Visualisasi bentuk ikan yang memanjang.
Pertanyaan mengenai habitat asli ikan tenggiri seringkali muncul di kalangan penggemar kuliner maupun pemancing. Apakah ikan tenggiri (sering disebut juga makarel Spanyol) hidup di perairan tawar seperti nila atau mas, ataukah ia adalah penghuni setia lautan luas? Jawabannya sangat tegas: Ikan Tenggiri adalah ikan laut sejati.
Secara ilmiah, ikan tenggiri termasuk dalam famili Scombridae, genus *Rastrelliger* (untuk jenis yang lebih kecil seperti tenggiri biasa) atau genus *Acanthocybium* (untuk King Mackerel/Tenggiri Raja yang lebih besar). Karakteristik utama ikan dari famili ini adalah tubuhnya yang ramping, kuat, dan adaptif untuk pergerakan cepat di perairan salin. Mereka adalah predator pelagis, yang berarti mereka menghabiskan sebagian besar hidup mereka berenang di kolom air terbuka di lautan.
Karakteristik fisik ikan tenggiri sangat mendukung kehidupan di laut lepas. Bentuk tubuhnya yang hidrodinamis (seperti torpedo) dirancang untuk menahan arus kuat dan mengejar mangsa pada kecepatan tinggi. Warna tubuhnya yang keperakan seringkali memiliki pola garis atau bintik yang membantu kamuflase di lingkungan laut terbuka. Lebih jauh lagi, fisiologi mereka—termasuk mekanisme osmoregulasi untuk menjaga keseimbangan garam—hanya berfungsi optimal dalam salinitas tinggi.
Di Indonesia, penangkapan ikan tenggiri mayoritas dilakukan di perairan pesisir, zona ekonomi eksklusif, hingga perairan lepas yang kaya akan plankton dan ikan-ikan kecil yang menjadi makanannya. Beberapa lokasi penangkapan tenggiri yang terkenal meliputi perairan Selat Malaka, Laut Jawa, hingga perairan timur Indonesia. Ini semakin memperkuat status mereka sebagai ikan laut (marine fish).
Meskipun jawaban utamanya adalah laut, munculnya kebingungan ini mungkin dipicu oleh beberapa faktor. Pertama, beberapa spesies ikan air tawar besar, seperti beberapa jenis barakuda air tawar (yang secara penampilan mungkin sedikit mirip tenggiri bagi orang awam), bisa menimbulkan kerancuan. Kedua, beberapa istilah lokal di daerah tertentu mungkin secara keliru diterapkan pada spesies lain.
Penting untuk membedakan tenggiri dengan kerabatnya yang mungkin ditemukan di lingkungan estuari (perairan payau). Meskipun beberapa ikan laut dapat mentolerir perairan payau sesekali, ikan tenggiri sejati tidak dapat bertahan hidup dalam jangka waktu lama di air tawar murni (hipotonik). Jika ikan tenggiri ditempatkan di air tawar, sel-sel tubuhnya akan menyerap terlalu banyak air karena gradien osmotik, menyebabkan kegagalan organ dan kematian.
Sebagai ikan laut favorit, tenggiri memiliki nilai gizi yang sangat tinggi. Dagingnya yang padat, gurih, dan minim duri menjadikannya primadona di pasar. Ia kaya akan asam lemak Omega-3, protein berkualitas tinggi, serta vitamin D dan B12. Karena kualitas dagingnya, tenggiri sangat populer diolah menjadi berbagai masakan, mulai dari digoreng kering, dibakar, hingga menjadi bahan utama dalam pembuatan olahan seperti pempek atau bakso ikan premium.
Kebutuhan pasar yang tinggi mendorong kegiatan perikanan yang berkelanjutan. Sayangnya, karena tenggiri adalah perenang cepat dan sering berkumpul dalam gerombolan besar, mereka menjadi target mudah bagi kapal-kapal penangkap ikan komersial. Oleh karena itu, regulasi mengenai ukuran tangkapan minimum dan musim panen sangat penting untuk memastikan populasi ikan tenggiri di lautan tetap lestari untuk generasi mendatang. Memahami habitat aslinya adalah langkah awal dalam mengapresiasi konservasi spesies laut penting ini.
Kesimpulannya, jika Anda menemukan ikan yang biasa disebut "tenggiri" dalam daftar spesies yang ditangkap dari danau atau sungai pedalaman, besar kemungkinan itu adalah spesies ikan lain yang memiliki kemiripan visual, atau terjadi kekeliruan nama lokal. Tenggiri (Mackerel) adalah ikon dari perairan asin samudra.