Ilustrasi visual perbedaan Qurban dan Aqiqah.
Dalam ajaran Islam, ibadah yang melibatkan penyembelihan hewan memiliki kedudukan yang mulia. Namun, seringkali terjadi kebingungan antara dua ibadah besar ini: Qurban (atau Idul Adha) dan Aqiqah. Meskipun keduanya melibatkan penumpahan darah hewan sebagai bentuk syukur dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, tujuan, waktu, dan hukum pelaksanaannya memiliki perbedaan signifikan yang perlu dipahami oleh setiap Muslim.
Membedakan keduanya sangat penting agar ibadah yang kita tunaikan sah sesuai dengan syariat dan membawa keberkahan yang diharapkan.
Qurban secara bahasa berarti mendekat. Dalam konteks syariat, Qurban adalah ritual penyembelihan hewan ternak tertentu—sapi, kambing, domba, atau unta—yang dilakukan pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Ibadah ini memiliki landasan hukum yang sangat kuat, yaitu Sunnah Muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi yang mampu, bahkan sebagian ulama mewajibkannya.
Tujuan utama Qurban adalah meneladani ketaatan Nabi Ibrahim AS beserta putranya Nabi Ismail AS dalam menjalankan perintah Allah. Qurban secara spesifik dilaksanakan pada hari raya besar Islam, yaitu Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah) dan hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
Hewan Qurban harus memenuhi syarat usia dan kesehatan tertentu. Dagingnya kemudian dibagikan kepada fakir miskin, kerabat, tetangga, dan sebagian boleh dikonsumsi oleh yang berqurban.
Berbeda dengan Qurban, Aqiqah secara bahasa berarti rambut bayi yang baru lahir. Aqiqah adalah bentuk rasa syukur umat Islam atas karunia kelahiran seorang anak, baik laki-laki maupun perempuan. Hukum Aqiqah menurut mayoritas ulama adalah Sunnah Muakkad.
Pelaksanaan Aqiqah jauh lebih fleksibel dibandingkan Qurban. Waktu idealnya adalah pada hari ketujuh setelah kelahiran, meskipun boleh dilakukan di kemudian hari jika ada kendala. Jumlah hewan yang disembelih untuk Aqiqah memiliki ketetapan yang berbeda:
Daging hasil Aqiqah biasanya dimasak terlebih dahulu (terkadang disajikan sebagai hidangan syukuran) dan dibagikan kepada kerabat, tetangga, dan kaum dhuafa. Aqiqah merupakan bentuk pengorbanan yang dilakukan atas nama anugerah kehidupan baru.
Agar pemahaman menjadi lebih jelas, berikut adalah ringkasan perbedaan fundamental antara Qurban dan Aqiqah:
| Aspek | Qurban | Aqiqah |
|---|---|---|
| Tujuan Utama | Meneladani ketaatan Nabi Ibrahim, Hari Raya Idul Adha. | Syukur atas kelahiran anak. |
| Waktu Pelaksanaan | 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. | Idealnya hari ke-7 kelahiran anak. |
| Jumlah Hewan (Kambing) | Minimal 1 ekor untuk individu. | 1 ekor (perempuan) atau 2 ekor (laki-laki). |
| Hukum | Sunnah Muakkad (hampir wajib bagi yang mampu). | Sunnah Muakkad. |
Pertanyaan "Qurban atau Aqiqah" sering muncul ketika seseorang memiliki kemampuan finansial di waktu yang bersamaan. Jawabannya bergantung pada momentum dan status kewajiban:
Pada dasarnya, kedua ibadah ini adalah amalan kebaikan yang berbeda wadah. Jika keduanya mampu dilakukan, maka seorang Muslim dianjurkan untuk menunaikan keduanya secara terpisah untuk mendapatkan pahala dari dua ibadah yang berbeda pula. Namun, jika keterbatasan dana hanya memungkinkan satu, maka kita harus melihat mana yang memiliki kekhususan waktu yang sedang terjadi.
Memahami perbedaan antara Qurban dan Aqiqah memastikan bahwa niat kita lurus, ibadah kita sempurna, dan keberkahan dari pengorbanan tersebut dapat kita rasakan secara maksimal.