Menjelang hari bahagia pernikahan, prosesi akad nikah adalah inti dari segalanya. Agar momen sakral ini berjalan lancar tanpa hambatan teknis maupun administrasi, persiapan yang matang sangatlah krusial. Persiapan akad nikah seringkali menimbulkan rasa cemas, namun dengan perencanaan terstruktur, semua bisa diatasi dengan tenang.
1. Administrasi Kependudukan dan Keagamaan
Langkah pertama yang wajib dipenuhi adalah memastikan semua dokumen legalitas telah siap. Kelalaian di tahap ini bisa menunda seluruh rangkaian acara.
Surat-Surat Pribadi: Pastikan KTP, Kartu Keluarga, dan Akta Kelahiran kedua mempelai sudah diperbarui dan valid. Fotokopi rangkap dalam keadaan bersih.
Dokumen Keagamaan: Untuk muslim, siapkan bukti lolos manasik (jika ada), surat pengantar nikah dari KUA domisili (jika akad di luar domisili), dan surat keterangan belum menikah dari kelurahan/desa.
Wali Nikah: Konfirmasi kesiapan wali nikah (ayah atau perwakilan sah) dan pastikan semua saksi telah menyatakan kesediaan dan memahami perannya.
Dokumen Tambahan: Jika ada kendala (misalnya duda/janda), siapkan surat keterangan kematian atau surat cerai yang dilegalisir.
Visualisasi checklist persiapan akad
2. Rencana Detail Lokasi dan Waktu Akad
Akad nikah harus tepat waktu. Pastikan lokasi dan logistik telah teruji keandalannya.
Konfirmasi Lokasi: Jika di KUA, pastikan jam operasional dan prosedur yang berlaku. Jika di luar (masjid/gedung), pastikan izin sudah dipegang.
Uji Coba Rute: Khususnya untuk rombongan keluarga inti, lakukan simulasi perjalanan ke lokasi akad pada jam yang sama dengan jadwal pelaksanaan. Kemacetan adalah musuh utama ketepatan waktu.
Penataan Ruang: Tentukan posisi duduk untuk wali, penghulu/ustadz, saksi, dan kedua mempelai. Pastikan ada area yang cukup untuk dokumentasi tanpa mengganggu jalannya prosesi.
Perlengkapan Khusus: Siapkan kotak mahar atau maskawin (pastikan isinya sesuai kesepakatan), buku nikah cadangan (jika diperlukan untuk sesi foto), dan tempat untuk tanda tangan.
3. Persiapan Pakaian dan Penampilan
Penampilan harus rapi dan sesuai dengan adat atau syariat yang diikuti. Hindari pakaian yang terlalu rumit yang bisa menyulitkan saat ijab kabul.
Uji Coba Pakaian: Minimal satu minggu sebelum hari-H, coba seluruh busana pengantin (termasuk riasan dan aksesoris). Ini untuk memastikan tidak ada masalah ukuran atau kenyamanan.
Kenyamanan Pria: Pastikan jas atau pakaian tradisional pria nyaman dipakai berdiri lama, terutama bagian sepatu dan celana.
Kesinambungan Warna: Pastikan warna busana yang dipakai saat akad sudah selaras dengan dekorasi yang telah disiapkan.
4. Koordinasi dengan Pihak Terkait
Akad nikah melibatkan beberapa pihak penting. Komunikasi yang jelas akan meminimalisir kebingungan di hari H.
Penghulu/Ustadz: Konfirmasi ulang jadwal, susunan acara (termasuk durasi khutbah nikah), dan detail tuntunan ijab kabul.
Saksi: Hubungi saksi sehari sebelumnya untuk mengingatkan waktu kedatangan, pastikan mereka membawa identitas diri yang masih berlaku.
Fotografer/Videografer: Berikan brief singkat mengenai momen-momen krusial yang tidak boleh terlewatkan saat ijab kabul berlangsung.
Penerima Tamu Inti: Jika akad dihadiri keluarga besar, tunjuk satu orang koordinator yang bertugas memastikan kelancaran alur keluar masuk keluarga inti.
5. Mental dan Doa
Setelah semua persiapan logistik selesai, menjaga ketenangan batin adalah kunci terakhir. Kegugupan adalah hal wajar, namun mengatasinya dengan persiapan spiritual akan sangat membantu.
Beberapa hari menjelang akad, luangkan waktu untuk beribadah dan berdoa bersama pasangan. Mengingat bahwa akad nikah adalah janji suci di hadapan Allah SWT akan memberikan kekuatan dan ketenangan batin. Jangan terlalu banyak begadang H-1; istirahat yang cukup akan membuat Anda terlihat lebih segar dan fokus saat mengucapkan janji suci.
Dengan perencanaan yang cermat, persiapan akad nikah Anda akan menjadi momen yang sakral, lancar, dan tak terlupakan.