Aqidah (atau Akidah) merupakan fondasi utama dalam agama Islam. Secara etimologis, kata ini berasal dari bahasa Arab yang berarti mengikat, menguatkan, atau meyakini. Dalam konteks keislaman, aqidah merujuk pada seperangkat kepercayaan atau keyakinan yang harus dipegang teguh oleh seorang Muslim tanpa keraguan sedikit pun. Keabsahan seluruh amalan seorang hamba sangat bergantung pada kebenaran aqidahnya.
Memahami aqidah yang benar adalah langkah pertama dan terpenting. Jika landasan keyakinan sudah kokoh, maka cabang-cabang ilmu lain seperti fiqih (hukum praktis) dan akhlak (moralitas) akan berdiri di atas pijakan yang kuat. Namun, dalam proses pembelajaran, wajar jika muncul berbagai pertanyaan yang kompleks dan mendalam.
Pertanyaan seputar aqidah muncul karena adanya keragaman pemikiran, tantangan zaman, atau kehausan spiritual untuk benar-benar yakin. Islam telah menyediakan kerangka aqidah yang baku, yaitu enam pilar keimanan (Rukun Iman). Setiap keraguan atau pertanyaan yang muncul seharusnya dikembalikan pada sumber utama: Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Beberapa pertanyaan yang sering diajukan oleh pencari kebenaran meliputi: Apakah saya benar-benar beriman kepada takdir? Bagaimana menjelaskan konsep tauhid dalam menghadapi sains modern? Apa hakikat dari hari akhir? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini memerlukan jawaban yang lugas, berdasarkan dalil, dan mudah dipahami.
Ini adalah inti dari seluruh aqidah. Pertanyaan sering berkisar pada bagaimana kita memahami sifat-sifat Allah (Asma'ul Husna) dan bagaimana menegaskan bahwa Allah Maha Esa (Tauhid Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma wa Shifat). Kekeliruan dalam memahami tauhid dapat menjerumuskan seseorang pada kesyirikan, baik yang terang-terangan maupun tersembunyi.
Malaikat adalah makhluk gaib yang menjalankan perintah Allah. Pertanyaan muncul tentang bagaimana peran mereka dalam kehidupan sehari-hari dan apa batasan pengetahuan kita tentang mereka, mengingat sifat mereka yang tidak dapat kita lihat secara langsung.
Selain Al-Qur'an, kita juga beriman pada Taurat, Zabur, dan Injil sebagai wahyu yang diturunkan sebelumnya. Tantangannya adalah menjelaskan posisi Al-Qur'an sebagai penyempurna dan penjaga keaslian risalah sebelumnya.
Nabi Muhammad SAW adalah penutup para nabi. Pertanyaan bisa mengenai mukjizat yang mereka bawa, atau perbedaan status antara seorang nabi dan rasul.
Tanda-tanda kiamat, proses hisab (perhitungan amal), dan konsep surga serta neraka adalah topik yang sarat akan pertanyaan karena melibatkan hal yang belum kita saksikan.
Inilah salah satu topik paling filosofis. Bagaimana konsep kehendak bebas manusia (ikhtiar) bisa sejalan dengan ilmu Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu sebelum terjadi? Jawaban yang tepat harus menyeimbangkan antara kepastian ilmu Allah dan tanggung jawab manusia atas perbuatannya.
Ketika pertanyaan muncul, penting untuk tidak terburu-buru mengambil kesimpulan dari sumber yang tidak terpercaya. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperkuat aqidah meliputi:
Memperkuat aqidah adalah proses berkelanjutan seumur hidup. Dengan semangat bertanya yang didasari keinginan untuk benar, seorang Muslim akan semakin mendekatkan diri pada kebenaran sejati yang dibawa oleh syariat Islam.