Ilustrasi visual air mata yang tidak biasa.
Air mata adalah cairan alami yang berfungsi menjaga kelembapan mata, melindunginya dari kotoran, dan bahkan menjadi indikator emosi kita. Normalnya, air mata memiliki rasa asin yang samar, namun jarang sekali kita mendengar tentang air mata yang mengeluarkan bau tidak sedap. Fenomena air mata bau, meskipun tergolong langka, menimbulkan pertanyaan besar: apa yang menyebabkannya dan apakah ini merupakan tanda bahaya?
Untuk memahami mengapa air mata bisa berbau, kita harus terlebih dahulu melihat komposisi dasar air mata. Air mata terutama terdiri dari air (98%), elektrolit seperti natrium klorida (garam), minyak (lipid), dan protein. Bau biasanya disebabkan oleh senyawa organik yang mudah menguap. Ketika air mata berbau, ini menunjukkan adanya kontaminasi atau masalah internal yang memengaruhi keseimbangan kimiawi cairan tersebut.
Ada beberapa kondisi yang dapat dikaitkan dengan perubahan bau pada sekresi mata. Salah satu penyebab paling umum adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar minyak di sekitar mata, dikenal sebagai kelenjar Meibom. Kelenjar ini memproduksi lapisan minyak yang penting untuk mencegah air mata cepat menguap.
Ketika kelenjar Meibom tersumbat atau meradang—suatu kondisi yang sering disebut Blefaritis—bakteri dapat berkembang biak di area tersebut. Produk sampingan metabolisme bakteri ini, yang seringkali mengandung senyawa belerang atau lemak terdegradasi, dapat bercampur dengan air mata, menghasilkan bau yang khas, sering digambarkan seperti bau amis, asam, atau bahkan seperti telur busuk.
Selain itu, gangguan pada saluran air mata (nasolakrimal duktus) juga dapat berperan. Jika saluran ini tersumbat, sekresi mata yang terperangkap di dalamnya dapat membusuk atau menjadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme anaerob, yang kemudian menyebabkan bau saat cairan tersebut keluar bersamaan dengan tangisan.
Faktor kebersihan memegang peranan penting dalam kasus air mata bau. Mata kita adalah lingkungan yang lembap, dan jika kita sering menyentuh mata dengan tangan yang kotor, atau jika kosmetik mata (seperti maskara atau eyeliner) sudah kadaluwarsa, kita berisiko memasukkan bakteri atau jamur ke dalam sistem lakrimal. Ketika tangisan terjadi, bakteri atau produk sampingan mereka yang berada di permukaan mata atau kelopak mata ikut terbawa, menciptakan persepsi bau.
Beberapa laporan kasus juga menyoroti hubungan antara air mata bau dan kondisi mata kering yang parah. Meskipun terdengar kontradiktif, mata kering kronis dapat mengganggu lapisan lipid air mata, membuat air mata menjadi tidak stabil dan lebih rentan terhadap kolonisasi bakteri oportunistik. Air mata yang lebih kental dan kurang berkualitas ini lebih mudah menjadi media pertumbuhan.
Jika Anda sesekali mengalami bau samar setelah menangis karena emosi yang kuat, itu mungkin bukan hal yang perlu dikhawatirkan asalkan gejalanya hilang dengan cepat. Namun, jika air mata berbau disertai dengan gejala lain, tindakan medis segera diperlukan. Gejala yang perlu diwaspadai meliputi:
Dokter mata biasanya akan memeriksa kesehatan kelopak mata, menguji kualitas air mata, dan mungkin mengambil sampel sekresi jika dicurigai adanya infeksi bakteri atau jamur yang spesifik. Pengobatan seringkali berfokus pada pembersihan kelopak mata secara teratur, penggunaan kompres hangat, atau, dalam kasus infeksi yang jelas, penggunaan tetes mata antibiotik atau anti-inflamasi.
Pada akhirnya, air mata bau adalah sinyal bahwa ada ketidakseimbangan pada sistem perlindungan mata Anda. Menjaga kebersihan mata dan memastikan kelopak mata sehat adalah langkah pencegahan terbaik untuk menjaga agar air mata Anda tetap jernih dan tidak berbau.