti syarat hewan kurban, yaitu sehat, tidak cacat, dan telah mencapai usia minimal (biasanya di atas enam bulan untuk domba/kambing, tergantung mazhab).
Mengapa Jumlahnya Berbeda?
Perbedaan jumlah ini menunjukkan adanya keutamaan tertentu bagi anak laki-laki, meski hikmahnya secara rinci hanya Allah yang Maha Tahu. Yang terpenting bagi kita adalah mengikuti tuntunan Nabi yang menunjukkan bahwa kedua jenis kelamin memiliki kedudukan penting dalam aqiqah.
Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah Sesuai Sunnah
Pelaksanaan yang mengikuti sunnah mencakup beberapa tahapan ritual yang perlu diperhatikan selain penyembelihan hewan:
- Niat: Niat yang tulus karena Allah SWT saat menyembelih hewan.
- Penyembelihan: Hewan disembelih sesuai syariat Islam (menggunakan pisau tajam, menyebut nama Allah SWT). Jika memungkinkan, penyembelihan sebaiknya dilakukan oleh kepala keluarga atau orang yang ditunjuk.
- Pembagian Daging: Ini adalah poin penting dalam **hari aqiqah sesuai sunnah**. Daging aqiqah idealnya dibagi menjadi tiga bagian:
- Sepertiga untuk disedekahkan (diberikan kepada fakir miskin).
- Sepertiga untuk dihadiahkan kepada kerabat, tetangga, atau teman.
- Sepertiga untuk dikonsumsi oleh keluarga yang beraqiqah (namun, mayoritas ulama menganjurkan agar lebih banyak disedekahkan atau dihadiahkan daripada dimakan sendiri).
- Tahallul (Mencukur Rambut): Pada hari yang sama dengan penyembelihan (hari ketujuh), rambut bayi dicukur bersih.
- Sedekah Perak/Emas: Disunnahkan menimbang rambut bayi yang telah dicukur, lalu bersedekah seberat timbangan rambut tersebut dalam bentuk perak (atau uang senilai perak tersebut).
Perbedaan dengan Kurban
Meskipun menggunakan hewan ternak dan memiliki ritual penyembelihan, aqiqah berbeda dengan kurban. Kurban hukumnya sunnah muakkad (sangat dianjurkan) pada hari raya Idul Adha, sedangkan aqiqah hukumnya sunnah (dianjurkan) sebagai bentuk syukur atas kelahiran anak. Daging kurban umumnya tidak boleh dijual atau dimakan oleh orang yang berkurban (kecuali sebagian kecil), sedangkan daging aqiqah boleh dimakan oleh keluarga yang beraqiqah, meskipun disunnahkan untuk lebih banyak disedekahkan.
Dengan melaksanakan **hari aqiqah sesuai sunnah** secara benar, orang tua telah menunaikan hak anak dan menanamkan nilai syukur sejak dini, sekaligus berbagi kebahagiaan dengan sesama.