Mengenal Jenis Akar Pohon Beringin yang Unik

Pohon Beringin (genus Ficus), dikenal juga sebagai Ficus benghalensis atau Ficus religiosa, adalah salah satu jenis pohon tropis yang paling ikonik dan mudah dikenali di Indonesia maupun dunia. Keistimewaan utama pohon ini, yang membedakannya dari banyak pohon lain, terletak pada sistem akarnya yang luar biasa. Akar pohon beringin tidak hanya berfungsi menopang batang yang masif, tetapi juga memiliki fungsi tambahan yang menjadikannya adaptasi evolusioner yang menakjubkan.

Struktur Dasar Akar Pohon Beringin

Secara umum, akar pohon beringin terbagi menjadi dua kategori utama yang bekerja secara sinergis: akar primer yang berada di bawah tanah dan akar adventif yang sering kali terlihat menjuntai dari cabang-cabangnya. Keberhasilan pohon beringin bertahan hidup di berbagai kondisi lingkungan sangat bergantung pada kombinasi kedua jenis akar ini.

Akar Primer (Tertanam) Batang Akar Udara

Representasi skematis jenis akar pohon beringin.

Jenis Akar Pohon Beringin yang Paling Terkenal

1. Akar Penopang (Prop Roots)

Ini adalah jenis akar adventif yang paling mencolok dari pohon beringin, terutama pada spesies seperti Ficus benghalensis. Akar ini tumbuh dari cabang-cabang horizontal pohon, menjuntai ke bawah menuju tanah. Begitu mencapai permukaan tanah, akar-akar ini akan memanjang dan menebal, membentuk struktur mirip tiang atau pilar yang berfungsi sebagai penyangga tambahan bagi cabang pohon yang sangat lebar.

Fungsi utama akar penopang adalah untuk memberikan stabilitas struktural. Pohon beringin terkenal karena memiliki tajuk yang sangat luas, dan tanpa dukungan tambahan ini, cabang-cabang besar tersebut akan patah karena beratnya sendiri atau tertiup angin kencang. Akar penopang inilah yang sering membuat hutan beringin tampak seperti kumpulan pohon yang saling terhubung.

2. Akar Udara (Aerial Roots)

Berbeda dengan akar penopang yang menjadi pilar permanen, akar udara adalah akar yang menggantung di udara tanpa menyentuh tanah. Pada tahap awal pertumbuhannya, akar ini tipis dan berwarna kemerahan atau kekuningan. Akar udara ini bertugas menyerap kelembapan dan nutrisi langsung dari udara, terutama saat pohon tumbuh di habitat yang cenderung kering atau saat akar penopang belum terbentuk sempurna.

Meskipun awalnya berfungsi untuk penyerapan atmosfer, sebagian besar akar udara ini akan berkembang menjadi akar penopang jika mereka berhasil mencapai tanah. Jika tidak mencapai tanah, akar tersebut mungkin akan layu dan gugur, meskipun ada beberapa spesies Ficus yang mempertahankan akar udaranya sebagai elemen estetika.

3. Akar Tunggang dan Akar Lateral (Subterranean Roots)

Sama seperti pohon pada umumnya, beringin juga memiliki sistem akar primer di bawah tanah. Akar tunggang (primary taproot) yang tumbuh lurus ke bawah berfungsi sebagai jangkar utama pohon, memastikan kestabilan vertikal. Sementara itu, akar lateral (secondary roots) menyebar secara horizontal di dekat permukaan tanah.

Akar lateral ini sangat vital dalam penyerapan air dan mineral esensial dari tanah. Ukuran sistem akar bawah tanah pohon beringin bisa sangat luas, seringkali melebihi lebar kanopi daunnya, meskipun sistem akar udara lebih menarik perhatian publik.

Adaptasi dan Ekologi Akar Beringin

Keunikan sistem akar beringin menjadikannya spesies perintis yang tangguh. Kemampuan menumbuhkan akar udara memberikan keuntungan besar di hutan yang kompetitif. Pohon beringin seringkali bersifat hemiepipfit, yang berarti mereka mungkin memulai hidupnya menumpang pada pohon inang lain (misalnya, biji yang terbawa burung dan tumbuh di celah cabang pohon lain). Akar udara mereka kemudian menjulur ke bawah, melilit inang, hingga akhirnya mencapai tanah.

Setelah akarnya mencapai tanah dan menguat, sistem akar udara yang telah menebal dan mengeras akan mulai mencekik dan mengalahkan pohon inangnya, sebuah strategi yang dikenal sebagai "strangler fig". Oleh karena itu, dalam konteks ekologis, akar beringin adalah alat bertahan hidup dan dominasi di lingkungan hutan hujan tropis.

Secara keseluruhan, pohon beringin menampilkan arsitektur akar yang kompleks dan berlapis. Dari jangkar bawah tanah hingga pilar udara yang menopang mahkotanya, setiap jenis akar memiliki peran spesifik yang memastikan raksasa hijau ini dapat tumbuh besar dan berumur panjang.

🏠 Homepage