Gangguan penglihatan sering kali disebabkan oleh ketidakseimbangan pada permukaan mata.
Apa Itu Mata Berkabut dan Berair?
Kondisi mata yang terasa kabur dan disertai dengan produksi air mata berlebih adalah keluhan umum yang dapat sangat mengganggu aktivitas harian. Mata kabut (atau penglihatan buram) menunjukkan adanya gangguan pada kejernihan fokus cahaya yang diterima retina, sementara mata berair (epifora) terjadi ketika produksi air mata melebihi kapasitas drainase normal. Kedua gejala ini seringkali muncul bersamaan dan bisa menjadi indikasi masalah yang mendasarinya.
Banyak orang sering mengabaikan gejala awal ini, menganggapnya hanya sebagai kelelahan mata biasa. Namun, jika gejala ini sering berulang atau semakin parah, penting untuk mengidentifikasi penyebabnya agar penanganan yang tepat bisa dilakukan. Kondisi ini sangat sensitif terhadap lingkungan dan kesehatan umum tubuh.
Penyebab Umum Mata Berkabut dan Berair
Gabungan antara kabut visual dan air mata berlebih bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari iritasi ringan hingga kondisi medis yang memerlukan perhatian serius.
1. Mata Kering Kronis (Dry Eye Syndrome)
Paradoksnya, salah satu penyebab utama mata berair adalah mata kering. Ketika mata kekurangan lubrikasi yang memadai atau kualitas air mata buruk, mata akan merespons dengan memproduksi air mata refleks yang banyak (air mata berair), namun air mata ini biasanya kualitasnya rendah dan tidak melembapkan secara efektif, sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman dan penglihatan kabur sementara.
2. Iritasi Lingkungan dan Alergi
Paparan terhadap alergen seperti debu, serbuk sari, asap, atau bahkan udara kering dari pendingin ruangan dapat memicu peradangan pada konjungtiva. Peradangan ini menyebabkan mata merah, gatal, dan mengeluarkan air mata berlebihan sebagai upaya pertahanan. Penglihatan kabur bisa terjadi karena lapisan air mata yang tidak stabil akibat iritasi tersebut.
3. Infeksi dan Peradangan
- Konjungtivitis (Mata Merah): Baik yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun alergi, konjungtivitis selalu ditandai dengan mata merah, bengkak, dan berair. Jika disebabkan oleh infeksi bakteri, sering disertai kotoran mata yang kental.
- Blefaritis: Peradangan pada kelopak mata dapat mengganggu fungsi kelenjar minyak di tepi mata, yang penting untuk stabilitas lapisan air mata, menyebabkan kabut dan iritasi.
4. Masalah Refraksi dan Kelelahan Mata
Kebutuhan akan kacamata atau lensa kontak yang tidak sesuai (misalnya, minus atau silinder yang bertambah) memaksa mata bekerja ekstra keras untuk fokus. Ketegangan visual yang konstan ini dapat memicu gejala kelelahan, termasuk pandangan yang terasa kabur setelah periode fokus yang lama, dan terkadang disertai mata berair.
5. Komplikasi Lain yang Lebih Serius
Dalam kasus yang jarang terjadi, gejala ini bisa menjadi pertanda kondisi seperti katarak (mengaburkan lensa mata) atau glaukoma sudut tertutup (walaupun lebih sering disertai nyeri hebat dan penurunan penglihatan drastis).
Langkah Penanganan Mandiri dan Kapan Harus ke Dokter
Untuk mengatasi gejala ringan akibat kelelahan atau lingkungan, beberapa langkah sederhana bisa diterapkan:
- Istirahatkan Mata: Terapkan aturan 20-20-20 saat bekerja di depan layar (setiap 20 menit, lihat objek sejauh 20 kaki selama 20 detik).
- Gunakan Pelembap Udara (Humidifier): Ini membantu menjaga kelembapan udara, terutama di ruangan ber-AC.
- Kompres Hangat: Kompres hangat pada mata tertutup selama beberapa menit dapat membantu melancarkan fungsi kelenjar minyak pada kelopak mata.
- Hindari Pemicu: Sebisa mungkin hindari asap rokok, angin kencang langsung, dan polusi.
Segera konsultasikan dengan dokter mata jika air mata berlebih dan penglihatan kabur tidak membaik dalam beberapa hari, disertai dengan nyeri hebat, sensitivitas cahaya yang ekstrem, atau jika Anda melihat lingkaran cahaya (halo) di sekitar lampu. Diagnosis yang tepat sangat krusial untuk memastikan kesehatan mata jangka panjang Anda.