Panduan Lengkap: Susunan Acara Aqiqah Menurut Islam

Aqiqah merupakan salah satu sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) dalam agama Islam, yang dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran seorang anak. Pelaksanaan aqiqah memiliki tata cara dan urutan yang dianjurkan agar sesuai dengan tuntunan syariat. Memahami susunan acara aqiqah menurut Islam sangat penting bagi orang tua yang ingin menyempurnakan ibadah ini.

Syukur Kelahiran Ibadah Aqiqah

Visualisasi simbolis perayaan kelahiran.

Waktu Ideal Pelaksanaan Aqiqah

Sebelum membahas detail susunan acara, penting untuk mengetahui kapan waktu terbaik melaksanakan aqiqah. Mayoritas ulama sepakat bahwa waktu terbaik untuk melaksanakan aqiqah adalah pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi. Jika karena suatu hal tidak dapat dilaksanakan pada hari ketujuh, maka boleh dilakukan pada hari keempat belas, atau hari kedua puluh satu. Melaksanakan setelah hari-hari tersebut tetap diperbolehkan, namun keutamaannya akan berkurang.

Rukun Utama dalam Aqiqah

Secara umum, pelaksanaan aqiqah melibatkan tiga komponen utama yang harus dipersiapkan:

Susunan Acara Aqiqah yang Dianjurkan

Meskipun inti dari aqiqah adalah penyembelihan dan pembagian daging, banyak keluarga muslim menambahkan rangkaian acara sebagai bentuk syiar dan silaturahmi. Berikut adalah susunan acara aqiqah menurut Islam yang umum dilakukan:

1. Persiapan Sebelum Acara

Persiapan ini biasanya dimulai jauh sebelum hari H, meliputi:

2. Pembacaan Tahlil dan Doa Selamat (Opsional namun Dianjurkan)

Pada hari pelaksanaan, seringkali diawali dengan acara kumpul bersama keluarga dan kerabat dekat:

  1. Pembukaan: Pembukaan acara biasanya oleh MC atau tokoh setempat.
  2. Pembacaan Ayat Suci Al-Qur'an: Mengalunkan ayat-ayat suci sebagai pembuka majelis yang penuh berkah.
  3. Tahlil dan Dzikir: Membaca kalimat tauhid dan berdzikir memohon rahmat Allah.
  4. Pemberian Nasihat Keagamaan Singkat: Ustadz atau pemuka agama memberikan pencerahan tentang pentingnya bersyukur dan mendidik anak sesuai ajaran Islam.

3. Prosesi Inti: Doa dan Pencukuran Rambut Bayi

Ini adalah momen penting yang khusus untuk sang bayi:

  1. Doa Khusus untuk Anak: Kedua orang tua atau imam masjid/ustadz memanjatkan doa terbaik agar anak menjadi saleh/salehah, sehat, dan bermanfaat bagi sesama.
  2. Tahnik: Mengoleskan makanan manis alami (seperti kurma) ke langit-langit mulut bayi. Ini sunnah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
  3. Pencukuran Rambut (Aqiqah Rambut): Rambut bayi yang baru lahir dicukur hingga bersih. Berat rambut yang dicukur kemudian ditimbang dan disetarakan dengan perak atau emas yang akan disedekahkan.

4. Prosesi Pembagian Daging

Daging hasil sembelihan tidak dimasak seluruhnya untuk acara syukuran (walaupun boleh dimasak untuk jamuan). Pembagian utamanya harus mengacu pada sunnah:

Pembagian Daging Aqiqah yang Disunnahkan:
  • Daging dibagi menjadi tiga bagian: Sepertiga untuk fakir miskin, sepertiga untuk keluarga/kerabat yang membutuhkan, dan sepertiga untuk dibagikan kepada tetangga atau disajikan dalam acara walimah (syukuran).
  • Daging lebih diutamakan dibagikan dalam keadaan mentah, namun boleh juga dalam keadaan matang (masak) saat dibagikan kepada tetangga sebagai bentuk jamuan.

Hikmah di Balik Urutan Acara

Setiap tahapan dalam susunan acara aqiqah menurut Islam mengandung hikmah yang mendalam. Dimulai dengan ibadah penyembelihan sebagai bentuk penyerahan diri kepada Allah, dilanjutkan dengan doa bersama yang melibatkan komunitas (umat Islam), hingga berbagi rezeki melalui daging kurban. Ini mengajarkan bahwa kelahiran seorang anak adalah tanggung jawab komunal yang harus disambut dengan rasa syukur yang tulus dan diiringi harapan baik melalui doa.

Dengan mengikuti urutan acara yang dianjurkan ini, harapan orang tua adalah agar keberkahan senantiasa menyertai kehidupan sang buah hati sejak hari-hari pertamanya di dunia. Memastikan semua aspek, mulai dari niat hingga distribusi daging, terlaksana dengan benar adalah kunci utama diterimanya ibadah aqiqah ini di sisi Allah SWT.

🏠 Homepage