Aqiqah adalah salah satu sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) dalam Islam yang dilaksanakan sebagai bentuk syukur atas kelahiran seorang anak. Pelaksanaan aqiqah memiliki tata cara dan ketentuan spesifik yang perlu diperhatikan agar sesuai dengan syariat. Memahami ketentuan-ketentuan ini penting bagi setiap muslim yang dikaruniai buah hati.
Hukum aqiqah menurut mayoritas ulama adalah sunnah muakkadah. Artinya, sangat dianjurkan untuk dilaksanakan, meskipun tidak sampai pada tingkat wajib. Meninggalkannya tanpa uzur sangat disayangkan, sementara melaksanakannya adalah bentuk ketaatan dan rasa syukur kepada Allah SWT.
Waktu ideal pelaksanaan aqiqah adalah pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi. Meskipun demikian, terdapat kelonggaran waktu:
Jumlah hewan yang disembelih saat aqiqah berbeda antara anak laki-laki dan anak perempuan, merujuk pada hadis Nabi Muhammad SAW:
Perbedaan jumlah ini menunjukkan kemurahan syariat, namun jika memilih jumlah yang sama (dua ekor untuk laki-laki dan satu ekor untuk perempuan) maka itu adalah yang paling sesuai dengan tuntunan.
Hewan yang digunakan untuk aqiqah harus memenuhi syarat yang sama dengan hewan kurban Idul Adha. Jika syarat ini tidak terpenuhi, maka hukum aqiqah tetap sah namun pahala kesempurnaan sunnahnya mungkin berkurang. Syarat-syarat tersebut meliputi:
Pastikan hewan yang dipilih adalah hewan yang sehat dan layak untuk disembelih.
Setelah hewan disembelih, daging aqiqah dapat didistribusikan dengan berbagai cara. Islam memberikan keluwesan dalam pembagian ini, namun terdapat panduan yang populer:
Daging hasil sembelihan aqiqah biasanya dibagi menjadi tiga bagian utama:
Ada juga pendapat yang lebih menekankan agar sebagian besar daging disedekahkan. Yang terpenting adalah memastikan ada unsur berbagi dan bersyukur kepada Allah melalui pemberian daging tersebut. Berbeda dengan kurban Idul Adha, mayoritas ulama membolehkan menjual kulit hasil sembelihan aqiqah, meskipun lebih baik jika kulit tersebut disedekahkan juga.
Sama seperti ibadah qurban, niat yang tulus sangat penting saat menyembelih hewan aqiqah. Penyembelihan harus dilakukan oleh seorang Muslim yang mampu dan mengucapkan takbir (Allahu Akbar) saat proses penyembelihan. Sebelum menyembelih, dianjurkan untuk berdoa memohon kepada Allah agar penyembelihan ini diterima sebagai bentuk ketaatan atas kelahiran anak.
Doa yang dibaca ketika menyembelih biasanya mencakup penyebutan nama anak yang diaqiqahi, memohon keberkahan baginya. Misalnya, saat menyembelih untuk anak laki-laki, seorang muslim akan berniat: "Bismillahi, Allahumma haadzihi 'aqiqatu 'an ghulaami (fidaanahu/syukur atas kelahiran) fulan..."
Secara keseluruhan, ketentuan aqiqah menekankan pada rasa syukur, mengikuti sunnah Rasulullah SAW, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama melalui hewan ternak yang sehat dan memenuhi syarat. Pelaksanaan yang benar akan menjadi kenangan indah dan sarana mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.