Dunia perikanan menyimpan keragaman hayati yang luar biasa, terutama ketika kita membagi habitat ikan berdasarkan kadar garam airnya. Secara garis besar, ikan diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama: ikan air tawar dan ikan air laut. Perbedaan mendasar di antara keduanya terletak pada mekanisme adaptasi fisiologis mereka terhadap lingkungan dengan salinitas yang berbeda.
Ilustrasi perbedaan habitat ikan (Simbolis)
Ikan air tawar mendiami ekosistem dengan salinitas sangat rendah, seperti sungai, danau, rawa, dan waduk. Untuk bertahan hidup, ikan-ikan ini menghadapi tantangan osmoregulasi yang berbeda dari sepupu laut mereka. Tubuh mereka cenderung lebih rentan kehilangan garam ke lingkungan.
Secara fisiologis, ikan air tawar harus secara aktif menyerap garam mineral dari air di sekitarnya melalui insang mereka. Ginjal mereka bekerja keras untuk menghasilkan urine dalam jumlah besar dan encer untuk membuang kelebihan air yang masuk ke dalam tubuh melalui osmosis. Tanpa adaptasi ini, sel-sel mereka akan membengkak karena penyerapan air berlebihan.
Fakta Penting: Jika ikan air tawar ditempatkan di air laut dalam waktu lama tanpa adaptasi khusus, mereka akan mengalami dehidrasi karena air dalam tubuh mereka akan keluar secara osmosis.
Ikan air laut hidup di lingkungan yang memiliki konsentrasi garam sangat tinggi, yaitu rata-rata 35 bagian per seribu (ppt). Tantangan utama bagi mereka adalah mencegah kehilangan air tubuh ke lingkungan yang lebih asin.
Ikan air laut harus minum air laut dalam jumlah besar untuk menggantikan air yang hilang melalui osmosis. Ginjal mereka dirancang untuk sangat efisien dalam konservasi air, menghasilkan urine dalam jumlah sedikit dan sangat pekat. Selain itu, mereka memiliki sel khusus pada insang (sel klorida) yang secara aktif mengeluarkan kelebihan garam yang mereka telan bersama air.
Perbedaan salinitas ini memiliki implikasi besar pada budidaya. Budidaya ikan air tawar biasanya membutuhkan lahan daratan yang dekat dengan sumber air tawar, sementara budidaya laut memerlukan instalasi di pantai atau lepas pantai.
Selain itu, ada kelompok ikan yang menarik, yaitu stenohaline (ikan yang tidak toleran terhadap perubahan salinitas) dan euryhaline (ikan yang toleran terhadap perubahan salinitas, seperti belut atau salmon yang bermigrasi). Ikan euryhaline mampu menyesuaikan mekanisme osmoregulasi mereka saat berpindah habitat.
Memahami dua kategori besar ini sangat krusial, baik bagi nelayan, pembudidaya, maupun konsumen, karena kebutuhan pakan, manajemen kualitas air, dan nilai gizi seringkali bervariasi antara ikan air tawar dan ikan air laut. Secara keseluruhan, meskipun keduanya adalah vertebrata akuatik, adaptasi biologis mereka telah membentuk dua ekosistem perikanan yang sangat berbeda.