Aqiqah adalah salah satu sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) dalam Islam sebagai bentuk rasa syukur atas karunia kelahiran seorang anak. Pelaksanaan aqiqah melibatkan penyembelihan hewan ternak dan pembagian dagingnya kepada fakir miskin, kerabat, dan tetangga. Namun, bagi banyak umat Muslim, muncul pertanyaan krusial: Kapankah waktu terbaik atau hari baik aqiqah menurut Islam untuk dilaksanakan?
Pemilihan hari yang tepat seringkali didasarkan pada tuntunan Nabi Muhammad SAW, meskipun tidak ada larangan tegas untuk hari-hari tertentu, kecuali hari-hari yang makruh untuk berpuasa atau melakukan ibadah tertentu yang berhubungan dengan penyembelihan. Memahami waktu pelaksanaan ini penting untuk memaksimalkan keberkahan dari ibadah tersebut.
Para ulama sepakat bahwa waktu ideal untuk melaksanakan aqiqah adalah pada hari ketujuh kelahiran bayi. Ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan kesempurnaan dalam pelaksanaan syariat. Hari ketujuh dianggap sebagai waktu yang paling afdhal karena menandai satu minggu penuh kehidupan sang buah hati yang patut disyukuri.
Meskipun hari ketujuh adalah yang paling utama, Islam memberikan kelonggaran. Jika karena alasan tertentuāmisalnya kesulitan mengumpulkan dana, sulitnya mencari hewan kurban, atau kondisi ibu/bayi yang belum memungkinkanāaqiqah tidak dapat dilaksanakan pada hari ketujuh, maka boleh ditunda.
Para ulama berbeda pendapat mengenai batas waktu penundaan ini:
Intinya, mencari hari baik aqiqah menurut Islam tidak perlu dipersempit hanya pada satu hari tertentu jika kondisi tidak memungkinkan. Prioritas utama adalah melaksanakan ibadah ini sebagai wujud syukur, meskipun pelaksanaannya sedikit meleset dari waktu ideal.
Beberapa orang mungkin mencari hari baik berdasarkan hitungan weton atau hari keberuntungan dalam kalender tradisional. Namun, perlu ditegaskan bahwa dalam syariat Islam, penentuan hari baik untuk ibadah seperti aqiqah tidak didasarkan pada perhitungan primbon, melainkan pada tuntunan sunnah yang jelas, yaitu hari ketujuh.
Dalam memilih hari pelaksanaan, pastikan Anda memilih hari di mana Anda dapat menyelenggarakan acara dengan tenang dan daging hasil sembelihan dapat segera didistribusikan. Hari Jumat seringkali menjadi pilihan populer untuk acara keluarga karena merupakan hari libur (akhir pekan), namun, ini lebih karena faktor kemudahan logistik daripada dasar hukum spesifik untuk aqiqah.
Selain menentukan hari baik, pastikan syarat hewan aqiqah terpenuhi. Jumlah hewan yang disembelih adalah dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Hewan tersebut harus memenuhi syarat kurban, yaitu tidak cacat, sehat, dan telah mencapai usia yang disyaratkan (biasanya minimal satu tahun untuk kambing/domba dan telah berganti gigi).
Pelaksanaan aqiqah melibatkan niat yang tulus, penyembelihan sesuai syariat Islam, mencukur rambut bayi (seberat rambut tersebut akan diganti dengan perak atau emas sebagai sedekah), dan membagikan dagingnya. Daging aqiqah sebaiknya dimasak terlebih dahulu sebelum dibagikan, meskipun ada pandangan yang memperbolehkan pembagian mentah.
Kesimpulan, hari baik aqiqah menurut Islam yang paling utama adalah hari ketujuh setelah kelahiran. Namun, fleksibilitas syariat memungkinkan penundaan jika terdapat halangan, dengan niat utama untuk menunaikan kewajiban syukur ini selagi mampu.